id
Berita

Category

Nadhira Zahrany Wishnuputri, mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FKM UI, kembali menorehkan prestasi gemilang dengan diundangnya ia ke dalam ASCEND Leadership Program yang diselenggarakan oleh Johns Hopkins University (JHU) Bloomberg School of Public Health. Program ini, yang berlangsung selama 9 bulan, merupakan platform internasional yang memberikan pelatihan kepemimpinan kepada tenaga kesehatan profesional muda dari berbagai negara. Fokus utama program adalah pada isu pengendalian tembakau, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang kian mendesak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. ASCEND Leadership Program bertujuan melatih 75 pemimpin muda di bidang kesehatan masyarakat. Pelatihan dilakukan melalui pelatihan intensif pada kelas-kelas daring dan sesi tatap muka, serta mengundang para peserta untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek kelompok yang bertujuan menyelesaikan masalah kesehatan di negara mereka. Selain sesi daring, para peserta juga mengikuti pertemuan langsung selama 5 hari di Filipina, di mana mereka bertemu dan berdiskusi dengan berbagai pakar kesehatan global, termasuk pejabat dari WHO Western Regional Office. Di Filipina, Nadhira berkesempatan bertukar pikiran dengan tenaga kesehatan profesional dari berbagai negara. “Kami dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan berbagai proyek terkait isu pengendalian tembakau. Selain itu, kami juga mengunjungi kantor WHO Western Regional di Filipina dan berdiskusi langsung dengan direktur WHO untuk wilayah barat, Dr. Saia Ma’u Piukala,” kata Nadhira. Tidak mudah bagi Nadhira untuk sampai pada tahap ini. Ia harus melewati proses seleksi berkas dan wawancara. “Selama wawancara, saya banyak berdiskusi mengenai motivasi, visi, dan rencana masa depan untuk berkontribusi dalam kesehatan masyarakat di Indonesia,” ujarnya. Pengalaman Nadhira di bidang kesehatan masyarakat, meskipun belum spesifik terkait tembakau, telah mempertemukannya dengan berbagai isu penting seperti stunting, TB, HIV, dan kesehatan lingkungan. Semua ini memberikan dasar kuat baginya untuk terjun lebih jauh dalam isu pengendalian tembakau melalui ASCEND Leadership Program. Selama menempuh pendidikan di FKM UI, Nadhira aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, terutama melalui perannya sebagai Kepala Departemen Sosial Masyarakat BEM FKM UI. “Pengalaman inilah yang mendorong saya untuk mendaftarkan diri ke program ASCEND. Saya berharap pengalaman ini dapat saya implementasikan dalam upaya pengendalian tembakau di Indonesia,” ungkap Nadhira. Keterlibatan ini memberikan banyak pelajaran berharga terkait kompleksitas masalah kesehatan di lapangan. “Saya belajar untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah dan mengasah kemampuan kepemimpinan, serta semakin peka terhadap isu-isu kesehatan, sosial, dan kemanusiaan,” ungkap Nadhira. Dukungan dari FKM UI juga menjadi faktor penting yang mendorongnya untuk terus berkontribusi, baik di dalam maupun luar kampus. Menghadapi peserta dari berbagai negara dengan latar belakang yang beragam tentu menjadi tantangan tersendiri. Namun, Nadhira merasa siap untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah satu hal yang ia siapkan adalah kepercayaan diri dalam berkomunikasi. “Keakuratan grammar bahasa bukan hal utama. Poin pentingnya, pesan yang kita sampaikan harus jelas dan bisa dimengerti,” katanya. Nadhira juga menekankan pentingnya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia, agar dapat berdiskusi dengan kritis dan menjadi representasi yang baik bagi negara. Pengalaman Nadhira berkiprah di ranah internasional dimulai pada akhir tahun 2023, Nadhira bersama rekannya, Nur Wahyu Rahmadiani, mengikuti One Health Workforce Multimedia Contest. Kontes ini diselenggarakan oleh SEAOHUN (Southeast Asia One Health University Network) bersama UC Davis One Health Institute, USAID, dan koalisi kesehatan global lainnya. Kompetisi ini menantang peserta dari Asia Tenggara untuk menyajikan karya visual yang mengangkat peran generasi muda dalam mendukung agenda One Health. Konsep One Health berfokus pada keterkaitan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam mencegah serta menangani penyakit zoonosis. Saat kompetisi berlangsung, Nadhira sedang melaksanakan magang di USAID Global Health Security, sementara rekannya Ayu berkontribusi di INDOHUN. Mereka mengerjakan sebuah video yang menyoroti peran One Health saat pandemi serta kontribusi generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam mendukung implementasi konsep ini di Indonesia. “Kami mengajak beberapa teman mahasiswa lain untuk turut serta dalam video, dengan tujuan menunjukkan semangat kebersamaan generasi muda dalam mempromosikan One Health,” ungkap Nadhira. Karya tersebut berhasil meraih peringkat pertama di Asia Tenggara, dan mereka dianugerahi undangan menghadiri One Health International Conference 2024 di Chiang Mai, Thailand, dengan biaya perjalanan sepenuhnya ditanggung oleh UC Davis. Konferensi tersebut juga membawa Nadhira dan Ayu untuk mempresentasikan sebuah proyek yang pernah dilakukan Ayu selama di INDOHUN. Proyek ini berkolaborasi dengan USAID, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, serta OHCC IPB University. Fokus proyek ini adalah intervensi edukatif kepada petani dan peternak di Kabupaten Bogor terkait risiko penyakit zoonosis serta implementasi konsep One Health dalam mengelola hewan ternak mereka. “Melalui Focus Group Discussion (FGD), kami berhasil mempertemukan petani, pemilik peternakan, pemerintah setempat, dan tokoh masyarakat untuk berdiskusi mengenai kebijakan pencegahan zoonosis,” jelas Nadhira. Output dari FGD ini adalah policy brief yang kemudian disampaikan kepada pemerintah daerah setempat sebagai rekomendasi kebijakan. Edukasi yang dilakukan dalam proyek ini telah meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai risiko zoonosis serta langkah-langkah pencegahan yang bisa mereka terapkan. Nadhira merasa bangga karena bisa menyampaikan kontribusi generasi muda Indonesia dalam forum internasional. “Saya berharap semakin banyak anak muda Indonesia yang diberdayakan dan diberi kesempatan untuk terlibat dalam agenda-agenda One Health,” tambahnya. Baginya, peran generasi muda sangat penting untuk menjaga keberlanjutan kesehatan masyarakat di masa depan. Selanjutnya, pengalaman mengesankan dalam bidang akademiknya juga terjadi pada awal 2024, ketika FKM UI memberinya kesempatan untuk mengikuti Short Exchange Mobility Program ke Mahidol University, Thailand. Di sana, Nadhira memupuk rasa percaya diri untuk berkomunikasi dan menjalin kolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai negara. “Program tersebut membuka wawasan saya mengenai dinamika kerja sama internasional di bidang kesehatan masyarakat,” kata Nadhira. Peran dosen juga sangat penting dalam perjalanan akademiknya, terutama Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc., yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan luar kampusnya. “Selain itu, saya juga mendapat banyak masukan dari Pak Dien Anshari, Ph.D., yang merupakan alumni ASCEND Leadership Program tahun 2014,” tambah Nadhira. Dr. Dien dan Dr. Miko banyak memberikan motivasi dan saran berharga selama proses persiapannya menuju program ASCEND di Filipina. “Selain itu, dosen-dosen Kesmas dan Epidemiologi FKM UI juga telah banyak berperan dalam memberikan bekal keilmuan dan kemampuan yang menjadikan saya mampu bersaing dengan tenaga professional muda dalam program tersebut,” imbuhnya. Selama menjalankan berbagai komitmen akademik dan internasional, Nadhira memiliki strategi tersendiri dalam mengatur waktunya. Ia selalu mengecek kesesuaian timeline program dengan jadwal akademiknya sebelum mengambil keputusan. Selain itu, ia selalu berkomunikasi dengan pembimbing akademik dan dosen terkait untuk memastikan segala aktivitasnya tetap terkoordinasi dengan baik. Salah satu tantangan terbesar adalah mengikuti kelas ASCEND Leadership Program yang diadakan pada malam hari karena pengajarnya berbasis di Amerika Serikat. Untuk mengatasi hal ini, Nadhira berusaha menyelesaikan pekerjaan dan tugas akademik pada pagi hingga sore hari agar dapat mengikuti kelas dengan lebih fokus di malam hari. “Dengan persiapan yang matang, semua tanggung jawab dapat terselesaikan dengan baik,” tuturnya. Bagi Nadhira, momen paling berkesan dalam perjalanan akademik dan kariernya adalah ketika menjalin koneksi dengan individu dari berbagai negara dan latar belakang. “Berdiskusi tentang isu kesehatan yang terjadi di negara lain, memahami permasalahan yang mereka hadapi, serta melihat implementasi solusi yang berbeda di setiap konteks merupakan pengalaman yang sangat berharga dan tidak mudah didapatkan,” ujarnya. Pengalaman lain yang tak kalah menginspirasi adalah kunjungannya ke WHO Western Pacific Region. “Saya memiliki kesempatan duduk bersama dan berdiskusi dengan Saia Ma’u Piukala, Direktur WHO Western Pacific Region, serta jajarannya. Itu adalah pengalaman yang sangat membuka wawasan, menginspirasi, dan membakar semangat saya untuk terus berkontribusi di bidang kesehatan masyarakat,” kenangnya. Sebagai mahasiswa dan calon tenaga profesional di bidang kesehatan masyarakat, Nadhira menekankan pentingnya membekali diri dengan ilmu dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan tantangan kesehatan global. “Jangan takut mengambil peluang untuk mengembangkan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya. Nadhira juga menyoroti pentingnya memiliki international exposure karena tantangan kesehatan masyarakat sering kali bersifat lintas sektor dan lintas negara. “Kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi, dan berkolaborasi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda adalah keunggulan yang akan membantu kita menyelesaikan tantangan kesehatan masyarakat di masa depan,” jelasnya. Selain pengalaman internasional, Nadhira juga menekankan pentingnya mendekatkan diri kepada masyarakat. “Selalu berusaha untuk melihat permasalahan di akar rumput secara langsung. Dengarkan, pahami, dan pelajari apa yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Kegiatan sosial seperti community service dan community development dapat menjadi awal yang baik untuk memperkuat core competence sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat,” tambahnya. Nadhira berharap mahasiswa FKM UI terus terlibat dalam pengembangan diri, baik di tingkat lokal maupun global, serta tetap terhubung dengan realitas permasalahan yang dihadapi masyarakat secara langsung. (DFD)
Mahasiswa Program Studi Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Hana Fajrianti, berhasil meraih Juara 1 Young Scientist Award pada The 12th International Conference Working on Safety 2024 di Dresden, Jerman yang berlangsung pada 24 September 2024. Hana merupakan satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam kompetisi yang diikuti oleh 300 peserta dari 43 negara di dunia. Membawa penelitiannya yang berjudul “Optimizing Subcontractor Selection Processes: Integrating Occupational Health and Safety Criteria in Indonesian Construction Industry”, Hana berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam ajang bergengsi tersebut. Pada penelitiannya, Hana mengangkat fenomena pemilihan subkontraktor di Indonesia yang sering kali lebih mengutamakan biaya daripada keselamatan. Hal ini menyebabkan tingginya angka kecelakaan yang terjadi. “Mengintegrasikan kriteria K3 ke dalam proses dua tahap yakni prakualifikasi (K3, teknis, administratif) dan kualifikasi (persaingan harga), sangatlah penting untuk meningkatkan standar keselamatan,” tutur Hana. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 46,2% subkontraktor hanya memenuhi 27,6% kriteria K3, 40,3% subkontraktor hanya memenuhi 56,3%, dan 13,4% subkontraktor sepenuhnya patuh pada kriteria K3. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor seperti keterbatasan sumber daya perusahaan baru dan ketergantungan yang besar pada kontraktor utama untuk tindakan keselamatan dan APD. Nilai kontrak yang rendah juga mengurangi kepatuhan terhadap kriteria K3. “Setelah prakualifikasi, kontraktor utama seharusnya membantu subkontraktor meningkatkan praktik K3 untuk memenuhi standar SMK3 serta memastikan keselamatan di semua ukuran kontrak,” terang Hana. Penelitian Hana ini berhasil memperoleh nilai tertinggi dalam penjurian. Penjurian meliputi  beragam aspek seperti relevansi terhadap isu K3, inovasi dan orisinalitas, manfaat aplikasi dari penelitian, kemampuan transfer (penerapan di konteks lain), struktur dan bahasa, serta berbagai kriteria lainnya. Hasil penilaian ini membuktikan keunggulan Hana dalam penelitian yang ia tampilkan dihadapan ketiga juri yang berasal dari berbagai negara yaitu Prof. Thomas Behrens dari DGUV Germany, Mary Ogungbeje dari IOSH United Kingdom, serta Ing. Mag. Christian Schenk dari Austrian Social Insurance for Occupational Risks, Austria. Young Scientist Award 2024 sendiri merupakan sebuah kompetisi penelitian untuk pemuda berusia maksimal 30 tahun dalam agenda The 12th International Conference Working on Safety 2024 yang diinisiasi oleh DGUV (German Social Accident Insurance). Ajang Young Scientist Award diadakan untuk menginspirasi dan melibatkan generasi muda yang antusias berkontribusi dalam bidang keselamatan kerja. Bangga akan prestasi mahasiswanya, Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., menyampaikan apresiasi dan harapannya. “Selamat dan apresiasi yang tinggi untuk Hana Fajrianti, mahasiswa Program Studi Magister K3 FKM UI atas pencapaiannya sebagai pemenang pertama Young Scientist Award pada the 12th International Conference Working on Safety di Dresden, Jerman. Alhamdulillah wa syukurillah, kami turut berbahagia atas prestasi yang cemerlang dan membanggakan fakultas dan universitas. Besar harapan kami, prestasi ini akan menginspirasi para mahasiswa FKM UI lainnya untuk semakin percaya diri dan gigih menampilkan karya karya-karya terbaik mereka, di kancah internasional,” tutur Prof. Mondastri. Dekan FKM UI juga menambahkan bahwa pencapaian ini membuktikan bahwa FKM UI memiliki potensi besar dalam mencetak generasi muda yang siap bersaing di tingkat internasional. “Mahasiswa FKM UI yang unggul akan berperan sangat penting sebagai duta ilmu kesehatan masyarakat Indonesia yang sekaligus akan memperkuat reputasi dan branding institusi FKM UI, nasional, dan juga global,” pungkas Prof. Mondastri.
Best Paper pada kegiatan Konferensi Mahasiswa Hukum Nasional (KMHN) Tahun 2024 dengan tema “Mengurai Benang Merah Reforma Agraria: Penataan Regulasi, Akses, dan Aset Guna Mewujudkan Negara Kesejahteraan” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Padjajaran di Bandung pada tanggal 20-22 September 2024. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah Studiun Generale, Focus Group Discussion, Diskusi Panel, Sidang Pleno, dan penghargaan. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah pembuatan policy brief yang akan diaudiensikan kepada stakeholders terkait, yaitu Kementerian ATR/BPN dan DPR RI. Delegasi Fakultas Hukun yang terlibat: 1. Daffa Putra Pratama (2022) 2. Ibrahim Ghifar Hamadi (2022) 3. Hezekiah Mulia Halomoan Sirait (2023)
    Halo mahasiswa UI saat ini sedang dibuka penawaran Beasiswa Harry Diah AAJI TA2024-2025 bagi mahasiswa S1, S2, S3 Masa Pendaftaran s.d. 7 Oktober 2024 Informasi pendaftaran beasiswa dapat dilihat pada laman: https://beasiswa.ui.ac.id/  Salam Sehat dan tetap semangat untuk berkuliah #beasiswaUI #merdekabelajar #kampusmerdeka #UIUntukIndonesia #BHD #AAJI
Halo mahasiswa UI Fakultas Ekonomi dan Bisnis ,Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik, saat ini sedang dibuka penawaran Beasiswa “Yayasan Asahi Glass Indonsia “ Tahun 2024. Beasiswa ini merupakan beasiswa bantuan biaya penunjang pendidikan untuk mahasiswa jenjang Sarjana (S1) dengan besaran beasiswa sebesar Rp 450,000/bulan selama 12 bulan untuk satu tahun akademik 2024/2025. Kuota untuk beasiswa ini sebanyak 6 penerima.
Masa Pendaftaran
 30 September 2024 s.d. 18 Oktober 2024
.
Informasi pendaftaran beasiswa dapat dilihat pada laman:
http://beasiswa.ui.ac.id
.
Salam Sehat dan tetap semangat untuk berkuliah #beasiswaUI
Halo mahasiswa UI. Saat ini sedang dibuka penawaran OK Bae&Jung Scholarship. Beasiswa ini diperuntukan bagi seluruh mahasiswa aktif yang memiliki pengalaman atau ketertarikan pada bahasa dan kebudayaan Korea. Masa pendaftaran s.d.20 Oktober 2024. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada laman beasiswa.ui.ac.id Salam sehat dan tetap semangat untuk berkuliah! #beasiswaUI #merdekabelajar #kampusmerdeka #UIUntukIndonesia
Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia (DTK), Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih juara kedua dalam ajang bergengsi 23rd PetroBowl Global Championship, yang berlangsung pada 23 September 2024 di Ernest N. Morial Convention Center, New Orleans, Amerika Serikat. Keempat mahasiswa angkatan 2021 tersebut adalah Al Azhari Siregar, Deni Suryo Pratama, Marley Susilo, dan Vincent Emmanuel. Pencapaian yang mereka raih mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, Dekan FTUI. “Prestasi yang diraih oleh tim UI PetroBowl Team 2024 merupakan sebuah kebanggaan yang patut diapresiasi dan menjadi inspirasi. Keberhasilan ini tidak hanya menandai pencapaian individu, tetapi juga merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi yang solid antar anggota tim,” ujar Prof. Heri. Ia juga menambahkan bahwa pencapaian ini membuktikan bahwa FTUI memiliki potensi besar dalam mencetak generasi muda yang siap bersaing di tingkat internasional. “Di tengah tantangan dan kompetisi yang semakin ketat, prestasi ini menjadi simbol harapan dan motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berprestasi,” ujarnya kemudian. Mahasiwa bimbingan Dr. Bambang Heru Susanto, S.T., M.T., Ketua Departemen Teknik Kimia FTUI, ini mempersiapkan diri secara intensif. Mereka mendapatkan dukungan akademis dan strategis yang mencakup pemahaman mendalam tentang teknik perminyakan hingga tren terbaru di industri migas. Proses persiapan ini menjadi salah satu kunci sukses mereka. Sebelum mencapai final di New Orleans, tim UI PetroBowl 2024 menunjukkan performa luar biasa di PetroBowl Asia Pacific & Australia Regional Qualifier, yang berlangsung pada 25-27 Juli 2024 di Ho Chi Minh, Vietnam. Mereka berhasil keluar sebagai juara pertama dalam kualifikasi regional tersebut, yang menjadi tiket untuk melaju ke kompetisi global.

Di ajang PetroBowl Global Championship, mereka bersaing dengan 32 tim dari enam region berbeda, termasuk tim-tim terbaik dari berbagai negara. Kompetisi yang diadakan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) ini menguji pengetahuan mahasiswa tentang industri energi dalam format cerdas cermat, yang mencakup berbagai topik dari aspek teknis hingga isu-isu terkini di sektor migas.

Salah satu anggota tim, Al Azhari Siregar, menjelaskan bahwa kompetisi ini memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan perkembangan di industri energi global. “Dengan demikian, pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kami, tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis dan kemampuan bekerja dalam tim, yang merupakan bekal penting di dunia profesional,” ujar Azhari.

Pencapaian luar biasa ini menempatkan Universitas Indonesia sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka yang mampu bersaing di panggung global, khususnya dalam bidang teknik dan energi.

 
Depok-Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) kembali menunjukkan komitmennya dalam menanamkan kesadaran cinta lingkungan, kali ini menyasar siswa-siswi di SDN Sawangan 05, Depok. Melalui program pengabdian masyarakat (pengmas) dari program studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi UI, para siswa diperkenalkan pada pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sejak dini. Pada kegiatan yang berlangsung pada 14 Agustus 2024 tersebut, siswa-siswi SDN Sawangan 05 mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pengelolaan sampah serta pentingnya menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. Program ini bertujuan membentuk kebiasaan peduli lingkungan sejak usia dini dan menanamkan rasa cinta dan peduli lingkungan kepada anak-anak agar mereka membiasakan diri hidup bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan sejak dini. Sekolah dasar ini dipilih menjadi tempat pengmas karena SDN Sawangan 05 mengikuti seleksi menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Depok. Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Deni Danial Kesa, Ph.D, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan tantangan lingkungan yang semakin kompleks. “Adanya isu lingkungan yang semakin kompleks, mendidik anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan adalah langkah yang tepat. Kegiatan ini membantu membangun kebiasaan ramah lingkungan dan menumbuhkan kesadaran akan dampak tindakan mereka terhadap lingkungan yang merupakan investasi penting untuk masa depan. Vokasi UI terus mendukung berbagai kegiatan positif lainnya yang berdampak secara langsung kepada masyarakat,” kata Deni. Dalam kegiatan pengmas tersebut, siswa mendapat edukasi pengenalan berbagai jenis sampah, mulai dari organik, anorganik, hingga B3, serta proses penguraiannya. Selain itu, mereka diajak bermain “Pilah Sampah” yang mengajarkan cara memilah sampah sesuai kategorinya, membuat kegiatan ini tidak hanya edukatif tetapi juga menyenangkan. Materi visual dan alat peraga turut digunakan untuk memudahkan pemahaman siswa. Tim pengmas UI yang terdiri dari Anisatul Auliya, S.ST.Par., M.Par., Mahadewi, S.Sos., M.M., Rini Kusumastuti, AMd.Par., dengan ketua tim pengabdi Diani Mustika Prianti, M.M., serta sejumlah mahasiswa program studi Manajemen Bisnis Pariwisata, juga mendorong penerapan pengelolaan sampah ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Diani, melalui kegiatan yang dikemas secara kreatif dan interaktif tersebut, tim pengmas ini berharap siswa dapat mulai mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam dalam kehidupan sehari-hari, serta beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan tempat makan dan minum yang dapat dipakai ulang.

(Foto: Simbolis pemberian tempat sampah organik dan anorganik kepada SDN Sawangan 05 Depok)

Sebagai bagian dari program ini, tim pengmas turut menyediakan tempat untuk sampah organik dan anorganik, serta memasang poster edukatif di area sekolah yang memuat informasi mengenai masa penguraian berbagai jenis sampah. Tim pengmas juga membagikan tempat makan dan minum yang bisa digunakan secara berulang sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan pengurangan sampah plastik. Antusiasme siswa terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Aisyah Bilqis, salah satu siswi SDN Sawangan 05, menyatakan kegembiraannya mengikuti acara ini. “Saya sangat senang dengan acara ini. Penjelasan tim pengabdi UI mudah dipahami dan permainan pilah sampah sangat menyenangkan. Sekarang, saya tahu bahwa sampah kertas harus dibuang di tempat sampah anorganik dan saya juga ingin mencoba menerapkannya di rumah,” ungkapnya. Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, UI berharap generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, demi masa depan yang lebih baik.
    Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) baru saja mencatatkan prestasi yang membanggakan di ajang Gemastik 17 2024, yang berlangsung di Universitas Negeri Semarang. Fasilkom UI berhasil meraih gelar juara umum dengan torehan 4 medali emas, 4 medali perak, 1 medali perunggu, dan 2 juara harapan. Gelar juara umum telah dicatatkan Fasilkom UI sebanyak 9 kali, dari 17 kali perlombaan semenjak perlombaan ini pertama kali diadakan. Keberhasilan tim Fasilkom UI tidak terlepas dari kerja keras dan dedikasi mahasiswa dalam berbagai bidang kompetisi. Dalam kategori Pemrograman, juara pertama diraih oleh tim “sqrt(9)GAG” yang terdiri dari Arvin, Mahartha Gemilang, dan Muflih Naufal Maxi. Juara kedua adalah tim “Steven x steven” yang terdiri dari Nyoo Steven Christopher Handoko, Steven Novaryo, dan Uttsada Jason, keduanya dibimbing oleh Bapak Denny, Ph.D. Di bidang Penambangan Data, juara pertama adalah tim “Three Outliers” yang terdiri dari Eduardus Tjitrahardja, Ikhlasul Akmal Hanif, dan Rahmat Bryan Naufal, dibimbing oleh Ibu Dr.Eng. Laksmita Rahadianti. Juara kedua adalah tim “Three Layers” yang terdiri dari Belati Jagad Bintang Syuhada, Eryawan Presma Yulianrifat, dan Ghana Ahmada Yudistira, dibimbing oleh Bapak Alfan Farizki Wicaksono, Ph.D. Untuk Desain Pengalaman Pengguna, harapan pertama adalah tim “Jinaki” yang terdiri dari Carissa Almira Yudiva, Naila Azizah, dan Vladi Jingga Mentari, dengan pembimbing Ibu Dr. Eng. Lia Sadita dan Prof. Yudho Giri Sucahyo, Ph.D. Di kategori Karya Tulis TIK, juara kedua adalah “BrainBytes” yang ditulis oleh Lim Bodhi Wijaya, Sri Saraswati Widhisari, dan Yosef Nuraga Wicaksana, dengan pembimbing Bapak Ari Saptawijaya, Ph.D. Dalam Pengembangan Perangkat Lunak, juara pertama diraih oleh tim “NaviGo” yang terdiri dari Bryan Jeshua Mario Timung, Juan Dharmananda Khusuma, dan Robert Benyamin, dibimbing oleh Bapak Dr. Ade Azurat. Kategori Pengembangan Aplikasi Permainan melihat juara ketiga jatuh pada tim “Go Go Gemastik,” yang terdiri dari Alizza Deli Satria, Balqis Asy-Syifa Lumbun, dan Daril Muhammad Rafan Syah, dengan pembimbing Bapak Ichlasul Affan, M.Kom. Terakhir, dalam Pengembangan Bisnis TIK, juara pertama diraih oleh tim “GasinAja,” yang terdiri dari Mochammad Wahyu Suryansyah, Rizki Faiq Akbar, dan Surya Raavi Adiputra, dibimbing oleh Ibu Hana Fitriani, M.Sc. Juara kedua adalah tim “Ilmu Padi,” yang terdiri dari Clara Aurelia Setiady, Claudia Paskalia Koesno, dan Theodore Kevin Himawan, dibimbing oleh Prof. Putu Wuri Handayani. Muhammad Hafizhuddin Hilman, S.Kom., M.Kom., Ph.D., Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Fasilkom UI, menambahkan, “Gemastik adalah platform yang tepat bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas dan keahlian mereka. Prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berpartisipasi dalam kompetisi di masa depan.” Prof. Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc., Dekan Fasilkom UI, menyatakan, “Kemenangan ini adalah hasil kerja keras dan komitmen luar biasa dari mahasiswa kami. Kami sangat bangga dengan prestasi ini, yang menunjukkan bahwa mahasiswa Fasilkom UI tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat nasional.” Selain itu, Mahasiswa Fasilkom yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan kompetisi mahasiswa nasional selain akan mendapatkan insentif berupa dana pembinaan, mereka juga akan diapresiasi dengan kredit (SKS) dalam bentuk transfer blok yang akan mempercepat pelaksanaan studi mereka di Fasilkom. Dengan pencapaian yang luar biasa ini, Fasilkom UI membuktikan bahwa dedikasi dan semangat inovasi dapat menghasilkan prestasi yang membanggakan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus mengejar cita-cita dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Teknik (FT) menciptakan inovasi baru bernama The Green Giant Purifier, sebuah alat penyaring udara berukuran besar yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta. Tim yang diketuai oleh Nur Aziza Putri (Teknik Sipil 2021) dan beranggotakan Kethlin Zaneta (Teknik Sipil 2021), Mustofa Cahaya Wiguna (Teknik Lingkungan 2021), Ongko Abiyoga Witjaktomo (Teknik Sipil 2021), dan Fitra Mulya Saputra (Teknik Sipil 2021) ini akan mempresentasikan inovasi mereka dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 pada 14–19 Oktober 2024. Di bawah bimbingan Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T. dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil FTUI, inovasi mereka telah berhasil melewati seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK), yang diumumkan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 28 Agustus yang lalu. Inovasi tersebut muncul sebagai respons terhadap masalah kualitas udara yang semakin buruk di Jakarta. “Pada 18 Juni 2024, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan mencapai level 219 dalam US Air Quality Index (AQI). Kondisi ini sangat tidak sehat dan diperparah dengan terbatasnya lahan hijau di kota,” ujar Nur Aziza. Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, M.Eng., IPU menyampaikan, ”The Green Giant Purifier muncul sebagai inovasi penting untuk mengatasi masalah pencemaran udara di DKI Jakarta, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dan hemat energi, alat ini dirancang dengan material yang mudah diperoleh dan berkonsep zero-waste.” The Green Giant Purifier adalah alat penyaring udara dengan diameter 14 meter dan luas 153,938 m2. Alat ini menggabungkan konsep terarium dengan teknologi renewable energy berupa panel surya untuk sumber listriknya. Purifier ini dirancang untuk memanfaatkan tanaman sansevieria, yang dikenal memiliki senyawa aktif untuk mengurangi polutan berbahaya seperti karbon monoksida (CO). Rencananya, implementasi sistem ini akan memakan waktu total tujuh tahun, mencakup tahap inisiasi, pembangunan, dan pemeliharaan. “Cara kerja alat ini melibatkan proses penyaringan udara melalui beberapa lapisan, di mana udara ditarik dan difilter, mengurangi hingga 65% polutan yang ada,” jelas Nur Aziza. Dengan sumber energi dari panel surya, alat ini beroperasi secara berkelanjutan tanpa memerlukan sumber energi tambahan dan tanpa membutuhkan banyak lahan, menjadikannya solusi yang efektif untuk masalah pencemaran udara. Nur Aziza berharap gagasan ini dapat diadopsi oleh Pemerintah DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak kesehatan akibat polusi. Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi menghemat biaya kesehatan masyarakat. “Pemerintah bisa menekan kerugian akibat penyakit ISPA hingga lebih dari 47 milyar rupiah dengan mengadopsi alat ini,” kata Nur Aziza. Alat tersebut mampu mengurangi polutan hingga 65% dan dapat dibuat dengan anggaran sekitar 120 juta rupiah per unit. Proses pengembangan alat ini tidak lepas dari tantangan, terutama dalam mengintegrasikan teknologi dengan konsep berkelanjutan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya poin 11 dan 13 yang berkaitan dengan kota berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. “Dengan adanya sistem ini, kami berharap kualitas udara di Jakarta bisa membaik, sehingga masyarakat dapat hidup lebih sehat,” kata Dr. Nyoman Suwartha, dosen pembimbing tim mahasiswa. Keberhasilan tim dalam lolosnya seleksi menunjukkan kecakapan akademis dan inovasi mereka, serta kepedulian terhadap masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan harapan meraih Medali Emas di PIMNAS 2024, Nur Aziza dan tim berharap gagasan ini bisa terwujud dan bermanfaat bagi masyarakat Jakarta. Melalui kolaborasi lintas disiplin ini, mereka optimis bahwa The Green Giant Purifier dapat memberikan dampak positif yang nyata, yaitu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh warga. Nur Aziza dan tim berharap inovasi mereka dapat meraih Medali Emas di PIMNAS 2024 dan diimplementasikan di dunia nyata, berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan Jakarta yang lebih sehat. Detail inovasi ini dapat diakses melalui tautan berikut: https://bit.ly/TheGreenGiantPurifier.  

 
1 2 3 35