id
Pengmas

Category

Depok-Selain menuntut ilmu di kelas, mahasiswa memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjadi relawan seperti yang dilakukan Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi, mahasiswa program studi (prodi) Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI). Melalui Projek Indonesia #2 yang diselenggarakan Global Youth Ambassador, Sirhan menjadi salah seorang relawan yang melakukan pengabdian di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan mengikuti kegiatan ini, Sirhan ingin memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. Melalui media sebagai relawan tersebut, Sirhan memanfaatkannya secara maksimal untuk belajar dan mengimplementasikan ilmu yang telah ia dapatkan di kelas maupun di luar kelas. Bersama dengan 31 rekannya yang juga ikut dalam Projek Indonesia #2, Sirhan menyambangi Dusun Ntaur, Desa Nuca Molas, Pulau Mules, Nusa Tenggara Timur.

(Foto: Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi, mahasiswa prodi Hubungan Masyarakat)

Pada pelaksanaannya, tim dibagi dalam empat kelompok, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pariwisata. Sirhan yang berfokus pada bidang pendidikan, mengatakan bahwa kondisi pendidikan di sana cukup memprihatinkan. Di satu pulau kecil, hanya terdapat satu sekolah dasar dan dua sekolah menengah pertama. Sehingga, masyarakat yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi harus menyeberang dan tinggal di daratan seberang.

“Kami berupaya mengajak para siswa SD dan SMP untuk belajar berbagai macam hal, baik ilmu eksak maupun hard skill dan soft skill. Kami juga berkoordinasi dengan guru, serta perwakilan kelompok sadar wisata (pokdarwis) di sana dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan,” ujar Sirhan.

Lebih lanjut ia menceritakan, perjalanan menjadi relawan juga dihadapkan dengan berbagai tantangan. Misalnya, kendala komunikasi yang terjadi karena desa tersebut memiliki akses jaringan telepon dan internet yang terbatas. Selain itu, mengajak anak-anak SD untuk berkegiatan pun cukup menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Meskipun demikian, tantangan tersebut tidak menjadi hambatan untuk terus melakukan kebaikan dan pengabdian pada masyarakat.

(Foto: Sirhan saat melakukan program kerja di salah satu sekolah dasar di Desa Nuca Molas)

Selain dari segi pendidikan yang aksesnya masih terbatas, Sirhan juga mengatakan bahwa beberapa anak di Desa Nuca Molas memiliki kondisi gigi yang kurang bersih dan sehat. Sirhan dan rekan-rekannya pun membagikan beberapa peralatan dan sosialiasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat sekitar.

Dari sisi lingkungan, banyak terdapat sampah di pesisir pantai yang terbawa arus dari daratan seberang. Sehingga, tim berupaya melakukan kegiatan membersihkan sampah-sampah tersebut. Terakhir, Desa Nuca Molas yang berada di pulau terpencil memiliki kekayaan alam yang sangat indah dan bisa dimanfaatkan sebagai sektor pariwisata.

(Foto: Sirhan bersama anak-anak Desa Nuca Molas)

Sirhan menambahkan bahwa pengalaman menjadi relawan yang berlangsung pada 5-12 Januari 2025 ini, juga didukung dengan kemampuan dan kompetensi dirinya yang dikembangkan melalui pembelajaran di kampus. “Sejak persiapan, saya mengimplementasikan mata kuliah stakeholder relations terhadap program kerja yang akan dilakukan. Selain itu, kerangka kerja yang dibuat berdasarkan prinsip SWOT, PESO, dan SMART, juga membantu saya dan tim saat di lapangan,” kata Sirhan.

Adapun, Muhammad Yamin, salah seorang wali kelas sekolah dasardi Desa Nuca Molas, mengungkapkan bahwa kehadiran Sirhan dan delegasi lainnya memberikan banyak dampak positif pada lingkungan sekitar. “Kami merasa sangat puas dan berterima kasih dengan kegiatan yang teman-teman lakukan. Bahkan, para siswa juga merasakan kebahagiaan di setiap program kerja yang diadakan dari teman-teman,” kata Yamin.

(Foto: Kegiatan pendidikan yang dilakukan Sirhan dan tim di Desa Nuca Molas)

Sebagai Ketua Divisi Pendidikan, Sirhan berharap agar guru-guru di Desa Nuca Molas dapat terus menjaga mimpi anak-anak agar terwujud. “Semoga semua program kerja yang sudah kami lakukan di sana menjadi gambaran besar agar mereka bisa membuka lebih lebar pengetahuan tentang dunia, berbagai hal yang seharusnya bisa dicicipi di umur mereka sekarang, materi yang seharusnya sudah mereka kenali, serta mimpi dan harapan yang semakin bisa digapai. Terakhir, saya juga berharap agar inklusivitas terhadap desa-desa terpencil lainnya di Indonesia ini dapat menjadi perhatian bagi semua pihak, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, maupun industri, dan pihak lainnya,” ujar Sirhan.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang tergabung dalam Center for Indonesian Medical Students’ Activities Universitas Indonesia (CIMSA UI)  menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk MOTHER: Maternal Outreach for Health and Education on Pregnancy Issues di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Tanah Baru, Depok, Jawa Barat .

MOTHER mengangkat isu utama tentang kesehatan maternal, khususnya preeklamsia, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku ibu hamil melalui serangkaian penyuluhan, lokakarya, serta pemeriksaan kesehatan. Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) pada ibu hamil. Kondisi ini juga bisa disertai dengan adanya pembengkakan atau protein pada urin. Preeklamsia yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi ganggu kardiovaskular, gangguan paru, stroke, gagal tumbuh janin, bahkan kematian ibu dan janin. Maka dari itu, diperlukan adanya deteksi dini terkait preeklamsia pada ibu hamil agar dapat segera ditangani.

Kegiatan MOTHER berlangsung sejak November 2024 dengan empat kegiatan yang memiliki agenda berbeda. Kegiatan pertama pada 16 November 2024 di UPTD Puskesmas Tanah Baru diawali dengan workshop buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta wawancara dengan para ibu kader. Kegiatan kedua berlangsung pada 14 Desember 2024 menghadirkan seminar “Isi Piringku” dan workshop pengukuran tekanan darah, di mana para ibu kader berlatih langsung serta memahami hasilnya.

Sementara itu, kegiatan ketiga berlangsung pada 11 Januari 2025 berupa Focus Group Discussion (FGD)  “Cara Menurunkan Angka Mortalitas Ibu Hamil di Kota Depok” dan pembahasan mengenai preeklamsia, termasuk pemicunya, tanda, serta langkah penanganannya.

Rangkaian kegiatan MOTHER kemudian ditutup pada acara puncak yang dilaksanakan pada Sabtu, 8 Februari 2025. Acara puncak diawali dengan senam Zumba yang diikuti oleh ibu-ibu kader kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk menekankan pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan ibu hamil, sekaligus menjadi wadah kebersamaan dan meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat selama kehamilan.

“Kasus preeklamsia yang tidak tertangani dengan baik masih menjadi penyebab utama kematian ibu, termasuk di kota Depok. Melalui MOTHER, kami ingin menghadirkan sebuah program edukatif dan interaktif yang mudah diterima masyarakat agar ibu hamil dapat lebih memahami pentingnya deteksi dini dan pencegahan preeklamsia. Dengan pendekatan ini, kami berharap dapat memberikan dampak nyata bagi kesehatan ibu dan bayi, sekaligus memperkuat sinergi antara tenaga kesehatan dan kader dalam memberikan edukasi di komunitas mereka,” ujar Lilian Lamtiur Tampubolon, Ketua Pelaksana MOTHER CIMSA UI.

Lilian juga menyampaikan, “Sejak awal, masyarakat sangat welcome dan kooperatif dalam mendukung kegiatan MOTHER CIMSA UI. Pihak UPTD Puskesmas Tanah Baru juga berperan besar dalam memfasilitasi tempat serta sarana dan prasarana untuk kegiatan ini. Mereka juga sangat berterima kasih atas diadakannya program ini dan terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut di masa depan.”

Kegiatan MOTHER juga menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dan ultrasonografi (USG) gratis bagi ibu hamil, bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI di bawah supervisi staf pengajar dr.  Mohammad Adya Firmansha Dilmy, Sp.OG., Subsp. K. Fm. Selain itu, para ibu kader turut serta dalam melakukan pemeriksaan dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) dan tekanan darah ibu hamil, sekaligus memberikan edukasi mengenai risiko serta pencegahan preeklamsia.

“Pemeriksaan rutin bagi ibu hamil, termasuk USG dan pemantauan tekanan darah, sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi seperti preeklamsia. Ibu hamil juga harus mengetahui tanda-tanda awal preeklamsia, seperti tekanan darah tinggi, pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki, nyeri perut, mual muntah, hingga gangguan penglihatan. Dengan pemahaman ini, ibu hamil dapat lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan demi menjaga kesehatan diri dan bayinya,” ujar dr. Mohammad Adya Firmansha Dilmy.

Kegiatan pengmas yang dilakukan mahasiswa FKUI disambut baik oleh pihak UPTD Puskesmas Tanah Baru. “Sangat senang kedatangan CIMSA dengan acaranya yang sangat bermanfaat dan mengedukasi, terlebih saya sebagai Ketua Kader di sini juga sedang melatih kader, jadi merasa sangat terbantu. Saya dan ibu-ibu kader juga sangat terbuka bila CIMSA mau melanjutkan kegiatan ini di tahun depan. Kami sangat bahagia karena ibu hamil di sini mendapatkan USG gratis langsung dari dokter spesialis Obgyn,” ujar Haris Harwari, Kepala Promosi Kesehatan di UPTD Puskesmas Tanah Baru.

Kegiatan pengabdian masyarakat ditutup dengan penyerahan plakat penghargaan kepada UPTD Puskesmas Tanah Baru yang diterima oleh Kepala Tata Usaha, Meilisa Afty, S.Tr. Keb, sebagai apresiasi atas kerja sama dalam mendidik dan memberdayakan kader kesehatan. Suasana penuh kebersamaan ini semakin bermakna dengan pemberian kalender kehamilan dan poster preeklamsia dalam bingkai, yang nantinya dapat dibagikan kepada ibu hamil di komunitas mereka.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, turut mengapresiasi kegiatan ini. “Program MOTHER yang diinisiasi oleh mahasiswa FKUI melalui CIMSA UI merupakan langkah nyata dalam upaya memberikan dampak positif dan meningkatkan kesehatan ibu hamil di masyarakat.  FKUI selalu mendukung inisiatif mahasiswa dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat, terutama yang berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak,” ujarnya

Tim Katamataku Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang diketuai Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K), mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk “Deteksi Dini Stunting dan Kaitannya dengan Status Kesehatan serta Tumbuh Kembang Balita” di Sitanala, Tangerang, Banten. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.

“Deteksi dini dan pemberian nutrisi yang tepat adalah kunci penting dalam mencegah stunting. Kami ingin memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” kata dr. Yunia Irawati. Sebanyak 120 balita di Pemukiman Sitanala menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan komprehensif. Pemeriksaan meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan mata, kulit, kesehatan gigi dan mulut, serta gerakan mulut dan menelan yang dilakukan oleh tim gabungan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.

Langkah ini diharapkan mendorong orang tua untuk menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak mereka sebagai upaya pencegahan stunting. Berdasarkan data SKI (Survey Kesehatan Indonesia) tahun 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Banten masih cukup tinggi, yakni 17,6% pada tahun 2023.

Selain itu, setiap balita menerima paket makanan bergizi yang berisi sayuran, protein nabati, protein hewani, dan buah, yang direkomendasikan oleh staf pengajar Departemen Ilmu Gizi FKUI dr. Erfi Prafiantini, M.Kes dan staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI dr. Titis Prawitasari, Sp.A (K). Dalam kegiatan tersebut, dr. Erfi memberikan edukasi kepada orang tua terkait pemberian makanan untuk anak agar mendapatkan gizi yang baik, “Makanan real food lebih sehat dan dapat diolah oleh orang tua di rumah. Kami juga mendukung pangan lokal untuk menghindari pengawet, pemanis, atau pewarna buatan, sehingga memberikan gizi seimbang yang lebih baik,” ujar dr. Erfi.

Sejumlah 20 kader posyandu dari RW 13 di pemukiman Sitanala juga mengikuti pelatihan khusus yang diselenggarakan di akhir November 2024. Pelatihan ini mencakup tata cara pengukuran antropometri yang benar, pentingnya ASI eksklusif, dan penyusunan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang sehat dan bergizi. Pelatihan tersebut dipandu oleh dokter spesialis anak RSUP Sitanala Tangerang dr. Henni Wahyu, Sp.A dan tim dari Departemen Ilmu Gizi FKUI. “Kader posyandu adalah ujung tombak dalam mendeteksi dini kasus stunting. Dengan pelatihan ini, kami berharap data yang diperoleh lebih akurat dan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat,” kata dr. Henni.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga Sitanala. Ibu Fitri (29 tahun) salah satu orang tua balita yang ikut dalam kegiatan tersebut mengaku senang mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan mendapat makanan tambahan. “Semua bahan langsung saya masak, dan anak saya sangat suka. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus ada,” ujar Ibu Fitri.

Tim pengmas lain yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain, dr. Budiati Laksmitasari, Sp.KFR(K); dr. Kartika Qonita Putri, MARS; dr. Nadia Kartika Dewi; dr. Dian Estu, SpM(K); Dr. Mochamad Fahlevi Rizall, drg, SpKGA, Subsp.PKOA(K); Dr. Eva Fauziah, drg, SpKGA, Subsp.PKOA(K); Ardini Debilaurita; Surmita; dan Ina Kusrini. Dengan kolaborasi antara Tim Katamataku FKUI, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal menciptakan generasi sehat bebas stunting. Upaya ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mengeliminasi stunting secara bertahap di Indonesia

Gerakan UI Mengajar 14 merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada bidang pendidikan di tingkat sekolah dasar. Bentuk dari kegiatan GUIM 14 mengusung konsep Bergerak Berbagi Inspirasi, Acara penutupan ini di laksanakan di  Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora Jl. RA. Kartini No.1a, Kunden, Kec. Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah  yang di hadiri oleh Bapak Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si selaku bupati Blora yang diwakilkan oleh Bapak Bawa Dwi Rahardjo, S.STP,M.Si selaku asisten 3 sekda kabupaten blora, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blora, Bapak A. Mahbub Djunaidi, S.Pd.., M.Si. diwakilkan oleh Bapak Eryan Ari Kepala Dinas Pendidikan Blora, Bapak Surnayo S.Pd., M.Si yang diwakilkan oleh Bapak Nuril Huda S.P., M.M selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Camat dari Kecamatan Bogorejo, Kunduran, Todanan, Jiken dan Randublatung Koordinator Wilayah Kecamatan Bogorejo, Kunduran, Todanan, Jiken dan Randublatung Kepala Desa dari Desa Gayam, Tawangrejo, Dalangan, Bleboh, Sumberejo, dan Bogorejo Kepala Sekolah SDN Gayam, SDN 2 Tawangrejo, SDN 2 Bleboh, SDN 3 Sumberjo, SDN 3 Bogorejo, SDN Dalangan, Untuk perwakilan dari Universitas Indonesia yang di wakil oleh Kasubdit Kemitraan dan Pengabdian Masyarakat dan Staf Direktorat Kemahasiswaan

 

Depok, 13 Januari 2025 – Universitas Indonesia (UI) dan Yonsei University dari Korea Selatan resmi meluncurkan program kolaborasi bertajuk “Yonsei University x Universitas Indonesia: Student Exchange and Cooperation Program”. Program ini merupakan bentuk sinergi antara kedua institusi dalam memperkuat nilai-nilai pendidikan dan pengabdian masyarakat berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).

Program ini dimulai sejak akhir November 2024 dengan diskusi dan persiapan program yang dilakukan secara daring. Sebanyak 9 mahasiswa dari Yonsei University dan 15 mahasiswa UI berpartisipasi dalam program ini. Mereka dibagi menjadi empat kelompok untuk berdiskusi, bertukar pengetahuan, dan mempersiapkan proyek pengabdian masyarakat.

Welcoming Day dan Presentasi Kelompok

Pada Senin, 13 Januari 2025, kegiatan puncak program dimulai dengan welcoming day di Universitas Indonesia. Acara ini menjadi momen pertemuan tatap muka pertama antara mahasiswa Yonsei dan UI setelah beberapa bulan berdiskusi secara daring. Pada kesempatan ini, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan rencana program pengabdian masyarakat mereka. Topik yang diangkat mencakup berbagai aspek ESG, seperti edukasi pengelolaan sampah, permainan edukatif, dan solusi kreatif berbasis keberlanjutan.

“Mereka terbagi menjadi 4 kelompok yang sudah dibentuk di awal bulan November untuk mendiskusikan masalah-masalah ESG di Indonesia dan Korea kemudian hari ini dipresentasikan bagaimana penyelesaian dari masalah-masalah tersebut. Ada beberapa topik yang dipresentasikan, diantaranya adalah terkait isu-isu lingkungan, pendidikan dan energy. Mereka mencari kesamaann dan perbedaan penanganan di Indonesia dan Korea, sehingga Indonesia bisa belajar dengan Korea dan Korea dan begitupun Korea bisa belajar dengan Indonesia dari isu-isu ini” ungkap Badrul Munir, Ph.D. selaku Direktur Kemahasiswaan UI.

Byunchan Han, Ph.D., Associate Dean Yonsei University merasa bahagia bisa berkolaborasi dengan Universitas yang sangat prestisius, Universitas Indonesia, apalagi yang dibahas adalah topik ESG. Beliau mengatakan bahwa Yonsei University sangat concern terhadap isu-isu ESG. Maka dari itu, Kita gandeng Indonesia, khusunya UI untuk sama-sama bertukar pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan ESG.

Pengabdian Masyarakat di Pondok Domba, Plumpang

Rangkaian kegiatan berlanjut pada Rabu, 15 Januari 2025, ketika mahasiswa Yonsei dan UI mengunjungi Pondok Domba di Plumpang. Kunjungan ini difokuskan pada pengabdian masyarakat dengan menyasar anak-anak di Pondok Domba sebagai penerima manfaat utama.

Setiap kelompok mengimplementasikan program yang telah mereka rancang. Salah satu kelompok memberikan edukasi tentang pemilahan sampah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Kelompok lainnya mengajarkan salah satu permainan dari serial Squid Game yang dimodifikasi untuk mengajarkan nilai-nilai kerja sama. Selain itu, ada juga kelompok yang melibatkan anak-anak dalam merakit mobil-mobilan dari sisa limbah kayu, sebagai upaya kreatif dalam mendaur ulang barang bekas.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman bermakna bagi para peserta, tetapi juga meninggalkan dampak positif bagi komunitas Pondok Domba. Indah Mulyana merasa sangat senang bisa kedatangan mahasiswa Yonsei University dan Universitas Indonesia.

“Ini tentunya membuat kami semakin semangat untuk mendidik anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi di daerah-daerah kumuh bisa kita beri motivasi supaya bisa seperti kakak-kakak Yonsei dan UI. Saya pribadi sangat berterima kasih teman-teman Yonsei dan UI berkenan menyambangi dan memberikan edukasi kepada anak-anak Pondok Domba, semoga kedepannya bisa bersama-sama mewujudkan Indonesia tanpa kesenjangan pendidikan” ujar Penggagas Sekolah Pondok Domba

Program “Yonsei University x Universitas Indonesia: Student Exchange and Cooperation Program” diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih erat antara kedua universitas dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Direktur Kemahasiswaan UI berharap kerjasama seperti ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya karena di masa depan mahasiswa-mahasiswa ini lah yang akan terjun ke lapangan untuk menangani isu-isu ESG ini. “Kami sudah diskusi juga dengan Yonsei agar kerjasama ini bisa dilanjutkan, bukan hanya pengabdian masyarakatnya, namun juga riset dan akademik seperti double degree atau join degree” pungkas Badrul Munir, Ph.D.

Tim Yonsei University:

  1. Byungchan Han, Ph.D. (Associate Dean Faculty of Engineering)
  2. Taeyeon Kim, Ph.D. (Professor Dept. of Architecture & Architectural Engineering)
  3. Han Kyong Hee (Center for the Innovation of Engineering Education)
  4. Choi Yuri (Research Assistant Professor)
  5. Jihoon Na (Department of Chemical and Biomolecular Engineering)

Tim UI:

  1. Badrul Munir, Ph.D (Direktur Kemahasiswaan dan Beasiswa UI)
  2. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc. (Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FT UI)
  3. Emy Nurmayanti, M.S.E. (Kasubdit Pengabdian Masyarakat & Kemitraan Direktur Kemahasiswaan dan Beasiswa UI)
  4. Rayinda Ajeng (Staff Subdit Pengabdian Masyarakat & Kemitraan Direktur Kemahasiswaan dan Beasiswa UI)
  5. Bambang Wijarnako (Staff Subdit Pengabdian Masyarakat & Kemitraan Direktur Kemahasiswaan dan Beasiswa UI)
  6. Shakila Sania Pharsa (Admin @mhs.uimengabdi)
  7. Muhammad Saiful Arifin (Admin @mhs.uimengabdi)

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan operasi gratis dan penyuluhan kesehatan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Kegiatan yang merupakan pengabdian masyarakat (pengmas) ini, diketuai oleh Dr. med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, Sp.B, Subsp.BVE(K). Ia mengatakan, keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai di Kepulauan Seribu menyebabkan penanganan kasus-kasus kesehatan, terutama yang memerlukan operasi, sering kali tertunda. Hal ini mengakibatkan kondisi kesehatan memburuk dan semakin sulit untuk ditangani.

Pada pelaksanaanya, Tim Pengmas FKUI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu, RSUD Kepulauan Seribu, puskesmas setempat, Sumber Bumi Group, PT Triton Global Maritim, dan PT B. Braun Medical Indonesia. Operasi dilakukan pada Sabtu, 23 November 2024 di RSUD Kepulauan Seribu dan melayani 71 pasien yang datang dari Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka. Prosedur medis yang dilakukan meliputi operasi hernia, pengangkatan tumor jinak, dan sunat.

“Suasana penuh antusias terlihat khususnya pada pasien sunatan, di mana keluarga pasien berbondong- bondong hadir dan bahkan menyelenggarakan acara syukuran sebagai wujud rasa syukur. Kehangatan tersebut mencerminkan betapa pentingnya kegiatan ini bagi masyarakat,” kata Dr. med. dr. Nyityasmono.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa di hari berikutnya (24/11/2024), tim melakukan penyuluhan kesehatan di Gedung Karang Taruna Pulau Panggang dengan diikuti oleh 37 anggota karang taruna. Peserta mendapatkan materi edukasi, seperti bantuan hidup dasar, penanganan kecelakaan, penanganan luka bakar, penanganan gigitan hewan liar, dan penanganan awal patah tulang.

“Acara berlangsung secara interaktif dengan peserta mempraktikkan langsung materi menggunakan alat peraga yang telah disediakan. Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka dalam mengikuti simulasi, bertanya, dan berdiskusi. Sebagai apresiasi, peserta yang paling aktif diberikan hadiah, menambah semangat selama kegiatan berlangsung,” ujar Dr. med. dr. Nyityasmono.

Ia menambahkan, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar selain bisa berbagi ilmu dan tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui penyuluhan yang memberikan pemahaman dan operasi yang membawa harapan, FKUI hadir sebagai jembatan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.

Bersama dengan Dr. med. dr. Nyityasmono, Tim Pengmas FKUI terdiri atas dr. Rizky Amaliah, Sp.B, Subsp.Ped(K); dr. Lam Sihardo, Sp.B, Subsp.BD(K); dr. Luther Holan Parasian N, Sp.An-TI; serta 11 residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Bedah dan PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.

Sementara itu, Robiah yang merupakan salah seorang pasien yang dioperasi, merasa sangat bersyukur atas penyelenggaraan kegiatan ini. “Terima kasih kepada Tim Pengmas FKUI yang telah hadir membawa harapan dan memberikan solusi nyata untuk kesehatan kami. Kehadiran kalian adalah berkah yang tak ternilai,” kata Robiah.

Adapun, Khani Suryani selaku BoD Sumber Bumi Group mengatakan bahwa kagiatan ini membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat setempat. “Selamat dan sukses atas terselenggaranya acara kegiatan pengmas dari Ilmu Bedah FKUI. Acara yang sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Kepulauan Seribu. Sukses selalu Ilmu Bedah FKUI,” kata Khani

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk Pengmas Day pada Kamis (14/11/2024) di Kompleks Laboratorium Parangtopo, FMIPA UI, Kampus UI, Depok. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM), bekerja sama dengan Departemen Biologi dan Program Studi Geologi, dan diikuti oleh 25 siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Depok. Peserta terdiri dari 14 siswa dan 2 guru dari SMAN 2, 6 siswa dan 1 guru dari SMAN 7, serta 5 siswa dan 1 guru dari SMAN 12.

Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D., dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya edukasi lingkungan, khususnya terkait pengelolaan limbah, pemahaman bebatuan, dan keanekaragaman hayati sebagai upaya dalam memahami lingkungan. Menurutnya, di tengah permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, pengetahuan tersebut sangat penting untuk ditanamkan pada generasi muda.

“FMIPA UI berkomitmen untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab dalam menyebarluaskannya. Melalui kegiatan Pengmas ini, kami tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga mendorong para pelajar untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga keseimbangan lingkungan,” kata Prof. Dede.

Lebih lanjut, Prof. Dede menjelaskan bahwa pengelolaan limbah, pemahaman tentang bebatuan, dan keanekaragaman hayati tumbuhan saling terkait dalam menjaga ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia. Ketiga aspek tersebut, meskipun terlihat terpisah, memiliki peran yang saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

“Lingkungan yang sehat mendukung pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Semoga kalian dapat memanfaatkan ilmu yang didapat di laboratorium alam Parangtopo FMIPA UI ini untuk kebaikan lingkungan,” tambahnya kepada peserta.

Sementara itu, Ridho Wibowo, M.Pd., mewakili pihak sekolah, menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan ini. Menurut Ridho, kegiatan ini memberikan pengalaman yang berharga di luar kelas, terutama mengenai teknologi biodigester untuk pengolahan limbah menjadi nutrisi padat dan cair serta energi listrik yang belum tersedia di sekolah mereka.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim FMIPA UI yang telah mengundang kami. Teknologi biodigester ini sangat bermanfaat, mengingat di sekolah kami, kami masih menggunakan cara manual untuk mengelola sampah organik. Selain itu, mempelajari bebatuan dan tumbuhan secara langsung juga sangat menarik bagi siswa,” kata Ridho.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran dan perubahan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ridho berharap para siswa dapat menjadi teladan dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan di masyarakat, dimulai dari lingkungan sekolah mereka sendiri.

Tim pengmas yang diketuai oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., selaku Manajer PPM FMIPA UI, bersama dengan Dr. Windri Handayani, S.Si., M.Si. dan Afiatry Putrika, M.Si.  (Dosen Departemen Biologi), Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T. (Dosen Program Studi Geologi), kemudian memberikan materi terkait topik-topik yang dibahas dalam kegiatan tersebut.

Pemaparan pertama dalam kegiatan Pengmas Parangtopo Day disampaikan oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T., mengenai Edukasi Pengolahan Limbah Organik Menggunakan Biodigester. Kedua pemateri menjelaskan konsep biodigester yang digunakan untuk mengolah sampah dedaunan dan sisa makanan menjadi kompos serta gas metana.

“Proses pembuatan pupuk kompos di Laboratorium Parangtopo FMIPA UI menggunakan teknologi Fixed Dome Digester Compose secara anaerob. Berdasarkan kajian yang dilakukan, rasio terbaik antara sampah organik, sampah daun kering, dan limbah hewan adalah 5:5:2,” jelas Dr. Dipo.

Selain itu, Dr. Dipo menambahkan bahwa mesin biodigester tidak hanya memproduksi pupuk padat dan cair organik bernutrisi, tetapi juga berfungsi sebagai PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi penggerak untuk mesin biodigester itu sendiri.

Usai pemaparan tentang biodigester, acara dilanjutkan dengan sesi edukasi pengenalan dasar keanekaragaman tumbuhan. Sesi ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan, mengenal habitus dan cara hidup tumbuhan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Sebagai panduan praktik, tim dari Departemen Biologi FMIPA UI membuat booklet  bergambar. Booklet yang disusun oleh Dr. Windri Handayani dan Afiatry Putrika, M.Si. ini, memuat informasi penting tentang habitus (bentuk tumbuhan) dan cara hidupnya. Dengan desain visual yang menarik dan mudah dipahami, booklet ini menjadi alat bantu belajar bagi siswa selama eksplorasi tumbuhan di sekitar Laboratorium Parangtopo.

Booklet ini tidak hanya memuat teori, tetapi juga menghubungkan pengetahuan yang dipelajari di kelas dengan fakta-fakta di lapangan. Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian siswa adalah permainan interaktif yang mengenalkan mereka pada habitus dan cara hidup tumbuhan. Dalam permainan ini, siswa diminta mencocokkan informasi di booklet dengan tumbuhan yang mereka temui. Mereka harus dapat mengenali jenis tumbuhan, seperti herba, perdu, pohon, serta contoh tumbuhan epifit yang hidup menempel pada batang pohon lain, atau mengidentifikasi tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil.

Antusiasme siswa semakin meningkat saat sesi tanya jawab. Banyak siswa yang penasaran dengan tumbuhan unik, seperti tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Apakah tumbuhan parasit tetap bisa berfotosintesis?” Tim Departemen Biologi FMIPA UI menjelaskan bahwa tumbuhan parasit, seperti Rafflesia (bunga padma) dan Anggrek hantu, mendapatkan nutrisi langsung dari inangnya, karena mereka tidak memiliki daun dan klorofil.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan tingginya rasa ingin tahu siswa tentang cara hidup tumbuhan, khususnya yang memiliki adaptasi unik. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda, mengajak siswa tidak hanya mengenal keanekaragaman tumbuhan tetapi juga memahami hubungan ekologi yang terjadi di alam. Melalui pendekatan praktis dan interaktif, siswa menjadi lebih dekat dengan dunia biologi, terutama tumbuhan, serta semakin memahami pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati.

Kegiatan Pengmas Day dilanjutkan dengan kunjungan ke Laboratorium Geologi, di mana peserta mendengarkan paparan tentang edukasi geosains yang disampaikan oleh Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T. Materi ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi geologi Indonesia yang unik, serta implikasinya terhadap potensi sumber daya alam dan risiko kebencanaan. Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan ruang lingkup ilmu geosains dan relevansinya terhadap disiplin ilmu dasar seperti fisika, kimia, dan biologi, yang menjadi fondasi pembelajaran di FMIPA UI.

Sebagai bagian dari kegiatan, siswa diberikan pengalaman praktis melalui sesi analisis batuan. Mereka belajar menggunakan mikroskop polarisasi untuk melihat sayatan tipis batuan dan mikroskop stereo untuk mengamati fosil mikro. Aktivitas ini tidak hanya memberi wawasan teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman mereka tentang proses-proses geologi.

Mahasiswa S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat UI melalui Occupational Health and Safety Community Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (OHSC FKM UI) melaksanakan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), sebuah program inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPK Ormawa OHSC FKM UI 2024 mengusung tema Pendampingan Implementasi Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kegawatdaruratan (Emergency) pada Nelayan. Tim pelaksana berjumlah 11 orang dengan didampingi oleh Abdul Kadir S.K.M., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing melakukan pengabdian masyarakat di Desa Caringin, Banten, pada 26 Juli hingga 8 Agustus 2024. Program ini menghasilkan berbagai inovasi dan pelajaran berharga yang dirangkum dalam Buku Refleksi PPK Ormawa OHSC FKM UI 2024.

Buku ini menjadi salah satu luaran wajib dari program, merekam perjalanan tim pelaksana PPK Ormawa OHSC FKM UI 2024 dalam mengidentifikasi masalah, merancang solusi, hingga membangun kolaborasi yang berdampak langsung bagi masyarakat. Buku Refleksi ini juga memuat pengembangan soft skill yang dialami oleh tim pelaksana selama proses pengabdian, seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, hingga manajemen konflik. Buku ini dapat diakses melalui tautan berikut: https://bit.ly/REFLEKSIPPKOOHSCUI24 .

Kegiatan PPK Ormawa OHSC FKM UI dimulai dari tahap pra-pelaksanaan meliputi competency building untuk tim pelaksana serta melakukan kaji risiko pada tanggal 6 sampai 7 Juli 2024 untuk memahami bahaya dan risiko yang dihadapi nelayan. Pada 26 hingga 31 Juli 2024, tim melanjutkan dengan penyebaran kuesioner untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan praktik nelayan terkait K3 dan kegawatdaruratan. Pada waktu yang sama, tim juga melakukan edukasi awal sekaligus sosialisasi program kepada masyarakat Desa Caringin.

   

Tahap pelaksanaan dimulai pada 5 Agustus 2024, nelayan mendapatkan pelatihan langsung tentang dasar K3, kebencanaan, Bantuan Hidup Dasar (BHD), dan teknik mobilisasi korban dengan pemateri dasar K3 merupakan tim pelaksana sedangkan untuk materi kebencanaan hingga teknik mobilisasi tim dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Universitas Indonesia (UPT K3L UI). Setiap nelayan diajak mempraktikkan teknik BHD menggunakan boneka peraga dan mempelajari cara mengangkat korban baik secara manual maupun menggunakan alat, seperti tandu darurat. Tim melanjutkan kegiatan pada 6 Agustus dengan visitasi ke kapal nelayan di dermaga untuk mengevaluasi penerapan materi pelatihan bersama UPT K3L UI. Tim bersama dengan pihak lembaga Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Caringin, mendiskusikan tempat pemasangan rambu titik kumpul dan rambu keselamatan. Rambu-rambu ini kemudian dipasang di tiga titik di Desa Caringin pada tanggal 7 Agustus. Pada tanggal 8 Agustus 2024, Focus Group Discussion (FGD) digelar dengan menghadirkan Camat Labuhan, perwakilan perangkat desa, Destana, nelayan, dan pemangku kepentingan lainnya. Diskusi ini membahas pembentukan kelembagaan nelayan serta pengelolaan barang inventaris yang akan diberikan dari tim PPK Ormawa OHSC FKM UI kepada nelayan di Desa Caringin. Barang inventaris ini meliputi pelampung, pouch P3K, box anafilaksis, dan alat keselamatan lainnya.  Tahapan monitoring dilakukan pada 26-27 September untuk meninjau implementasi program dan perkembangannya. Hasil monitoring ini menjadi bagian penting dalam Buku Refleksi yang tidak hanya mencatat keberhasilan, tetapi juga tantangan dan peluang untuk pengembangan program di masa depan.

Berbagai pihak menyampaikan apresiasi terhadap program ini. Kepala Desa Caringin, Ade M. Supi, S.H., M.H., menyebut program ini sebagai “Langkah signifikan dalam meningkatkan kompetensi Nelayan.” Dukungan serupa juga diungkapkan oleh Ketua RT 17, Pak Iwan, yang mengatakan, “Kegiatannya sangat seru, dan para Nelayan menerima baik dan senang dengan adek-adek mahasiswa yang membaur sangat baik, dan ramah dari segi tingkah laku dan bahasa. Kami berharap kedepannya alat-alat insyaAllah bisa menunjang kami para Nelayan dari segi keselamatan." PPK Ormawa OHSC FKM UI 2024 telah menciptakan dampak yang berarti di Desa Caringin, tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk para mahasiswa sebagai pelaksana.

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) yang diketuai oleh Dr. Annisah, M.Kesos (Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI) merancang program edukasi peduli lingkungan pada anak-anak yang dilakukan di SDN Sukmajaya 5 Depok.

Program ini dilakukan karena permasalahan sampah di Kota Depok, Jawa Barat yang terus meningkat dan menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya intervensi sosial untuk melakukan perubahan perilaku pada seluruh masyarakat. Intervensi sosial akan semakin efektif ketika dilakukan sejak dini.

Dengan demikian, edukasi dan pelatihan perlu diberikan untuk anak-anak yang masih berusia sekolah. SDN Sukmajaya 5, Depok dipilih sebagai tempat kegiatan karena sekolah tersebut telah menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Depok dan akan berproses menuju tingkat Provinsi Jawa Barat.

Program Pengmas memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan, sekaligus berkontribusi dalam pencapaian Indikator 12 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”.

Secara lebih khusus, Ketua Tim Pengmas, Annisah menyampaikan tujuan programnya tersebut. Ia mengatakan “para Duta Adiwiyata SDN Sukmajaya 5 ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk teman-teman di sekolah dan lingkungan rumah, orangtua, juga masyarakat secara umum dalam menjaga lingkungan.”

Untuk mencapai tujuan ini, Tim Pengmas FISIP UI berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI melalui Program  Karya Kita. Tema Karya Kita yaitu “Bersama Jaga, Bumi Kita” yang mengkampanyekan dan mengajak seluruh warga sekolah untuk menjaga lingkungan.

Program ini menggunakan metode pemasaran sosial untuk perubahan perilaku para siswa dan siswi agar lebih peduli terhadap lingkungan melalui kampanye dan kegiatan yang  interaktif, edukatif, serta kreatif.

Proses implementasi program edukasi lingkungan ini berlangsung selama empat minggu di bulan September 2024 dengan berbagai rangkaian kegiatan, seperti Belajar Bareng Lingkungan, School Clean-Up Day, serta Lomba Poster dan Menghias Pot.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, pihak Karya Kita, Tim Pengmas FISIP UI, pihak sekolah, serta orang tua siswadan siswi SDN Sukmajaya 5 Depok saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.

Belajar Bareng Lingkungan dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada tanggal 7 dan 14 September 2024. Kegiatan ini menggunakan konsep Training of Trainer yang menggunakan komik, infografis, video, dan papan interaktif sebagai metode pengajaran.

Pada tanggal 21 September, kegiatan School Clean-Up Day dilaksanakan yang berfokus pada aksi siswa dan siswi SDN Sukmajaya 5 Depok dalam menjaga lingkungan di sekitarnya, sekaligus memperingati World Clean-Up Day.

Kegiatan terakhir yaitu Lomba Poster dan Menghias Pot sebagai bentuk kampanye kepada para siswa dan siswi SDN Sukmajaya 5 Depok untuk berperilaku ramah lingkungan. Poster digunakan para Duta Adiwiyata dalam memberikan edukasi untuk para siswa di sekolahnya. Pot yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai media untuk menanam.

Secara keseluruhan, program ini sudah terlaksana dengan baik dan mendapat antusiasme tinggi dari para pihak terkait. Annisah berharap, materi dan edukasi yang telah diberikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI dapat bermanfaat dan berkelanjutan demi mewujudkan lingkungan sekolah yang asri dan bersih.

Para Duta Adiwiyata SDN Sukmajaya 5 memiliki karakter cinta dan peduli lingkungan dimana mereka berada, serta dapat menularkannya kepada lingkungan di sekitar mereka.

Depok-Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) kembali menunjukkan komitmennya dalam menanamkan kesadaran cinta lingkungan, kali ini menyasar siswa-siswi di SDN Sawangan 05, Depok. Melalui program pengabdian masyarakat (pengmas) dari program studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi UI, para siswa diperkenalkan pada pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sejak dini.

Pada kegiatan yang berlangsung pada 14 Agustus 2024 tersebut, siswa-siswi SDN Sawangan 05 mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pengelolaan sampah serta pentingnya menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. Program ini bertujuan membentuk kebiasaan peduli lingkungan sejak usia dini dan menanamkan rasa cinta dan peduli lingkungan kepada anak-anak agar mereka membiasakan diri hidup bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan sejak dini. Sekolah dasar ini dipilih menjadi tempat pengmas karena SDN Sawangan 05 mengikuti seleksi menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Depok.

Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Deni Danial Kesa, Ph.D, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan tantangan lingkungan yang semakin kompleks. “Adanya isu lingkungan yang semakin kompleks, mendidik anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan adalah langkah yang tepat. Kegiatan ini membantu membangun kebiasaan ramah lingkungan dan menumbuhkan kesadaran akan dampak tindakan mereka terhadap lingkungan yang merupakan investasi penting untuk masa depan. Vokasi UI terus mendukung berbagai kegiatan positif lainnya yang berdampak secara langsung kepada masyarakat,” kata Deni.

Dalam kegiatan pengmas tersebut, siswa mendapat edukasi pengenalan berbagai jenis sampah, mulai dari organik, anorganik, hingga B3, serta proses penguraiannya. Selain itu, mereka diajak bermain “Pilah Sampah” yang mengajarkan cara memilah sampah sesuai kategorinya, membuat kegiatan ini tidak hanya edukatif tetapi juga menyenangkan. Materi visual dan alat peraga turut digunakan untuk memudahkan pemahaman siswa.

Tim pengmas UI yang terdiri dari Anisatul Auliya, S.ST.Par., M.Par., Mahadewi, S.Sos., M.M., Rini Kusumastuti, AMd.Par., dengan ketua tim pengabdi Diani Mustika Prianti, M.M., serta sejumlah mahasiswa program studi Manajemen Bisnis Pariwisata, juga mendorong penerapan pengelolaan sampah ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Diani, melalui kegiatan yang dikemas secara kreatif dan interaktif tersebut, tim pengmas ini berharap siswa dapat mulai mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam dalam kehidupan sehari-hari, serta beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan tempat makan dan minum yang dapat dipakai ulang.

(Foto: Simbolis pemberian tempat sampah organik dan anorganik kepada SDN Sawangan 05 Depok)

Sebagai bagian dari program ini, tim pengmas turut menyediakan tempat untuk sampah organik dan anorganik, serta memasang poster edukatif di area sekolah yang memuat informasi mengenai masa penguraian berbagai jenis sampah. Tim pengmas juga membagikan tempat makan dan minum yang bisa digunakan secara berulang sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan pengurangan sampah plastik.

Antusiasme siswa terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Aisyah Bilqis, salah satu siswi SDN Sawangan 05, menyatakan kegembiraannya mengikuti acara ini. “Saya sangat senang dengan acara ini. Penjelasan tim pengabdi UI mudah dipahami dan permainan pilah sampah sangat menyenangkan. Sekarang, saya tahu bahwa sampah kertas harus dibuang di tempat sampah anorganik dan saya juga ingin mencoba menerapkannya di rumah,” ungkapnya.

Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, UI berharap generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, demi masa depan yang lebih baik.

1 2 3 4