id
Juli 18, 2024

Day

Enam mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam tim Kawani Cihud berhasil menjuarai kompetisi internasional Impact Pitch Solution yang diselenggarakan oleh Indonesia Energy Innovation Challenge (IEIC). Priscilla Tiffany (FTUI 2021), Ghazi Achmad Dzulfikar (FTUI 2021), Paskasius Andrew Nandya Pradanantyo Soeradji (FTUI 2021), Muhammad Farid Gunawan (FTUI 2021), Ahmad Mufid Dhiya’udin (FMIPA 2021), dan Ahmad Yasri Zaenuri (FIA 2021) tergabung dalam tim Kawani Cihud. Mereka berhasil menyingkirkan 50 peserta lain pada kompetisi ini dan meraih Juara 1 berkat proyek yang berjudul Innovation of Micro Hydro Power Plant (MHPP) and Marketability Analysis to Enhance Renewable Energy Adoption: Improvement by Utilizing Head and Water Flow Optimization as Solution for Topography and Weather Fluctuation for Hydropower Implementation. Tim Kawani Cihud melihat besarnya potensi hydropower yang dimiliki Indonesia. Potensi tersebut banyak terkandung pada sungai-sungai Indonesia, akan tetapi dikarenakan ukuran sungai-sungai tersebut tidak terlalu besar, potensi tersebut hanya cukup untuk diimplementasikan pada micro hydro power plant atau MHPP. Priscilla mengatakan, “MHPP lebih cocok untuk diterapkan di sungai-sungai ukuran kecil-sedang di Indonesia dengan tipe run-off river. Akan tetapi, saat ini pemanfaatan MHPP di Indonesia baru mencapai 46,12 MW.” Manfaat MHPP untuk masyarakat adalah menyediakan akses listrik off-grid yang terjangkau ke daerah-daerah terpencil, meningkatkan taraf hidup masyarakat terpencil, meningkatkan perekonomian warga sekitar sungai, dan pembukaan lapangan kerja baru dengan keterlibatan masyarakat dalam pembangunannya. “Tim kami merancang pembaruan sistem dari micro hydro power plant (MHPP) yang ada saat ini dengan menambahkan beberapa fitur atau unit tambahan. Kami menambahkan bar screen dengan sedikit modifikasi aliran guna menyisihkan sampah dan menghindari biota perairan masuk ke sistem MHPP dan menyebabkan kematian biota air,” ujar Priscilla. Priscilla melanjutkan, “Inovasi kami fokus pada penerapan sistem ram pump untuk meningkatkan head dan energi potensial air sebagai sumber energi. Kami juga menggunakan pneumatic cylinder yang tersambung dengan adjustable funnel sebelum aliran air masuk ke powerhouse dan mengenai turbin. Penambahan ini yang dapat ditambahkan pada instalasi MHPP yang telah terpasang sebelumnya tanpa perlu dibongkar ulang. Modifikasi ini menawarkan hasil yang lebih baik dan lebih efisien dari segi biaya waktu.” Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., memberikan apresiasinya, “Inisiatif ini memanfaatkan potensi besar sungai-sungai di Indonesia yang beragam dan melimpah, yang selama ini belum sepenuhnya dioptimalkan. Dengan mengatasi tantangan topografi dan fluktuasi cuaca, proyek ini mampu meningkatkan efisiensi pembangkit listrik mikrohidro secara signifikan. Inovasi ini tidak hanya mendukung penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan, tetapi juga menawarkan solusi praktis untuk pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Saya yakin bahwa inovasi ini akan memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan adopsi energi terbarukan di Indonesia.”
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Spesialis (Sp1) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Karina Sonata Miguna, berhasil meraih Juara 1 kategori Best Oral Presentation pada ajang bergengsi 20th Asian Society of Pediatric Anesthesiologists (ASPA) Conference 2024 yang diadakan tanggal 11-14 Juli 2024 di Borneo Convention Center, Kuching, Malaysia. 20th ASPA Conference 2024 adalah kegiatan ilmiah tahunan yang mempertemukan ahli anestesi pediatrik dari berbagai negara di dunia. Konferensi ini bertujuan untuk membahas perkembangan terbaru dalam bidang anestesi pediatrik, berbagi pengetahuan dan pengalaman klinis, serta mempromosikan penelitian dan kolaborasi antar profesional. Judul penelitian yang dibawakan dr. Karina dalam kompetisi ini adalah “Pediatric Difficult Airway Management Simulation Course: Initiation to Pediatric Difficult Airway Response Team Program.” Karya yang merupakan hasil penelitian tesis yang dilakukan oleh dr. Karina dalam prosesnya menjalani pendidikan PPDS di FKUI. Dalam paparannya dr. Karina menjelaskan bahwa menurut data insidensi yang dikumpulkan oleh sebuah institusi di Eropa, angka kejadian kasus sulit jalan napas pada anak sebenarnya relatif rendah (<10%). Namun jika terjadi, dapat berakibat fatal dengan angka mortalitas yang tinggi. Kasus medis yang kompleks ini memerlukan interaksi interprofesional yang menantang dalam proses pengambilan keputusan medis. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dengan kurikulum terstruktur untuk menyamakan persepsi dan tujuan dalam menangani jalan napas sulit pada pasien anak. “Kurikulum pendidikan klinis yang baik tidak hanya mementingkan kemampuan teknis tetapi juga kemampuan non-teknis dengan pendekatan multidisiplin, sehingga peserta didik dapat berpikir kritis dalam menghadapi suatu kasus. Oleh karena itulah, diputuskan untuk melakukan pelatihan berbasis simulasi agar peserta dapat merasakan kondisi klinis nyata dan mengurangi rasa tidak siap saat menghadapi kondisi sebenarnya di lapangan,” ujar dr. Karina. Lebih lanjut dr. Karina menjelaskan dalam penyusunan kurikulum ini, ia melakukan konsultasi pada senter pendidikan internasional di Kanada yang sudah terlebih dahulu melaksanakan pelatihan tatalaksana jalan napas sulit pada pasien anak. “Kurikulum tersebut disesuaikan dengan kondisi pengajaran di FKUI-RSCM, dibuat modul pengajaran dan daftar tilik penilaian dalam pelatihan, kemudian dilaksanakan pelatihan dengan peserta PPDS yang berasal dari Program Studi (Prodi) Sp1 Anestesiologi dan Terapi Intensif, Prodi Sp1 Kesehatan Anak, dan Prodi Sp1 Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) dengan pre-post experimental study di Klaster Simulation Based Medical Education and Research (SIMUBEAR) IMERI-FKUI. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar satu tahun sejak penyusunan kerangka masalah hingga akhir pelaksanaan penelitian,” jelas dr. Karina. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Intervensi berupa kurikulum pelatihan berbasis simulasi yang diberikan kepada peserta penelitian menunjukkan hasil yang sangat baik. Peserta pelatihan menunjukkan peningkatan dalam hal kognitif dan keterampilan, baik teknis maupun non-teknis, setelah menjalani proses pelatihan. Dokter Karina mengungkapkan perasaan bangganya bisa membawa nama baik FKUI khususnya Departemen Anestesi dan Terapi Intensif ke kancah internasional dan mempublikasikan hal baik yang telah dilakukan di pusat pendidikan di Indonesia. Dalam menyusun penelitian ini, dr. Karina banyak dibantu dan dibimbing oleh staf pengajar FKUI  yang berasal dari Departemen Anestesi dan Terapi Intensif, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, dan Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL. “Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. dr. Andi Ade Wijaya Ramlan, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Raihanita Zahra, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Christopher Kapuangan, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Niken Wahyu Puspaningtyas, Sp.A(K); dr. Anas Alatas, Sp.An-TI, Subsp-AKV(K); serta Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp.THT-KL(K) atas bimbingannya dalam proses penyusunan kurikulum hingga penelitian ini selesai. Berkat dukungan mereka pelatihan ini tidak hanya sebatas penelitian, tetapi juga membawa dampak nyata pada peningkatan kualitas pelayanan, khususnya bagi pasien anak dengan kasus jalan napas sulit.” Selanjutnya dr. Karina berharap penelitian yang telah dilakukannya ini tidak berhenti di sini, tetapi dapat berlanjut dan membentuk tim Pediatric Difficult Airway yang berkualitas dan siap untuk memberikan pelayanan terbaiknya pada pasien. ‘Semoga modul dan kurikulum yang telah disusun dalam penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut untuk proses pengajaran dan pelatihan dalam menangani pasien pediatrik dengan jalan napas sulit,” tutur dr. Karina. Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, turut mengapresiasi capaian prestasi ini. “Alhamdulillah, FKUI kembali menambah jumlah prestasi di kancah internasional baik oleh staf maupun mahasiswanya. Selamat untuk dr. Karina telah turut membanggakan prodi dan Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Dalam situasi gawat darurat seperti sulit jalan napas anak, memang bukan hanya kemampuan teknis yang dibutuhkan melainkan juga kemampuan non-teknis bekerja sebagai tim menjadi sangat penting. Kemampuan non-teknis ini yang masih seringkali dikesampingkan. Semoga inovasi kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kita dan juga mendorong semangat teman-teman lainnya untuk terus berinovasi,” tutur Prof. Ari.

Lima mahasiswa dari Program Studi Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), yang tergabung dalam Tim TSUSI (Tsunami Terintegrasi) raih prestasi membanggakan pada kompetisi ilmu kebumian internasional. Kelimanya yakni M. Badhar Gibran, Abigail Priskila, Marlina Tjendra, Rifqy Fadhillah Maulana, dan Salsa Bila Putri Maharani meraih juara 1 Youth Program Competition yang digelar pada Senin (1/7/2024), di Politeknik Banyuwangi, Jawa Timur. Simbolik hadiah kepada Tim TSUSI diserahkan secara langsung oleh Bupati Banyuwangi Ibu Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, dalam acara The 5th International Geotourism Festival.
Penyerahan hadiah secara simbolik oleh Bupati Banyuwangi (Ibu Ipuk Fiestiandani Azwar Anas) kepada perwakilan Tim TSUSI (Marlina Marlina Tjendra)
Youth Program Competition merupakan rangkaian pra-kegiatan dari The 5th Geotourism Festival & International Conference 2024, yang berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Kompetisi ini diikuti oleh 160 peserta yang tidak hanya berasal dari Universitas di Indonesia, namun juga perwakilan dari Universitas di Malaysia dan Prancis. Tim di bawah bimbingan Twin Hosea W. Kristyanto, M.T. staf pengajar di Prodi Geologi ini, merancang inovasi revolusioner guna memperkuat mitigasi dan penanggulangan bencana, khususnya tsunami vulkanik. Rancangan inovasi tersebut berjudul “Skema Sistem Pemantauan Tsunami Vulkanik Terpadu Gunung Api Krakatau untuk Mitigasi Bencana di Wilayah Geowisata: Sebuah Usulan”. “Ide rancangan ini bermula dari melihat kondisi salah satu geopark yang ada di Indonesia, yaitu Geopark Ujung Kulon di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Geopark ini berpotensi besar mengalami tsunami vulkanik yang disebabkan oleh Gunung Anak Krakatau,” ujar ketua tim, M. Badhar Gibran menjelaskan latar belakang gagasan. Gunung Api Krakatau dan Geopark Ujung Kulon merupakan dua kawasan yang saling berhubungan satu sama lain. Secara geografis, Geopark Ujung Kulon merupakan wilayah yang terletak di sebelah barat laut Krakatau, sehingga memungkinkan pengaruh langsung dari letusan dan aktivitas vulkanik yang terjadi di Krakatau. Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya endapan hasil tsunami vulkanik di daerah Geopark Ujung Kulon. Keterkaitan antara Gunung Krakatau dan Geopark Ujung Kulon menunjukkan pentingnya memahami dan merencanakan mitigasi bencana tsunami vulkanik yang mungkin akan terjadi kembali. Untuk itu, diperlukan skema baru sistem pemantauan tsunami vulkanik terpadu Gunung Api Krakatau. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan dalam membuat skema baru tersebut adalah penginderaan jauh, yaitu dengan membuat peta identifikasi kerawanan bencana yang akan dipadukan dengan data kondisi batimetri dan persebaran arah aliran lahar untuk membuktikan asumsi bahwa Geopark Ujung Kulon rawan terhadap tsunami dan/atau tsunami vulkanik. “Dibutuhkan pengembangan sistem pemantauan tsunami vulkanik, di Gunung Krakatau, yang lebih komprehensif. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan sistem pemantauan tsunami vulkanik yang terpadu,” ujarnya.
Penelitian ini menggunakan metode pemantauan dengan memanfaatkan 6 parameter yang akan menghasilkan 3 peta zona kerawanan, yaitu: peta batimetri yang berasal dari data kondisi batimetri, peta aliran lahar yang berasal dari data persebaran arah aliran lahar, dan peta zona rawan tsunami yang berasal dari data kemiringan lereng, ketinggian, jarak dari sungai, dan garis pantai. Hasil penelitian tersebut kemudian melahirkan suatu gagasan skema pemantauan bahaya tsunami vulkanik Gunung Krakatau, yang diharapkan dapat menjadi upaya preservasi Geopark Ujung Kulon. Selanjutnya, dilakukan pula pengolahan data penginderaan jauh untuk menghasilkan peta batimetri, persebaran arah aliran, dan zona rawan tsunami. Data kemiringan lereng, ketinggian, jarak dari sungai, dan garis pantai kemudian dimodelkan menggunakan pendekatan AHP dan menghasilkan peta yang menampilkan rentang zona potensi rawan tsunami yang terdiri dari zona sangat rawan, rawan, dan tidak rawan. Berdasarkan peta tersebut, zona dengan potensi rawan tsunami kemudian diberikan rekomendasi mitigasi bencana. Sementara itu, wilayah dengan tingkat potensi tsunami rendah, dikumpulkan ke dalam satu basis data kebencanaan (database). Skema tersebut kemudian diujicobakan di wilayah Gunung Krakatau dan Geopark Ujung Kulon yang kemudian menghasilkan peta kerawanan bahaya tsunami dilengkapi dengan informasi hasil pemantauan dari setiap parameter. Skema pemantauan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dapat memperkuat mitigasi dan penanggulangan bencana tsunami vulkanik di Gunung Api Krakatau dan upaya mitigasi bencana tsunami di kawasan Geopark Ujung Kulon. Prof. Dede Djuhana, Ph.D., Dekan FMIPA UI, memberikan apresiasi atas pencapaian Tim TSUSI. Beliau menekankan bahwa inovasi yang diperkenalkan oleh Tim TSUSI tidak hanya berfokus pada meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, tetapi juga menunjukkan pentingnya integrasi antara teknologi pemantauan terkini dengan upaya konservasi di kawasan geowisata. “Inovasi Pemantauan Tsunami Vulkanik Terpadu tim TSUSI ini tidak hanya memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat maupun wisatawan di kawasan Geopark Ujung Kulon, melalui upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Namun sekaligus menunjukkan komitmen kami di FMIPA UI, untuk menggabungkan keunggulan teknologi, dengan pemahaman ilmiah yang mendalam tentang pentingnya aspek keselamatan, dan pelestarian lingkungan dalam konteks geowisata,” ujar Prof. Dede. Apresiasi dari Prof. Dede Djuhana ini juga menggarisbawahi betapa pentingnya kolaborasi antara ilmu pengetahuan alam dan teknologi untuk menghasilkan solusi yang holistik dalam menghadapi tantangan bencana serta memajukan bidang geowisata secara berkelanjutan.
Tim Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang terdiri dari Muhammad Dzaky Abdillah (FKUI 2021) dan Richie Jonathan Djiu (FKUI 2021) berhasil meraih Juara Pertama dalam ajang kompetisi nasional Olimpiade Kedokteran Medical Sebelas Maret Scientific Competition (MEDSMOTION) 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Kastrat de Genesskunde, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tanggal 12-14 Juli 2024. Tema MEDSMOTION tahun ini adalah “Establishing a High Level Strategy in Managing Cardiovascular Problems to Build Holistic Awareness of Society”. Selain olimpiade kedokteran, MEDSMOTION juga mengadakan lomba poster publik, esai ilmiah, video edukasi, dan literatur review yang seluruhnya diikuti oleh 900 peserta dari 64 universitas di seluruh Indonesia. Kompetisi ini terdiri dari dua tahapan seleksi yaitu babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan diselenggarakan secara daring, sedangkan babak final diadakan secara luring di kampus Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari tiga sesi yaitu, ujian praktikum di Laboratorium Anatomi, sesi 6 pos dengan soal tipe mudah, sedang, dan sulit, serta yang terakhir adalah sesi merebut pertanyaan yang menguji kecepatan dan ketepatan dalam menjawab. Muhammad Dzaky Abdillah mengatakan salah satu tantangan terberat dalam kompetisi ini adalah luasnya dan tingkat kesulitan materi yang sulit bagi mahasiswa preklinik, terutama dalam bidang anatomi, embriologi, dan fisiologi yang banyak membahas mengenai penyakit kongenital pada sistem kardiovaskular. “Tetapi kami mampu mengatasi tantangan tersebut dengan terus berdoa, membaca, dan mempelajari materi yang menjadi ruang lingkup kompetisi ini ditengah kesibukan kami sebagai mahasiswa,” ujar Dzaky. Sementara itu, menurut Richie Jonathan Djiu kompetisi yang mereka ikuti ini bukan sekadar perlombaan biasa, tetapi juga merupakan platform untuk menjalin hubungan dengan mahasiswa kedokteran dari seluruh Indonesia. “Meskipun hanya bertemu dalam waktu singkat, kami mendapatkan banyak pembelajaran mengenai kesibukan akademik mahasiswa, sistem pendidikan kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia, dan perbedaan budaya, terutama makanan dan sejarah masyarakat Surakarta.” Lebih lanjut Richie mengatakan, “Kami merasa sangat gembira dan bersyukur atas kesuksesan kami sebagai juara pertama dalam kompetisi ini. Selain menguji pengetahuan anatomi, MEDSMOTION juga menantang kami dalam hal kerja sama tim dan respons cepat.” Selain Dzaky dan Richie, FKUI mengirimkan tiga tim lain yang juga lolos ke babak final di cabang lain. Tim tersebut yaitu, Octaviona Kusuma Oei (FKUI 2023), Stephen Dario Syofyan (FKUI 2022), dan Josia Nathanael Wiradika (FKUI 2022) di cabang Literatur Review, Audrey Sari Rafaelia Kartono (FKUI 2022), Ivana Trixie Odelia Tirany, dan Aurelia Gabriella Saputra (FKUI 2023) di cabang Poster Publik, serta Aqilla Katrita Zaira Nugroho (FKUI 2022), Nabila Najwa Nurisma (FKUI 2022), dan Najiba Gina Nurisma (FKUI 2022) di cabang Video Edukasi. Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian para mahasiswa ini. “Prestasi ini menunjukkan komitmen dan dedikasi luar biasa dari mahasiswa FKUI dalam mengharumkan nama universitas. Kami sangat bangga atas keberhasilan mereka dan berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi di kancah nasional terlebih di kancah internasional,” ujar Prof. Ari.