“
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Spesialis (Sp1) Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Karina Sonata Miguna, berhasil meraih Juara 1 kategori Best Oral Presentation pada ajang bergengsi 20th Asian Society of Pediatric Anesthesiologists (ASPA) Conference 2024 yang diadakan tanggal 11-14 Juli 2024 di Borneo Convention Center, Kuching, Malaysia.
20th ASPA Conference 2024 adalah kegiatan ilmiah tahunan yang mempertemukan ahli anestesi pediatrik dari berbagai negara di dunia. Konferensi ini bertujuan untuk membahas perkembangan terbaru dalam bidang anestesi pediatrik, berbagi pengetahuan dan pengalaman klinis, serta mempromosikan penelitian dan kolaborasi antar profesional.
Judul penelitian yang dibawakan dr. Karina dalam kompetisi ini adalah “Pediatric Difficult Airway Management Simulation Course: Initiation to Pediatric Difficult Airway Response Team Program.” Karya yang merupakan hasil penelitian tesis yang dilakukan oleh dr. Karina dalam prosesnya menjalani pendidikan PPDS di FKUI.
Dalam paparannya dr. Karina menjelaskan bahwa menurut data insidensi yang dikumpulkan oleh sebuah institusi di Eropa, angka kejadian kasus sulit jalan napas pada anak sebenarnya relatif rendah (<10%). Namun jika terjadi, dapat berakibat fatal dengan angka mortalitas yang tinggi. Kasus medis yang kompleks ini memerlukan interaksi interprofesional yang menantang dalam proses pengambilan keputusan medis. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dengan kurikulum terstruktur untuk menyamakan persepsi dan tujuan dalam menangani jalan napas sulit pada pasien anak.
“Kurikulum pendidikan klinis yang baik tidak hanya mementingkan kemampuan teknis tetapi juga kemampuan non-teknis dengan pendekatan multidisiplin, sehingga peserta didik dapat berpikir kritis dalam menghadapi suatu kasus. Oleh karena itulah, diputuskan untuk melakukan pelatihan berbasis simulasi agar peserta dapat merasakan kondisi klinis nyata dan mengurangi rasa tidak siap saat menghadapi kondisi sebenarnya di lapangan,” ujar dr. Karina.
Lebih lanjut dr. Karina menjelaskan dalam penyusunan kurikulum ini, ia melakukan konsultasi pada senter pendidikan internasional di Kanada yang sudah terlebih dahulu melaksanakan pelatihan tatalaksana jalan napas sulit pada pasien anak.
“Kurikulum tersebut disesuaikan dengan kondisi pengajaran di FKUI-RSCM, dibuat modul pengajaran dan daftar tilik penilaian dalam pelatihan, kemudian dilaksanakan pelatihan dengan peserta PPDS yang berasal dari Program Studi (Prodi) Sp1 Anestesiologi dan Terapi Intensif, Prodi Sp1 Kesehatan Anak, dan Prodi Sp1 Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) dengan pre-post experimental study di Klaster Simulation Based Medical Education and Research (SIMUBEAR) IMERI-FKUI. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar satu tahun sejak penyusunan kerangka masalah hingga akhir pelaksanaan penelitian,” jelas dr. Karina.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Intervensi berupa kurikulum pelatihan berbasis simulasi yang diberikan kepada peserta penelitian menunjukkan hasil yang sangat baik. Peserta pelatihan menunjukkan peningkatan dalam hal kognitif dan keterampilan, baik teknis maupun non-teknis, setelah menjalani proses pelatihan.
Dokter Karina mengungkapkan perasaan bangganya bisa membawa nama baik FKUI khususnya Departemen Anestesi dan Terapi Intensif ke kancah internasional dan mempublikasikan hal baik yang telah dilakukan di pusat pendidikan di Indonesia. Dalam menyusun penelitian ini, dr. Karina banyak dibantu dan dibimbing oleh staf pengajar FKUI yang berasal dari Departemen Anestesi dan Terapi Intensif, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, dan Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL.
“Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. dr. Andi Ade Wijaya Ramlan, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Raihanita Zahra, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Christopher Kapuangan, Sp.An-TI, Subsp-AP(K); dr. Niken Wahyu Puspaningtyas, Sp.A(K); dr. Anas Alatas, Sp.An-TI, Subsp-AKV(K); serta Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp.THT-KL(K) atas bimbingannya dalam proses penyusunan kurikulum hingga penelitian ini selesai. Berkat dukungan mereka pelatihan ini tidak hanya sebatas penelitian, tetapi juga membawa dampak nyata pada peningkatan kualitas pelayanan, khususnya bagi pasien anak dengan kasus jalan napas sulit.”
Selanjutnya dr. Karina berharap penelitian yang telah dilakukannya ini tidak berhenti di sini, tetapi dapat berlanjut dan membentuk tim Pediatric Difficult Airway yang berkualitas dan siap untuk memberikan pelayanan terbaiknya pada pasien. ‘Semoga modul dan kurikulum yang telah disusun dalam penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan lebih lanjut untuk proses pengajaran dan pelatihan dalam menangani pasien pediatrik dengan jalan napas sulit,” tutur dr. Karina.
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, turut mengapresiasi capaian prestasi ini. “Alhamdulillah, FKUI kembali menambah jumlah prestasi di kancah internasional baik oleh staf maupun mahasiswanya. Selamat untuk dr. Karina telah turut membanggakan prodi dan Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Dalam situasi gawat darurat seperti sulit jalan napas anak, memang bukan hanya kemampuan teknis yang dibutuhkan melainkan juga kemampuan non-teknis bekerja sebagai tim menjadi sangat penting. Kemampuan non-teknis ini yang masih seringkali dikesampingkan. Semoga inovasi kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kita dan juga mendorong semangat teman-teman lainnya untuk terus berinovasi,” tutur Prof. Ari.