id
Pengmas

Category

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktiristek - Kemendikbudristek telah membuka pendaftaran Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa tahun 2024: -Bantuan dana maksimal Rp. 40.000.000,-/proposal -Pendaftaran internal ditutup sampai tanggal 10 Maret 2024 -Kegiatan ini terbuka bagi mahasiswa Program Sarjana -Panduan dan informasi program lengkap, sila cek laman https://php2d.kemdikbud.go.id/ Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi student.communitycare@ui.ac.id Ayo segera daftarkan ormawa kalian! #PPKOrmawa #kampusmerdeka #kepmasUI2024        
  Latar Belakang Tinggi-rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa yang akan mengantarkannya menjadi lulusan suatu Perguruan Tinggi akan menentukan pula tinggi-rendahnya daya saing suatu bangsa. Oleh karenanya setiap negara mempunyai strategi khusus dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa mereka. Kompetensi mahasiswa tentu saja terkait dengan kualitas mahasiswa, dan untuk Indonesia, kualitas mahasiswa tidak hanya sebatas pada kecerdasan...
Read More
Limbah kotoran ternak merupakan salah satu sisa buangan dari kegiatan peternakan yang dapat berupa limbah cair, limbah padat, atau gas. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari tanah, air, dan udara, mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah limbah kotoran ternak adalah melalui proses composting atau pembuatan kompos. Kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah Hal ini juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan pupuk karena intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Melihat hal tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA, mengembangkan inovasi berupa alat pengaduk otomatis yang mampu mengolah kotoran ternak dan sampah organik menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi. Alat pengaduk otomatis ini teruji mampu mengolah berbagai bahan seperti kotoran kambing, molase, sekam kering, sekam bakar, daun-daun kering, dan cairan fermentasi mikro-organisme menjadi pupuk kompos yang berkualitas. Hasil inovasi ini kemudian disumbangkan kepada Koperasi Produsen Saung Agroternak Sukajaya (SAS) yang terletak di Desa Sukajaya, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desa Sukajaya memiliki potensi bahan baku pupuk kompos yang besar, terutama kotoran kambing, yang dapat diolah untuk menyuburkan tanaman cabai di lahan seluas 1.000 meter persegi milik Masyarakat. Tim Pengmas DTM FTUI berkolaborasi dengan Koperasi SAS dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan mengenai cara penggunaan alat pengaduk otomatis. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung dari bulan Juni hingga September 2023, yang ditandai dengan serah terima alat. Penyuluhan dilakukan mulai dari tahap pembukaan lahan, pembuatan terasering, penanaman, hingga tahap panen. Meskipun Sumedang saat itu mengalami musim kemarau dan muncul serangan hama yang menjangkit beberapa tanaman, hasil panen cabai keriting dapat mencapai 75 kilogram. Angka tersebut berhasil diperoleh melalui partisipasi enam hingga delapan warga yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan. Ditemui dikesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU memberikan tanggapannya terkait kegiatan ini, “Hasil Inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan Tim Pengmas DTM FTUI tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal tetapi juga menjadi contoh bagaimana ilmu dan teknologi bidang keteknikan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan di sektor pertanian. Selain itu, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian lokal tetapi juga menciptakan dampak positif dalam memberdayakan masyarakat setempat.” Inisiatif untuk membantu kebutuhan Masyarakat di Desa Sukajaya ini telah dilakukan Prof. Raldi sejak tahun 2018 bersama rekannya, Eddy Suhendi, yang merupakan alumni Teknik Gas FTUI dan penduduk asli Sumedang. Beberapa bantuan yang telah didistribusikan Prof. Raldi meliputi penyediaan lampu jalanan, pembuatan kolam ikan, dan sumbangan hewan qurban di hari raya idul qurban. Koperasi SAS yang diketuai oleh Eddy Suhendi dengan Prof. Raldi sebagai pembina didirikan pada tahun 2021 lalu, sebagai langkah agar dapat mengembangan potensi lokal secara lebih terorganisir. Sejak dibangunnya koperasi tersebut, Prof. Raldi bersama Tim Pengmas DTM FTUI secara aktif mengembangan koperasi tersebut guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi Masyarakat Desa Sukajaya. *** Kantor Komunikasi Publik Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Banten, – Isu perempuan dalam menghadapi perubahan lingkungan menjadi semakin relevan dalam konteks perubahan iklim dan dampak lingkungan. perempuan seringkali terpengaruh secara lebih intensif oleh perubahan iklim dan kerusakan lingkungan karena peran tradisional mereka dalam tanggung jawab sehari-hari seperti pengelolaan air, pangan, dan energi. Di banyak masyarakat, perempuan sering kali memiliki peran tradisional sebagai pelindung alam dan pengelola sumber daya alam. Perubahan lingkungan dapat menimbulkan tekanan tambahan pada peran ini. Maka, dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan yang jatuh di tanggal 10 November, Tim Pengmas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengajak perempuan untuk berperan menjadi pahlawan lingkungan. Kegiatan yang bertemakan “Pemberdayaan Perempuan dalam Menjaga Lingkungan Melalui Upaya Pemilahan Sampah dan Biopori” ini diikuti oleh ibu-ibu di Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tema tersebut diusung berdasar hasil refleksi selama beberapa bulan terakhir berkaitan dengan peningkatan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini tentu dipengaruhi oleh proses perubahan iklim yang salah satunya disebabkan pembakaran sampah, penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat dan efek rumah kaca. Perlu diketahui, pemilahan sampah dan implementasi biopori memiliki dampak dan manfaat yang signifikan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Dengan pemilahan sampah, masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, mengurangi polusi lingkungan, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku daur ulang. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada lingkungan dan menghasilkan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan. Penerapan biopori juga berkontribusi pada adaptasi terhadap perubahan cuaca ekstrem. Biopori membantu dalam penyerapan air hujan ke dalam tanah, mencegah genangan air dan banjir. Selain itu, biopori meningkatkan kesehatan tanah dan memfasilitasi pertumbuhan vegetasi. Hal ini berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, mengurangi risiko bencana terkait cuaca ekstrem, dan menciptakan lingkungan yang lebih seimbang. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan diskusi tentang pemilahan sampah dan pembuatan biopori. Kegiatan dikemas dalam bentuk edukasi singkat menggunakan buku saku sebagai media pendukung dan simulasi pembuatan serta penggunaan lubang biopori pada beberapa titik. Peserta menunjukkan antusiasme yang luar biasa dibuktikan dengan keaktifan dalam menjawab pertanyaan serta memberikan pandangan berkaitan dengan hal yang telah dilakukan terkait proses pemilahan sampah di rumah tangga yang dilakukan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Ns. Suryane Sulistiana Susanti, S.Kep., M.A., Ph.D. berkolaborasi dengan dua dosen FIK UI, yakni Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep., M.AdvN. dan Ns. Indah Permata Sari, Sp.Kep.Kom. dengan melibatkan mahasiswa magister, profesi dan sarjana. Rangkaian kegiatan dimulai dari acara sambutan, evaluasi pengetahuan, pemaparan materi singkat oleh mahasiswa berkaitan pemilahan sampah dan biopori hingga simulasi tahap pembuatan dan penggunaan lubang biopori yang dilakukan oleh dosen FIK UI. Simulasi pembuatan dan penggunaan biopori terbagi menjadi tiga sesi di mana tiap sesi terdiri tujuh orang dalam satu kelompok. “Perempuan memiliki peran yang besar menjadi role model dalam menjaga lingkungan, melalui pengabdian masyarakat ini kami mengajak semua perempuan dan Ibu-Ibu untuk berperan aktif menjaga lingkungan dimulai dengan pemilahan sampah rumah tangga dan pemanfaatan biopori, menjadi pahlawan untuk lingkungan sesuai dengan semangat kepahlawanan yang kita peringati setiap tanggal 10 November, Perempuan Hebat Pahlawan Lingkungan Sehat.” Jelas Lilis, selaku ketua tim pengabdian masyarakat. Berdasarkan pemaparan materi dan simulasi yang telah dilakukan, partisipan mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat karena mendapatkan ilmu dan informasi baru yang bermanfaat untuk diterapkan. Terlebih pada saat datang, peserta menyampaikan belum pernah mendapatkan penjelasan tentang biopori. Selain itu, peserta juga mengungkapkan selama ini mengelola sampah dengan membakarnya. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berjalan secara rutin untuk pengelolaan sampah lebih lanjut terutama sampah anorganik. “Saya mewakili ibu-ibu disini, dengan kunjungan UI kita terus dapat tambah ilmu. Dari yang belum tau yang namanya biopori, kita bisa tau cara memilah dan mengolah sampah. Sangat senang sekali. Terima kasih” ucap Mulyanah, salah satu peserta warga Desa Sukarame. Kegiatan ini resmi ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian bingkisan serta pipa biopori untuk dapat digunakan oleh peserta di lingkungannya yang telah dilubangi untuk pembuatan lubang biopori di rumah masing-masing. Nantinya, tim pengabdi akan melakukan evaluasi singkat berkaitan dengan pembuatan lubang biopori yang telah dilakukan warga di rumah masing-masing dan dampak yang dirasakan dari adanya pembuatan lubang biopori terhadap pengelolaan sampah dan kondisi tanah di sekitarnya. Kegiatan ditutup dengan jargon khas berupa “Perempuan Hebat, Lingkungan Sehat!”. Pentingnya melibatkan wanita dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan terkait lingkungan dan perubahan iklim menjadi semakin jelas. Kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita dapat menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Outcome yang diharapkan dari pemilahan sampah dan biopori ini tidak hanya memiliki dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga membantu komunitas untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) merupakan salah satu pendidikan paling penting bagi remaja, sayangnya di Indonesia pendidikan tentang kesehatan reproduksi masih mengalami kemandekan dan progress yang kurang signifikan. Menurut SDKI tahun 2017 tercatat bahwa rata-rata pengetahuan remaja berumur 15-19 tahun terkait kesehatan reproduksi masih kurang dari 50%. Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat tergerak untuk menginisiasi peningkatan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi, tepatnya di posyandu remaja daerah Cimahpar, Bogor Utara. Kegiatan ini dinamakan Inspeksi (Inisiasi Peningkatan Kesehatan Reproduksi). Kegiatan Inspeksi dilaksanakan oleh tujuh mahasiswa yang diketuai oleh Made Natasya Restu Dewi Pratiwi beranggotakan Egydhia Zalfa Salsabila, Maisan Zahra, Siti Naziyati Nur Haliza, Syifa Aulia Suryani, Safira Nurul Izzah, dan Octiana Syeira Prameswari. Kegiatan Inspeksi dilaksanakan selama 8 minggu berturut-turut, tepatnya di setiap akhir pekan dengan melibatkan 10-16 remaja di Kelurahan Cimahpar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja setempat terkait kesehatan reproduksi dan meningkatkan kemampuan remaja dalam menyelesaikan masalah kesehatan reproduksi yang dialami dalam kesehariannya. Terdapat 8 modul yang disampaikan dalam kegiatan Inspeksi, diantaranya:
  1. Konsep Kesehatan Reproduksi
  2. Mengenal Organ Reproduksi, Pubertas, dan Kehamilan
  3. Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi
  4. Penyakit Terkait Kesehatan Reproduksi
  5. Pernikahan Dini dan Relationship
  6. Gizi dan Kesehatan Reproduksi
  7. Menjadi Pendidik Sebaya
Untuk memantau terjadinya peningkatan pemahaman remaja dalam kegiatan Inspeksi, tim pelaksana melakukan pre-test dan post-test setiap sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan. Berdasarkan analisis pre-test dan post-test ditemukan bahwa peserta yang kami latih mengalami peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi sebesar 65%. Artinya, kegiatan edukasi kesehatan reproduksi melalui kegiatan posyandu remaja ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Sistem pengajaran yang dilakukan disesuaikan dengan metode yang mudah dipahami oleh remaja setempat, yaitu dengan diskusi kelompok. Bahkan kegiatan pengajaran setiap sesinya memiliki metode penyampaian yang berbeda, seperti pembuatan pohon masalah, diskusi kasus, pengisian TTS (Teka-Teki Silang), mencocokkan kata (word matching), roleplay komunikasi, mengulas kesesuaian komponen gizi dari makan siang yang dibawa peserta dengan panduan gizi seimbang, dan masih banyak lagi metode unik lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan antusiasme peserta, di setiap akhir sesi diadakan penentuan peserta dan kelompok terbaik, yang kemudian tim berikan apresiasi berupa snack/barang. Sistem apresiasi ini bukan hanya berlaku bagi peserta terbaik, melainkan juga bagi peserta yang rajin datang secara berkala yang akan mendapatkan hadiah berupa totebag, tumblr, pin dan sticker. Penyampaian edukasi pada program Inspeksi ini didesain agar remaja selaku peserta dapat terlibat aktif dalam proses penyampaian pendapat dan permasalahan kespro yang mereka biasa temukan di lingkungan pergaulannya sehingga hal ini membuat kegiatan Inspeksi berbeda dari kegiatan pengajaran kespro lainnya. Program Inspeksi memiliki tekad agar para remaja dapat berani berpendapat dan berdiskusi terkait kesehatan reproduksi karena hal ini bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan melainkan bermanfaat untuk dipahami secara menyeluruh. Setiap sesi intervensi Inspeksi diupayakan untuk menciptakan pemahaman peserta akan masalah kespro di sekitarnya sehingga pasca mengikuti program, peserta yang terlatih dapat menjadi “Pendidik Sebaya” yang dapat membagikan ilmu serta pengalamannya terkait kespro kepada remaja lainnya. Pada akhir kegiatan, seluruh materi yang disampaikan dalam intervensi akan diserahkan kepada posyandu remaja dalam bentuk modul cetak yang nantinya diharapkan dapat menjadi guidelines bagi pengajaran kesehatan reproduksi di Posyandu Remaja Kelurahan Cimahpar yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh “Pendidik Sebaya” yang sudah dilatih. Program Inspeksi ini mendapatkan respons yang baik dari masyarakat Kelurahan Cimahpar. “Saya merasa puas dengan pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa UI, mudah-mudahan mereka (remaja), dapat menerapkan ilmu yang diberikan”, begitulah pesan dan harapan yang disampaikan oleh Ibu Lis selaku pengurus posyandu remaja di Kelurahan Cimahpar, Bogor Utara. Selain itu, salah satu remaja di Cimahpar yang berpartisipasi pada kegiatan Inspeksi, yaitu Muhamad Restu Saputra menyampaikan, “Semoga ilmu yang saya saya dapat di sini bisa disebarkan ke masyarakat dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat”. Tentu saja, harapan yang disampaikan oleh Ibu Lis dan Restu, selaras dengan harapan tujuh mahasiswa yang menjalankan kegiatan Inspeksi. Meskipun program posyandu remaja ini sebenarnya sudah direkomendasikan oleh Kemenkes RI, nyatanya program ini masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, program posyandu remaja di Kelurahan Cimahpar ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan karena merupakan program kesehatan yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan ini tentunya tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari kader remaja dan pengurus posyandu remaja Kelurahan Cimahpar, Puskesmas Bogor Utara, pejabat kelurahan, RT, dan RW setempat, dosen pembimbing lapangan program, yaitu Ibu dr. Lhuri Dwianti Rahmartani B.Med.Sc., M.Epid, serta dosen reviewer modul kesehatan reproduksi yang tim pelaksana tulis, yaitu Ibu dr. Lhuri Dwianti Rahmartani B.Med.Sc., M.Epid, Ibu Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc, Ibu Dr. dr. Helda, M.Kes, dan Ibu Bunga Pelangi, S. KM., M.KM
Meraki Bentala | Bakti UI Menuju Indonesia Emas 2045 📅 6-10 November 2023 📍Perpustakaan UI, Kampus UI Depok Jawa Barat Adapun beragam rangkaian kegiatan selama sepekan yang bisa dihadiri gratis oleh warga UI, yaitu: -Talk Show -Fun Science -Kirab Budaya -Pemeran Budaya -Bazar UMKM Depok -Pertunjukan Seni Budaya -Ekspose Hasil Pengmas UI -Simposium Internasional -Pameran Produk Pengmas UI -Pemeriksaan Kesehatan Umum dan Gigi Mulut ——- Link Pendaftaran Talkshow Festival: https://bit.ly/KonfirmasiKehadiranFestivalPPMUI2023
  Depok-Rossi Imam Prasojo, mahasiswa program studi (prodi) Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), berhasil meraih Juara 1 (Gold Medal) dan Special Award: Best Project pada kompetisi Indonesian International Invention Expo (IIIEX) 2023. Prestasi tersebut diraihnya setelah berhasil menciptakan inovasi obat kumur yang diformulasikan dari ekstrak daun jambu biji dan daun sirih guna mencegah perkembangan plak pada gigi. Nama produk Gua-Tell Mouthwash tersebut merupakan singkatan dari bahan dasarnya, yaitu GUA dari ‘guava’ (jambu biji) dan TEL dari ‘betell’ (sirih). Bahan-bahan tersebut dipilih untuk dimanfaatkan sebagai obat kumur karena belum banyak orang yang mengetahui manfaat kedua bahan tersebut. (Foto: Produk Gua-Tell Mouthwash yang dikembangkan mahasiswa Vokasi UI) Setelah diteliti, daun jambu biji dan daun sirih memiliki kandungan fitokimia yang tinggi, kaya akan antioksidan, antibakteri, serta aman dikonsumsi. Selain mencegah berkembangnya plak pada gigi, obat kumur tersebut juga memiliki fungsi lain, yakni untuk menghilangkan bau mulut, seriawan, dan masalah mulut lainnya. Prestasi yang diraih pada akhir Agustus 2023 itu merupakan buah dari hasil kolaborasi Rossi dengan empat mahasiswa lainnya dari perguruan tinggi yang berbeda, yakni Salsabila Fathiya dan Nova Wafrina Daru (Universitas Sultan Agung Semarang), Dheandra (Universitas Gadjah Mada), serta Elizabeth Frsica (Universitas Brawijaya). Keikutsertaan Rossi dalam kompetisi dan proyek pembuatan obat kumur tersebut telah dimulai bersama keempat rekannya sejak duduk di bangku SMA. Ia mengatakan, “Sejak SMA, kami sering berkolaborasi dan beberapa kali mengikuti kompetisi di bidang sains seperti ini. Saya yakin bahwa meskipun keilmuan kami beragam, tetapi tidak menyurutkan semangat untuk terus berkembang dan bekerja sama menciptakan suatu hal yang berguna bagi masyarakat.” Rossi dan rekannya berhasil mendapatkan medali emas setelah berkompetisi secara nasional dengan lebih dari 85 tim dari berbagai institusi di Indonesia. Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesian Youth Science Association (IYSA) di Politeknik Negeri Semarang tersebut terdiri atas pameran produk, penjurian, inventor talk, dan awarding. (Foto: Rossi dan rekannya saat menerima penghargaan untuk produk Gua-Tell Mouthwash yang mereka kembangkan) Produk Gua-Tell Mouthwash telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM sejak Oktober 2022. Peran Rossi dalam pembuatan produk tersebut adalah menentukan formula dari ekstraksi bahannya, misalnya jumlah pembuatan sampel dan perbandingannya. Sementara pembuatan ekstraksi, uji lab, dan pengajuan hak paten dilakukan bersama. Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih oleh Rossi. Ia mengatakan, “Prestasi yang didapatkan Rossi di bidang sains menunjukkan bahwa mahasiswa Vokasi UI juga dapat bersaing secara keilmuan teoretis. Selain itu, kolaborasi dengan mahasiswa dari universitas lain juga menciptakan hubungan yang baik antarinstitusi dan dapat memperluas kesempatan mereka untuk saling berjejaring.”  
    Makara Merah Bina Desa merupakan program kerja community service yang diselenggarakan oleh Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FH UI 2023. Kegiatan ini dilaksana kan pada Jumat, 11 Agustus 2023 sampai dengan Minggu, 13 Agustus 2023 di Desa Cangkring, Indramayu.             Sebanyak 35 Mahasiswa FH UI melakukan kegiatan pengabdian yang...
Read More
Kajian awal Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada 2020 mencatat bahwa pada tahun 2019, konsumsi minyak goreng sawit nasional mencapai 16,2 juta kilo liter (KL). Dari angka tersebut rata- rata minyak jelantah yang dihasilkan berada pada kisaran 40-60 persen atau berada di kisaran 6,46 – 9,72 juta KL. Limbah minyak jelantah, yang termasuk ke dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dapat mengakibatkan pencemaran air dan tanah sehingga memicu kerusakan pada ekosistem. Minyak jelantah yang dibuang sembarangan memberikan risiko meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) di perairan. Hal ini menyebabkan tertutupnya permukaan air dengan lapisan minyak. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat masuk ke perairan yang mendorong matinya biota dalam perairan. Salah satu cara mengurangi pembuangan minyak jelantah yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem adalah dengan mengolahnya kembali. Jika dimanfaatkan dengan baik, minyak jelantah memiliki nilai pasar yang cukup tinggi karena dapat digunakan untuk membuat produk bernilai jual seperti pupuk tanaman, sabun, bahan bakar lampu minyak, kosmetik, pelumas alat rumah tangga, dan makanan hewan. (Foto: Yulial saat memaparkan materi tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah) Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) melakukan aksi pengabdian masyarakat (pengmas) untuk mengajak warga di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara lebih bijak dalam mengelola minyak jelantah. Kegiatan yang berlangsung pada 26 Agustus 2023 tersebut bertajuk “Edukasi Membahas Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat” dan membahas pemanfaatan minyak jelantah yang dapat digunakan kembali menjadi berbagai produk. Tim pengabdi diketuai oleh dosen program studi (prodi) Administrasi Asuransi dan Aktuaria UI, Yulial Hikmah, S.Si., M.Si., dan beranggotakan Dr. Fia Fridayanti Adam, M.Si.; Radityo Kusumo Santoso, S.I.A., M.M.; serta lima orang mahasiswa. Menurut Yulial Hikmah, “Kegiatan pengmas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga (mengenai) pentingnya pemanfaatan limbah minyak jelantah secara efektif dan membantu mereka mengonversikan limbah minyak jelantah menjadi suatu laba bagi perekonomian masyarakat. Kami berharap adanya kegiatan ini dapat menyelesaikan permasalahan pokok dari kebutuhan rumah tangga dengan baik dan tepat.” Dukungan terhadap kegiatan pengmas tersebut turut dilayangkan Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. Ia mengatakan, “Kegiatan pengmas yang dilakukan dosen dan mahasiswa Vokasi UI tersebut diharapkan dapat memberikan dampak besar kepada ibu rumah tangga supaya mengelola minyak jelantah guna meningkatkan perekonomian rumah tangga.” Kegiatan pengmas diikuti lebih dari tiga puluh peserta yang terdiri atas ibu rumah tangga yang memiliki permasalahan terkait limbah minyak jelantah. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, para ibu rumah tangga dibekali pengetahuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan minyak jelantah tersebut.Jika ditinjau dari segi ekonomi, pemanfaatan minyak jelantah tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan karena biaya yang digunakan tidak terlalu tinggi tetapi hasilnya dapat menjadi barang yang memiliki nilai jual. Melalui pemanfaatan teknologi, mereka juga dapat memasarkan barang hasil pemanfaatan minyak jelantah tersebut melalui media sosial. Tini (54), salah seorang peserta pengmas, mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap kegiatan pengmas yang diselenggarakan Vokasi UI. “Kegiatan ini sangat berkesan karena membantu kami sebagai ibu rumah tangga untuk mengatasi permasalahan minyak jelantah. Selain itu, kami menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, terutama di sekitar kami,” ujar Tini.
1 2

View All Events

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930