Kompetisi yang diselenggarakan oleh Institute Karate-Do Indonesia (INKAI) Kabupaten Lebak dan Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Banten ini diikuti 30 kontingen yang berasal dari provinsi Banten. Dalam persiapannya, Lutia melakukan latihan sejak Februari secara intens. Ia rutin membuat jadwal mingguan sesuai dengan kegiatan yang sedang ditekuni. “Jika banyak tugas atau kegiatan kampus, saya akan break sejenak dari latihan di dojo dan memilih latihan di rumah saja. Biasanya saya latihan di dojo setiap akhir pekan,” kata Lutia.
Baginya, kompetisi ini merupakan pengalaman pertama mendapatkan medali perak setelah melakukan latihan secara intens dan mencapai sabuk coklat (chao obi). Setelah melewati babak penyisihan, Lutia melanjutkan langkahnya ke babak final dan berhasil menduduki juara kedua.
“Tentu kompetisi ini menjadi pengalaman bertanding pertama saya yang berkesan. Khususnya karena lawan yang bertanding dengan saya hampir semuanya memainkan kata level tinggi. Sehingga, saya perlu melakukan strategi dan ketahanan yang kuat selama pertandingan berlangsung,” ujar Lutia.
Lutia mengungkapkan bahwa setelah kompetisi tersebut, ia akan terus menekuni dunia karate. Bahkan, dirinya akan mencoba mengikuti lomba cabang kumite. “Raihan prestasi yang saat ini saya dapatkan sangat memotivasi saya untuk terus mengukir prestasi. Belajar dari pengalaman ini juga membuat saya ingin mengembangkan self-defense di kumite. Semoga saya bisa kembali mengharumkan nama almamater UI pada olahraga karate,” kata Lutia.