id
Mei 6, 2024

Day

Empat mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) –tiga mahasiswa Teknik Sipil FTUI Angkatan 2020, yakni Bayu Dewanto; Fransiskus Adinda Rio; dan Daffa Aliyo Ghinannafsi–, serta mahasiswa Arsitektur Angkatan 2020, Alexander Ganesh–yang tergabung dalam Tim Santapura Sanctuary dinobatkan sebagai juara dunia pada ajang kompetisi internasional, The Chartered Institute of Building (CIOB) Global Student Challenge (GSC) 2024, minggu lalu (Senin, 22 April 2024). Prestasi tersebut menjadikan UI juara pertama untuk ketiga kalinya dan melanjutkan tradisi juara untuk yang keenam kalinya sejak keikutsertaan pertamanya di tahun 2019. Tahun ini, Santapura Sanctuary berhasil mengungguli 40 tim lain yang berasal dari 20 negara. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dibawah bimbingan Guru Besar Departemen Teknik Sipil FTUI, Prof. Ir. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D., tim UI merupakan satu-satunya tim yang mewakili Indonesia dan berhasil melaju ke babak final bersama empat tim lainnya dari China, Hongkong, Malaysia, dan Bahrain, sebelum akhirnya meraih juara. Kompetisi tahunan ini menguji keterampilan mahasiswa dalam membuat organisasi virtual melalui platform daring CIOB yakni Sim Venture Validate untuk membuat proyek konstruksi yang unik. Pada tahun ini, CIOB GSC 2024 mengangkat isu-isu terkait peningkatan jumlah bencana alam, polusi, perang, konflik dan kelaparan, kemiskinan, serta migrasi paksa skala besar yang berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia. Guna merespons isu-isu tersebut, Tim Santapura Sanctuary merancang shelter atau tempat pengungsian darurat yang inovatif, berkelanjutan, dan berorientasi pada masyarakat. Shelter ini dirancang sebagai solusi bagi Internally Displaced People (IDP), pengungsi internasional (refugee), maupun pengungsi keadaan darurat lainnya yang memerlukan tempat penampungan yang layak, ramah lingkungan dan hemat biaya. Bayu Dewanto, Ketua Tim Santapura Sanctuary mengatakan, “Pada kompetisi ini, tim kami membentuk perusahaan produsen shelter bernama Santapura Sanctuary. Perusahaan ini menawarkan dua produk inti, yaitu SafeHut dan SafeHut Q. SafeHut adalah shelter lipat, modular, dan semipermanen yang dirancang untuk menampung empat hingga enam individu. Unit ini dilengkapi dengan SafeHut Q, sebuah shelter pusat komunal yang menyediakan ruang edukasi untuk anak-anak, dapur komunal, dan dapat dikonfigurasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.” Pendekatan SafeHut berfokus pada penyediaan tempat tinggal yang mudah dirakit dan memiliki daya tahan lama untuk bantuan langsung. Selain itu, shelter ini dilengkapi dengan struktur terintegrasi masyarakat yang memperkuat kohesi sosial dan jaringan dukungan di antara populasi yang terdampak. Hal ini bertujuan untuk mengubah lokasi darurat transisi menjadi komunitas yang berkelanjutan. Dalam perancangan shelter ini, tim UI memastikan keterjangkauan biaya tanpa mengorbankan kualitas dari unit pengungsian tersebut. Pada prosesnya, tim UI mengembangkan lima prototipe untuk memastikan bahwa shelter memenuhi standar yang diperlukan untuk integritas struktural, keberlanjutan lingkungan, desain fungsional, dan efektivitas biaya. Komponen-komponen SafeHut dapat diproduksi dalam waktu 48 jam. Dengan mengadopsi desain modular yang dapat dilipat (foldable), sistem ini memungkinkan perakitan rampung hanya dalam waktu 25 menit per unit pengungsian. Lebih lanjut, SafeHut menonjolkan aspek ramah lingkungan. Material SafeHut menggunakan bahan yang tahan lama, dapat didaur ulang, dan dapat dipakai berulang kali dengan masa pakai hingga 15 tahun. Tim UI menggunakan baja daur ulang untuk kerangka struktural dan proses manufaktur yang dirancang untuk meminimalkan limbah. Melalui implementasi sistem ini, SafeHut akan memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan unit perumahan pengungsi sejenis lainnya. Menurut Direktur Pemasaran CIOB, Kate Macbeth, desain modular tim UI dipertimbangkan dengan baik sehingga sangat praktis, fleksibel, dan mampu mengakomodasi kebutuhan individu dan komunal. Para juri kompetisi ini berpendapat bahwa SafeHut adalah desain yang dirancang dengan sangat efektif dan cocok untuk berbagai situasi bencana. Selain itu, tim UI telah berhasil menyempurnakan rancangannya setelah membandingkannya dengan pesaing serupa. Kompetisi ini menekankan pada aspek bermain peran atau role playing. Setiap tim berperan untuk mengelola perusahaan konstruksi selama periode tertentu. Pada perusahaan Santapura Sanctuary, manajemen perusahaan ini dipimpin oleh empat manajer, yaitu Business Development Manager (Bayu Dewanto), Product and Technical Manager (Fransiskus Adinda Rio), Operations and Finance Manager (Daffa Aliyo Ghinannafsi), dan Marketing and Outreach Manager (Alexander Ganesh). Prof. Mohammed Ali Berawi selaku pembimbing mengatakan, “Inovasi ini menunjukkan komitmen tim UI untuk memberikan solusi yang berkualitas dan berkelanjutan, utamanya dalam memberikan respon cepat terhadap situasi darurat. Hasil inovasi shelter ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya penanganan dan pemulihan pengungsi serta pascabencana, untuk memberikan harapan dan bantuan bagi mereka yang membutuhkannya.” Kompetisi GSC yang diselenggarakan oleh CIOB telah memasuki tahun kesepuluh dalam penyelenggaraannya. Kompetisi ini bertujuan untuk menguji kreativitas, keterampilan perencanaan, semangat kewirausahaan, dan komunikasi, yang merupakan aset vital dalam menyelesaikan proyek konstruksi. Sebagai pemenang, tim UI berkesempatan untuk mendapatkan umpan balik dari pakar industri global dan disponsori untuk hadir di acara tahunan CIOB Members’ Forum yang kali ini diadakan di Cape Town. Selain itu, tim UI juga mendapatkan hadiah tunai sebesar £2.000 atau sekitar Rp40,5 juta. Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST, M Eng., IPU., menyampaikan apresiasinya atas pencapaian ini. “Pencapaian Tim Santapura Sanctuary pada kompetisi ini merupakan hasil dari dedikasi dan kerja keras mereka serta dukungan yang diberikan oleh dosen pembimbing maupun senior- seniornya. Berkat pencapaian ini, Tim Santapura Sanctuary diundang hadir untuk mempresentasikan inovasi mereka pada CIOB Members’ Forum di Cape Town, Afrika Selatan pada bulan Juni mendatang, meneruskan tradisi juara para tim senior sebelumnya,” ujar Prof. Heri.
Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) berhasil meraih juara 2 dalam Business Case Competition Management Festival 2024 “Optimizing the Role of Digital Transformation to Build a Creative Business Industry in the Society 5.0 Era” yang diselenggarakan oleh Universitas Hayam Wuruk Perbanas pada 23 Maret 2024. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Lucas Gabrielle Octory L.T, Addinda Lizaniya Desyaufa, Muhammad Reza Pahlefy; yang ketiganya merupakan mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga angkatan 2022.
Melalui lomba ini, ketiganya membahas mengenai isu penting tentang bagaimana peran transformasi digital dapat dioptimalkan untuk membangun industri bisnis kreatif yang tangguh dan berkelanjutan di era Society 5.0. Dalam konteks ini, kata Lucas, transformasi digital telah menjadi tren signifikan di berbagai sektor, termasuk industri bisnis kreatif seperti desain, seni, hiburan, dan media. Industri kreatif telah memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan produk dan layanan yang inovatif serta melibatkan audiens secara lebih interaktif. “Dengan mengoptimalkan peran transformasi digital, industri kreatif dapat mengembangkan produk dan layanan yang lebih inovatif, meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan menciptakan pengalaman yang lebih menarik bagi konsumen,” ungkap Lucas. Lebih lanjut, Addinda menyebut bahwa dampak dari optimalisasi transformasi digital dalam industri bisnis kreatif di era Society 5.0 sangatlah signifikan bagi masyarakat. Pertama, hal ini dapat membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, inovasi dan kreativitas dapat terdorong dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga menghasilkan produk dan layanan yang lebih beragam dan menarik bagi masyarakat. “Mengoptimalkan peran transformasi digital dalam industri bisnis kreatif di era Society 5.0 membuka peluang besar bagi masyarakat untuk merasakan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan. Transformasi digital memungkinkan kolaborasi dan konektivitas yang lebih besar antara pelaku industri kreatif, baik di tingkat lokal maupun global. Melalui platform digital, para kreator, desainer, seniman, dan profesional lainnya dapat dengan mudah berkolaborasi, berbagi ide, dan mengembangkan proyek-proyek bersama, terlepas dari batasan geografis,” ungkap Lucas. Hal ini, kata Reza, mendorong pertukaran budaya, perspektif, dan kreativitas yang lebih beragam, serta menghasilkan karya-karya yang lebih kaya dan bernilai. Selain itu, transformasi digital juga berperan dalam membantu semua insan untuk dapat mengakses dan berpartisipasi dalam industri kreatif. Dengan adanya platform seperti media sosial, situs web, dan aplikasi seluler, individu dan komunitas yang sebelumnya kurang dijangkau dapat lebih mudah mempromosikan karya mereka, meraih audiens yang lebih luas, dan berpartisipasi dalam industri kreatif. “Kemudian, hal ini mendorong inklusi sosial, keberagaman, dan ekspresi budaya yang lebih kaya di masyarakat. Optimalisasi transformasi digital juga membuka peluang pendapatan dan kewirausahaan baru dalam industri kreatif. Para kreator dapat memanfaatkan platform digital untuk menjual produk dan layanan mereka secara langsung kepada konsumen, tanpa tergantung pada perantara tradisional. Selain itu, model bisnis baru seperti langganan digital, dan penjualan konten digital memberikan sumber pendapatan alternatif bagi para pelaku industri kreatif,” kata Reza. Addinda menekankan bahwa dengan mengoptimalkan peran transformasi digital secara bijak, industri bisnis kreatif dapat berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan masyarakat yang lebih kreatif, inklusif, dan makmur di era Society 5.0. Ketiganya berhasil menyabet juara 2 setelah melewati babak penyisihan hingga presentasi yang berlangsung dari 26 Februari sampai dengan 23 Maret 2024. “Sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga, kami memandang bahwa lomba business case competition merupakan sebuah ajang yang sangat penting bagi kami untuk dapat membuktikan pemahaman kami terhadap materi-materi yang kami pelajari di kelas,” kata Lucas. Reza menyebut bahwa kesempatan lomba ini menjadi sumber motivasi yang luar biasa bagi ketiganya untuk dapat menunjukkan kemampuan mereka untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari dalam sebuah kompetisi yang sesungguhnya, dimana ketiganya harus bersaing dengan puluhan tim yang berasal dari berbagai universitas terkemuka di seluruh Indonesia. “Persiapan yang kami lakukan adalah dengan mempelajari framework yang tepat, mencari benchmark perusahaan yang dapat dijadikan acuan dan membaca proposal dari lomba-lomba terdahulu yang kami miliki, selain itu untuk dapat tampil baik dalam presentasi kami membuat deck dengan model consulting, selain itu kami juga berlatih selama 3 jam dalam melakukan presentasi mulai dari membuat draft, pembagian slide yang akan dibaca dan juga intonasi cara pembacaan,” kata Addinda.
 
Halo Warga Universitas Indonesia. Saat ini sedang dibuka penawaran Beasiswa Adaro Indonesia Tahun 2024. Beasiswa ini terbuka untuk mahasiswa aktif program sarjana (S1) reguler Fakultas Teknik, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Kedokteran. Masa Pendaftaran mulai 27 April s.d. 24 Mei 2024. untuk informasi syarat dan ketentuan dapat dilihat juga di laman http://beasiswa.ui.ac.id/web/. Mahasiswa juga wajib mendaftarkan di web tersebut. Segera daftarkan diri kalian!!! Salam Sehat dan tetap semangat untuk berkuliah. #beasiswaUI #merdekabelajar