id
Pengmas

Category

Pada tanggal 10 Agustus 2024 lalu, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) 2024 telah menginisiasi program edukasi kesehatan kulit di wilayah komunitas Suku Baduy, tepatnya di Kampung Kadu Ketug dan Kadu Jangkung. Program ini dipimpin oleh apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Sc., Ph.D., dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat setempat akan pentingnya menjaga kesehatan kulit.

Suku Baduy, komunitas tradisional yang terletak di pegunungan Kendeng, Lebak, Banten, dikenal dengan kehidupan yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan cenderung tertutup terhadap pengaruh luar. Namun, di balik keutuhan tradisi ini, masyarakat Baduy menghadapi tantangan kesehatan serius, khususnya terkait penyakit kulit seperti skabies atau yang sering dikenal dengan sebutan kudis atau budug.

“Masalah kesehatan ini diperparah oleh terbatasnya akses masyarakat Baduy ke fasilitas kesehatan. Selain itu, masalah lain adalah minimnya pemahaman mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta cara penggunaan tanaman herbal secara higienis”, ujar Bidan Rika.

Program ini didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan didanai oleh Hibah Program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2024. Berbagai perusahaan seperti PT Rohto Laboratories Indonesia, PT Ultra Sakti Tresnojoyo, dan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, turut berpartisipasi dengan memberikan donasi produk kesehatan kulit senilai lebih dari Rp12 juta. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak,” ujar apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Sc., Ph.D., pemimpin tim FFUI.

Kegiatan ini menyoroti urgensi edukasi kesehatan di komunitas Suku Baduy yang tersebar di 58 kampung dengan populasi sekitar 26.000 orang. Keterbatasan tenaga kesehatan dan luasnya wilayah menjadi tantangan besar dalam memberikan pelayanan medis. Tim Pengmas FFUI mengatasi tantangan ini dengan menyampaikan informasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penggunaan tanaman herbal melalui poster dan booklet, serta menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan kulit yang mencakup langkah-langkah seperti mandi teratur, atur jadwal jemur kasur dan bantal, menjaga kebersihan rumah, mengurangi kontak dengan orang serta pakaian yang dicurigai terinfeksi tungau budug dan mencuci pakaian secara rutin.

Pemberian Poster Kesehatan oleh apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Tim Pengmas

Program ini tidak hanya mencakup distribusi materi edukasi dengan poster, tetapi juga penyuluhan tentang penggunaan tanaman herbal berkhasiat mudah ditemukan di lingkungan sekitar Suku Baduy tinggal. Tanaman-tanaman yang telah terbukti efektif dalam mengatasi masalah kulit seperti skabies di antaranya adalah lidah buaya (Aloe vera), kunyit (Curcuma longa), dan daun sirsak (Annona muricata). Getah lidah buaya (gel) digunakan dengan dioles pada bagian kulit yang terkena skabies, didiamkan selama 30 menit, dan dibilas dengan air dingin setelah 30 menit. Penggunaan kunyit dihaluskan dan dioleskan ke kulit yang menderita budug, lalu setelah beberapa saat dibersihkan. Kemudian, penggunaan daun sirsak direndam di dalam air selama beberapa menit kemudian diperas. Air perasan daun sirsak disemprotkan merata ke seluruh permukaan luka skabies satu kali sehari selama seminggu.

Selain penyuluhan, pada kegiatan ini juga dibagikan 100 bingkisan berisi makanan seperti roti dan beberapa snack, serta produk-produk yang diberikan oleh para sponsor kepada masyarakat Suku Baduy. Produk yang diberikan merupakan produk penunjang kesehatan kulit, seperti lotion, sampo, dan bedak.

Dengan pemberian media edukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Baduy, kami berharap masyarakat Baduy dapat lebih mudah memahami pentingnya PHBS dan memanfaatkan tanaman herbal secara optimal. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu mereka menjaga kesehatan kulit dan mencegah penyakit,” tambah Bu Donna.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada FFUI atas kunjungan dan edukasinya kepada masyarakat Baduy,” ucap Pak Meidi selaku sekretaris desa. Melalui program pengabdian masyarakat ini, FFUI berharap bisa memberikan dampak positif dan berkelanjutan pada kesehatan kulit komunitas Baduy, dengan menghubungkan pengetahuan tradisional dan praktik kesehatan modern untuk kesejahteraan yang lebih baik.

Tim Pengmas FFUI bersama dengan anak-anak Baduy Adapun tim Pengmas FFUI yang diketuai oleh apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Sc., Ph.D terdiri dari mahasiswa Sarjana dan Apoteker FFUI yaitu Faiq Firni Ramadhan, Raihana Ghibtha Putri, Nafisa Thahira, Mauna Munifah Indarwati, dan M. Mishbahus Surur. “Semoga apa yang kami lakukan di sini memberikan manfaat bagi masyarakat Baduy dan dapat membantu mereka mengatasi permasalahan kesehatan kulit yang selama ini diderita oleh mereka”, kata Donna.

Masyarakat di era pesatnya perkembangan teknologi digital mulai membatasi ruang gerak pada hal-hal yang berkaitan dengan alam. Mereka mendapatkan berbagai informasi melalui gawai dan dikendalikan informasi yang diterima di sekitar mereka. Derasnya arus informasi yang diterima generasi di era digital terkadang memberikan tekanan pada kehidupan. Bila kita merujuk pada kehidupan masa lalu masyarakat mendapatkan informasi dari alam sekitar, mereka mengetahui arah bukan melalui format GPS melainkan melalui pengetahuan mengenai perbintangan. Mereka juga mendapatkan informasi terkait perubahan musim melalui pengalaman sehari-hari ataupun ilmu alam dan lingkungan yang diturunkan dari para leluhur, yang dikenal sebagai kearifan lokal.

Masyarakat di Jawa mengenal ‘Petungan’ sistem perhitungan hari Jawa yang menjadi dasar bagi pengamatan dan tindakan masyarakat Jawa terhadap lingkungan sekitar. Melalui Petungan dapat diketahui, kapan perubahan musim terjadi, dan kapan waktu purnama, dan musim tanam, musim kemarau dan musim hujan.

Terkait tradisi Purnama masyarakat Jawa di masa lalu melakukan berbagai aktivitas bersama di luar rumah di malam hari saat purnama tiba. Di pedesaan masyarakat berkumpul di luar rumah dan menyelenggarakan berbagai aktivitas; anak-anak melakukan permainan berkelompok, orang tua berkumpul menghabiskan waktu bersama membahas berbagai hal, mereka juga menembang ataupun membacakan manuskrip, selain itu menjelang tengah malam juga dilakukan ‘manekung’ yaitu duduk diam, memusatkan pikiran untuk memperoleh semangat baru untuk hari-hari selanjutnya.

Berkaitan dengan fenomena Purnama Strawberry pada 20 Juni 2024, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Universitas Indonesia (PPKB FIB UI) bekerjasama dengan BRIN (ethnoastronomy) dan astronomy ITB menggelar kegiatan Festival Purnama Strawberry. Selama dua hari kegiatan dipusatkan di wilayah Desa wisata sekitar Borobudur dan di lingkungan candi Borobudur. Tujuan dari kegiatan ini adalah merupakan bentuk kolaborasi antar institusi yang bertujuan menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk tetap melestarikan tradisi purnama, karena melalui tradisi purnama banyak hal yang dapat digali; yaitu pola gotong royong, kearifan lokal Jawa serta literasi melalui tembang-tembang Jawa. Selain itu pengalaman menikmati indahnya purnama juga dilakukan melalui asah batin ‘Manekung’ yang memberikan kontribusi pada keseimbangan mental dan fisik.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh PPKB FIB UI pada 20-22 Juni 2024 di Desa Karangrejo, Magelang, meliputi; Workshop Tradisi Purnama dan Petungan Jawa, Workshop Dolanan Anak, Workshop Meditasi Purnama, dengan fasilitator Dr. Turita Indah Setyani, Dr. Lily Tjahjandari dan Dr Sri Ratna Saktimulya (Kepala Studi Kebudayaan UGM) Selain itu PPKB FIB UI juga melakukan pelatihan di bidang media bagi generasi muda melalui

“Pelatihan Bikin Film” dan “Pelatihan Content Digital” dengan Fasilitator Yusuf Raharjo (Praktisi Media).

Para peserta kegiatan ini juga akan dapat memantau keindahan purnama strawberry melalui teleskop dan mendapatkan informasi terkait fenomena astronomy oleh para pakar astronomy dari Institut Teknologi Bandung.

“Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mendapat pengalaman dan pengetahuan terkait tradisi purnama yang merupakan kearifan lokal yang selayaknya dilestarikan”, demikian pandangan Dr.phil. Lily Tjahjandari M.Hum Kepala PPKB FIBUI. Mewakili Dekan FIB UI, Dr. Herdito Sandi Pratama selaku Manajer Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat FIB UI menyampaikan pentingnya penguatan identitas; “Apabila kita mengenal tradisi serta kearifan lokal yang ada maka hal tersebut akan menguatkan jati diri bangsa”.

Perawakan pendek atau telah menjadi isu global yang signifikan. Kondisi ini didefinisikan sebagai suatu tinggi badan di bawah persentil 3 kurva pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin dilakukan melalui pengukuran panjang/tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Pertumbuhan yang tidak normal sering kali disebabkan oleh kondisi medis atau sosial yang mendasari dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Anak dengan perawakan pendek menghadapi berbagai tantangan saat dewasa, seperti kesulitan mengendarai kendaraan dan kemungkinan kurangnya kesempatan kerja. Stigma “taller is better” dapat memengaruhi perkembangan psikososial anak perawakan pendek dan keluarganya, baik di Indonesia maupun di negara lain.

Berangkat dari hal tersebut, Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) melakukan kegiatan edukasi yang bertajuk “Optimalisasi Kualitas Hidup Pada Anak Pendek” di SDN Depok 01 pada tanggal 22 Juni 2024.

Program pengabdian masyarakat (pengmas) ini merupakan hasil kerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas dimana lokasi SDN 01 Depok berada dalam wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas.

Ketua Pengmas FKUI Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) menjelaskan pentingnya meningkatkan kesadaran para guru di sekolah tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan, khususnya tinggi badan anak, agar masalah psikososial yang mungkin timbul dapat dideteksi dan diintervensi lebih dini.

“Diharapkan anak dengan perawakan pendek tetap memiliki kualitas hidup baik, dapat beraktivitas baik, kreatif, tidak memiliki masalah emosi, sosial. Kami juga memberikan edukasi pada guru di sekolah bagaimana cara mengukur tinggi badan anak dengan benar sehingga sekolah dapat mengetahui status kesehatan anak didiknya,” ujar Prof. Rini.

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman berbasis ilmu pengetahuan dengan bukti ilmiah agar masyarakat semakin sadar akan risiko yang dapat dihadapi anak dengan perawakan pendek. Apabila lingkungan yang tidak inklusif, terutama di sekolah, dapat memperburuk masalah psikososial anak perawakan pendek, meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, dan menurunkan kualitas hidup mereka di masa depan.

Kegiatan pengmas terdiri dari tiga sesi, sesi pertama berupa penyuluhan yang membahas masalah kesehatan anak perawakan pendek dari sisi medis, dengan narasumber dr. Huminsa Ranto Morison Panjaitan, SpA. 

Pada sesi kedua, dilakukan pengukuran antropometri untuk mengetahui status antropometri dan prevalensi perawakan pendek siswa dan siswi di SDN 01 Depok oleh dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Anak, dan mahasiswa FKUI.

Sementara itu, pada sesi ketiga dilanjutkan dengan deteksi dini masalah psikososial siswa-siswi SDN 01 Depok melalui pengisian formulir kuesioner PedsQL yang dipandu oleh dokter PPDS IKA dan mahasiswa FKUI. Peserta diajak mengisi formulir yang berisi pertanyaan tentang perilaku yang berisiko menjadi masalah psikososial. Hasil sesi ini diharapkan memberikan gambaran masalah psikososial yang terjadi di SDN 01 Depok dan korelasinya dengan status antropometri masing-masing anak.

Kegiatan ini juga didukung oleh PT. Frisian Flag Indonesia, PT. Kalbe Morinaga, dan PT. Soho. Di akhir kegiatan dilakukan pembagian bingkisan berupa susu, suplemen kesehatan, dan roti kepada para murid.

Kepala Sekolah SDN 01 Depok Arwin Rangkuti, S.Pd., M.M. menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini. “Kami merasa sangat antusias, baru kali ini SDN 01 Depok mendapat kehadiran dari tim kesehatan, terutama dari FKUI, untuk program pengabdian masyarakat. Kami sangat berterima kasih kepada FKUI atas kehormatan yang diberikan kepada sekolah kami. Kami berharap hasilnya dapat segera kami ketahui dan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak kami.”

Selamat dan sukses atas lolosnya 24 Mahasiswa yang tergabung dalam dua tim pada Program Penguatan Kemahasiswaan (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) 2024 yang diselenggarakan Kemahasiswaan Dikti Kemendikbud RI. Selamat mengabdi untuk tim @ohscfkmui dan @bemfmipaui . Setiap langkah kalian dalam membangun negeri, semoga bisa memberikan dampak nyata untuk UI dan Indonesia. Mahasiswa UI Mengabdi Dari UI untuk Negeri Subdit Kemitraan dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia #ui #universitasindonesia #pengabdianmasyarakat #ppkormawa2024                            
Halo, Calon Tim Pengabdi UI! Setelah perjalanan panjang submit proposal, seleksi administrasi dan seleksi substansi, tibalah saatnya Min-abdi mengumumkan tim yang lolos pendanaan Hibah Kepmas UI 2024. Selamat bagi tim pengabdi yang berkesempatan didanai oleh Kemahasiswaan UI. Bagi yang belum lolos, tetap semangat dan selalu mengabdi ya teman-teman! Jangan lupa pantau terus media sosial kami ya, Min-abdi bakalan share keseruan selama program berjalan. Salam Pengabdian, Dari UI untuk Negeri. Subdit Kemitraan dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia #ui #universitasindonesia #hibahkepmas #uimengabdi #mahasiswa #pengabdian #kkn  
Daftar Nama Tim Penerima Hibah Pengmas 2024

==============

                                                                                 
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktiristek - Kemendikbudristek telah membuka pendaftaran Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa tahun 2024: -Bantuan dana maksimal Rp. 40.000.000,-/proposal -Pendaftaran internal ditutup sampai tanggal 10 Maret 2024 -Kegiatan ini terbuka bagi mahasiswa Program Sarjana -Panduan dan informasi program lengkap, sila cek laman https://php2d.kemdikbud.go.id/ Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi student.communitycare@ui.ac.id Ayo segera daftarkan ormawa kalian! #PPKOrmawa #kampusmerdeka #kepmasUI2024        

Latar Belakang

Tinggi-rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa yang akan mengantarkannya menjadi lulusan suatu Perguruan Tinggi akan menentukan pula tinggi-rendahnya daya saing suatu bangsa. Oleh karenanya setiap negara mempunyai strategi khusus dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa mereka. Kompetensi mahasiswa tentu saja terkait dengan kualitas mahasiswa, dan untuk Indonesia, kualitas mahasiswa tidak hanya sebatas pada kecerdasan intelektual saja, namun kecerdasan emosional, spiritual, kepekaan sosial dan kecerdasan lainnya harus pula diasah dan ditingkatkan. Maka harus dibuat kurikulum hingga membentuk harmoni antara kecakapan dalam hard maupun soft skills.

Guna meningkatkan hard dan soft skills mahasiswa jenjang Sarjana dan Vokasi di lingkungan Universitas Indonesia, maka Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia menyelenggarakan kegiatan Kepedulian kepada Masyarakat yang diharapkan dapat mewujudkan desa binaan, masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui program-program yang berkelanjutan dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal.

Misi

 

Misi penyelenggaraan Program Kepedulian kepada Masyarakat, yaitu:

  1. Menerapkan pola pikir dan perilaku peduli kepada masyarakat melalui nilai-nilai yang positif, penuh empati, mandiri, ulet, kreatif, dan bertanggung jawab;
  2. Menemukan dan mengembangkan sumber daya produktif dalam aksi nyata kepedulian kepada masyarakat;
  3. Membangun kolaborasi dan sinergi yang baik dengan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan lainnya;

Tema

“Berinovasi Membangun Negeri”

Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

Memperoleh peta sumber daya produktif berbasis SDM dan SDA di desa-desa binaan UI atau wilayah-wilayah rentan kemiskinan dan konflik sosial; Membuat database dan perencanaan lebih lanjut melalui program-program nyata secara berkesinambungan dalam melihat potensi desa binaan/lokasi binaan kegiatan kepedulian kepada masyarakat.

Manfaat:

  1. Dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap program yang dilakukan kepada masyarakat sehingga masyarakat mampu mandiri melanjutkan program tersebut pasca pelaksanaan program kepedulian kepada masyarakat;
  2. Masyarakat dapat merasakan adanya nilai tambah ketahanan ekonomi pasca kegiatan kepedualian kepada masyarakat;
  3. Masyarakat dipicu dapat membuat program-program kreatif lainnya pasca kegiatan kepedulian kepada masyarakat.
  4. Dapat memberikan perubahan pemahaman dan perilaku masyarakat pasca program dilaksanakan;
  5. Jika program yang dilakukan berkaitan dengan suatu unit usaha, maka dapat dilihat ada atau tidak ada perubahan strategi pemasaran yang digunakan, termasuk perubahan penggunaan media sosial dan teknologi digital lainnya;
  6. Dapat memberikan perubahan efisiensi dan efektifitas program yang telah dilakukan

  Syarat Pengajuan Proposal

  1. Terbuka bagi mahasiswa Program Vokasi, Program Sarjana dan Pascasarjana di lingkungan Universitas Indonesia;
  2. Mahasiswa Universitas Indonesia dengan status aktif;
  3. Setiap tim harus memiliki 1 Dosen pendamping;
  4. Setiap tim terdiri dari ketua dan anggota dengan jumlah minimal 5 orang dan maksimal 10 orang;
  5. Setiap tim terdiri dari mahasiswa jenjang sarjana/vokasi dan jenjang pascasarjana S2/S3 maksimal 2 (dua) orang;
  6. Proposal yang diusulkan mengacu kepada Buku Pedoman Hibah Kepedulian kepada Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan UI Tahun 2024;
  7. Tim pengusul mengisi formulir pendaftaran melalui laman kemahasiswaan.ui.ac.id dengan menggunakan login SSO tautan berikut ini Pendaftaran 

Proposal yang  diusulkan mengacu kepada Buku Pedoman Hibah Kepedulian kepada Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan UI Tahun 2024 yang dapat dilihat dengan mengklik tautan berikut ini. Panduan Hibah Pengmas 2024

 

 

 

 

 

 

 

 

Limbah kotoran ternak merupakan salah satu sisa buangan dari kegiatan peternakan yang dapat berupa limbah cair, limbah padat, atau gas. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari tanah, air, dan udara, mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah limbah kotoran ternak adalah melalui proses composting atau pembuatan kompos. Kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah Hal ini juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan pupuk karena intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Melihat hal tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA, mengembangkan inovasi berupa alat pengaduk otomatis yang mampu mengolah kotoran ternak dan sampah organik menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi. Alat pengaduk otomatis ini teruji mampu mengolah berbagai bahan seperti kotoran kambing, molase, sekam kering, sekam bakar, daun-daun kering, dan cairan fermentasi mikro-organisme menjadi pupuk kompos yang berkualitas. Hasil inovasi ini kemudian disumbangkan kepada Koperasi Produsen Saung Agroternak Sukajaya (SAS) yang terletak di Desa Sukajaya, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desa Sukajaya memiliki potensi bahan baku pupuk kompos yang besar, terutama kotoran kambing, yang dapat diolah untuk menyuburkan tanaman cabai di lahan seluas 1.000 meter persegi milik Masyarakat. Tim Pengmas DTM FTUI berkolaborasi dengan Koperasi SAS dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan mengenai cara penggunaan alat pengaduk otomatis. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung dari bulan Juni hingga September 2023, yang ditandai dengan serah terima alat. Penyuluhan dilakukan mulai dari tahap pembukaan lahan, pembuatan terasering, penanaman, hingga tahap panen. Meskipun Sumedang saat itu mengalami musim kemarau dan muncul serangan hama yang menjangkit beberapa tanaman, hasil panen cabai keriting dapat mencapai 75 kilogram. Angka tersebut berhasil diperoleh melalui partisipasi enam hingga delapan warga yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan. Ditemui dikesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU memberikan tanggapannya terkait kegiatan ini, “Hasil Inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan Tim Pengmas DTM FTUI tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal tetapi juga menjadi contoh bagaimana ilmu dan teknologi bidang keteknikan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan di sektor pertanian. Selain itu, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian lokal tetapi juga menciptakan dampak positif dalam memberdayakan masyarakat setempat.” Inisiatif untuk membantu kebutuhan Masyarakat di Desa Sukajaya ini telah dilakukan Prof. Raldi sejak tahun 2018 bersama rekannya, Eddy Suhendi, yang merupakan alumni Teknik Gas FTUI dan penduduk asli Sumedang. Beberapa bantuan yang telah didistribusikan Prof. Raldi meliputi penyediaan lampu jalanan, pembuatan kolam ikan, dan sumbangan hewan qurban di hari raya idul qurban. Koperasi SAS yang diketuai oleh Eddy Suhendi dengan Prof. Raldi sebagai pembina didirikan pada tahun 2021 lalu, sebagai langkah agar dapat mengembangan potensi lokal secara lebih terorganisir. Sejak dibangunnya koperasi tersebut, Prof. Raldi bersama Tim Pengmas DTM FTUI secara aktif mengembangan koperasi tersebut guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi Masyarakat Desa Sukajaya. *** Kantor Komunikasi Publik Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Banten, – Isu perempuan dalam menghadapi perubahan lingkungan menjadi semakin relevan dalam konteks perubahan iklim dan dampak lingkungan. perempuan seringkali terpengaruh secara lebih intensif oleh perubahan iklim dan kerusakan lingkungan karena peran tradisional mereka dalam tanggung jawab sehari-hari seperti pengelolaan air, pangan, dan energi. Di banyak masyarakat, perempuan sering kali memiliki peran tradisional sebagai pelindung alam dan pengelola sumber daya alam. Perubahan lingkungan dapat menimbulkan tekanan tambahan pada peran ini. Maka, dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan yang jatuh di tanggal 10 November, Tim Pengmas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengajak perempuan untuk berperan menjadi pahlawan lingkungan. Kegiatan yang bertemakan “Pemberdayaan Perempuan dalam Menjaga Lingkungan Melalui Upaya Pemilahan Sampah dan Biopori” ini diikuti oleh ibu-ibu di Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tema tersebut diusung berdasar hasil refleksi selama beberapa bulan terakhir berkaitan dengan peningkatan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini tentu dipengaruhi oleh proses perubahan iklim yang salah satunya disebabkan pembakaran sampah, penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat dan efek rumah kaca. Perlu diketahui, pemilahan sampah dan implementasi biopori memiliki dampak dan manfaat yang signifikan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Dengan pemilahan sampah, masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, mengurangi polusi lingkungan, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku daur ulang. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada lingkungan dan menghasilkan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan. Penerapan biopori juga berkontribusi pada adaptasi terhadap perubahan cuaca ekstrem. Biopori membantu dalam penyerapan air hujan ke dalam tanah, mencegah genangan air dan banjir. Selain itu, biopori meningkatkan kesehatan tanah dan memfasilitasi pertumbuhan vegetasi. Hal ini berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, mengurangi risiko bencana terkait cuaca ekstrem, dan menciptakan lingkungan yang lebih seimbang. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan diskusi tentang pemilahan sampah dan pembuatan biopori. Kegiatan dikemas dalam bentuk edukasi singkat menggunakan buku saku sebagai media pendukung dan simulasi pembuatan serta penggunaan lubang biopori pada beberapa titik. Peserta menunjukkan antusiasme yang luar biasa dibuktikan dengan keaktifan dalam menjawab pertanyaan serta memberikan pandangan berkaitan dengan hal yang telah dilakukan terkait proses pemilahan sampah di rumah tangga yang dilakukan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Ns. Suryane Sulistiana Susanti, S.Kep., M.A., Ph.D. berkolaborasi dengan dua dosen FIK UI, yakni Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep., M.AdvN. dan Ns. Indah Permata Sari, Sp.Kep.Kom. dengan melibatkan mahasiswa magister, profesi dan sarjana. Rangkaian kegiatan dimulai dari acara sambutan, evaluasi pengetahuan, pemaparan materi singkat oleh mahasiswa berkaitan pemilahan sampah dan biopori hingga simulasi tahap pembuatan dan penggunaan lubang biopori yang dilakukan oleh dosen FIK UI. Simulasi pembuatan dan penggunaan biopori terbagi menjadi tiga sesi di mana tiap sesi terdiri tujuh orang dalam satu kelompok. “Perempuan memiliki peran yang besar menjadi role model dalam menjaga lingkungan, melalui pengabdian masyarakat ini kami mengajak semua perempuan dan Ibu-Ibu untuk berperan aktif menjaga lingkungan dimulai dengan pemilahan sampah rumah tangga dan pemanfaatan biopori, menjadi pahlawan untuk lingkungan sesuai dengan semangat kepahlawanan yang kita peringati setiap tanggal 10 November, Perempuan Hebat Pahlawan Lingkungan Sehat.” Jelas Lilis, selaku ketua tim pengabdian masyarakat. Berdasarkan pemaparan materi dan simulasi yang telah dilakukan, partisipan mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat karena mendapatkan ilmu dan informasi baru yang bermanfaat untuk diterapkan. Terlebih pada saat datang, peserta menyampaikan belum pernah mendapatkan penjelasan tentang biopori. Selain itu, peserta juga mengungkapkan selama ini mengelola sampah dengan membakarnya. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berjalan secara rutin untuk pengelolaan sampah lebih lanjut terutama sampah anorganik. “Saya mewakili ibu-ibu disini, dengan kunjungan UI kita terus dapat tambah ilmu. Dari yang belum tau yang namanya biopori, kita bisa tau cara memilah dan mengolah sampah. Sangat senang sekali. Terima kasih” ucap Mulyanah, salah satu peserta warga Desa Sukarame. Kegiatan ini resmi ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian bingkisan serta pipa biopori untuk dapat digunakan oleh peserta di lingkungannya yang telah dilubangi untuk pembuatan lubang biopori di rumah masing-masing. Nantinya, tim pengabdi akan melakukan evaluasi singkat berkaitan dengan pembuatan lubang biopori yang telah dilakukan warga di rumah masing-masing dan dampak yang dirasakan dari adanya pembuatan lubang biopori terhadap pengelolaan sampah dan kondisi tanah di sekitarnya. Kegiatan ditutup dengan jargon khas berupa “Perempuan Hebat, Lingkungan Sehat!”. Pentingnya melibatkan wanita dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan terkait lingkungan dan perubahan iklim menjadi semakin jelas. Kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita dapat menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Outcome yang diharapkan dari pemilahan sampah dan biopori ini tidak hanya memiliki dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga membantu komunitas untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
1 2 3 4