id
Oktober 28, 2024

Day

Halo, Mahasiswa UI👋🏻 Akhirnya UI Scholarship Day datang lagi🤩

Setelah menunggu, akhirnya UI Scholarship Day datang lagi.Jadi, jangan lupa buat persiapkan diri dengan matang untuk mendaftar di Beasiswa On The Spot. Apa saja ya yang perlu di siapin? Yuk disimak infografis di atas.

Dan yang terpenting jangan sampai lupa acaranya, ya~

Catat waktu dan tempatnya: 🗓 Selasa—Kamis, 29—30 Oktober 2024 📍Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia 🕒 Pukul 09.00-16.00 WIB

Sampai jumpa di UI Scholarship Day 2024👋🏻

Narahubung: Mamul (085706990194) _________

#BeasiswaUI #ScholarshipDay #UniversitasIndonesia

 

Depok-Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Paragita Universitas Indonesia (UI) kembali mengharumkan nama Indonesia dengan meraih sejumlah penghargaan di Taipei International Choral Competition 2024. PSM Paragita UI membawa pulang Gold Award untuk kategori Mixed Choir dengan poin 92,28, dan Gold Award untuk kategori Ethnic/Traditional Music dengan poin 89,89. Selain itu, mereka juga memperoleh penghargaan Formoza Prize untuk penampilan terbaik karya komposer Taiwan oleh paduan suara non-Taiwan, serta menjadi Finalis Grand Prix. Prestasi ini dicapai setelah bersaing dengan 30 paduan suara dari berbagai negara sejak 30 Agustus hingga 2 September 2024, di beberapa venue prestisius di Taipei, seperti Soochow University Song-Yi Hall, Soochow University Chuan-Hsien Hall, dan National Concert Hall. Salah seorang anggota PSM Paragita UI, Rama Kalyana Pryamitra, yang juga merupakan mahasiswa Program Pendidikan Vokasi UI, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian ini. (Foto: Kontingen PSM Paragita UI mewakili Indonesia pada ajang Taipei International Choral Competition) “Tentu keikutsertaan kami merupakan pengalaman dan pengetahuan baru yang menyenangkan. Selain itu, prestasi yang berhasil kami bawa untuk UI dan Indonesia menjadi suatu kebanggaan dan rasa syukur atas proses latihan kami yang sangat panjang,” ujarnya. Dalam kompetisi ini, PSM Paragita UI membawakan sejumlah lagu dari berbagai zaman dan latar belakang, seperti Jubilate Deo karya Ko Matsushita, Tsyu ti e Tsi (lagu berbahasa Taiwan), The Splendour Falls on Castle Walls karya Frederick Delius, hingga Paris Berantai ciptaan H. Anang Ardiansyah yang diaransemen oleh Ken Steven. Lagu-lagu tersebut dipilih dengan mempertimbangkan variasi tempo, ekspresi, serta keunikan setiap komposisi. (Foto: Penampilan PSM Paragita UI pada Taipei International Choral Competition) Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswanya yang telah berpartisipasi dalam ajang internasional ini. Ia juga berharap agar keikutsertaan mereka tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia di kancah global. “Melalui kompetisi yang diikuti berbagai negara di dunia, saya berharap agar mahasiswa UI dapat memanfaatkan momen ini sebagai duta budaya Indonesia dan berjejaring dengan perwakilan negara lainnya,” tuturnya. Menurutnya, dukungan terhadap pengembangan bakat seni di kalangan mahasiswa UI terus diberikan lewat berbagai kegiatan. Salah satunya adalah Traya Choir, paduan suara mahasiswa Vokasi UI, yang pernah berkolaborasi dengan musisi Sal Priadi membawakan dua lagu dalam kanal YouTube resmi USS Feed.

Depok-Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Heiqmadinar Azzahra Nugraha meraih penghargaan sebagai the best oral presenter melalui artikel berjudul “Raising Awareness of Physical Activity as An Antidepressant Mechanism to Build the Golden Generation 2040: A Literature Study” pada event internasional World Physiotherapy Asia Western Pacific Region Congress 2024 yang diadakan oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) dengan Co-host program studi (prodi) Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi UI. Ajang yang mengusung tema “Collaboration and Transformation Toward Sustainable Physiotherapy Practice” itu dilaksanakan di Aston Convention Center, Denpasar, Bali (26-28 September 2024). Vokasi UI menurunkan sebanyak 18 mahasiswa prodi Fisioterapi Vokasi UI berpartisipasi sebagai pemakalah, membawakan riset yang mereka lakukan bersama dosen.

Pada pertemuan ilmiah yang merupakan salah satu yang terbesar di bidang fisioterapi, hadir para fisioterapis dari 31 negara anggota di wilayah Asia Western Pacific. Tujuan utamanya adalah memperkuat jejaring profesional dan berbagi informasi serta temuan penelitian yang mendukung praktik fisioterapi berkelanjutan di kawasan tersebut. Agenda selama kongres diisi dengan simposium, workshop, pameran teknologi terbaru, dan presentasi ilmiah dari para praktisi internasional.

(Foto: Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, saat menyampaikan keynote speech di AWP 2024)

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, yang turut menjadi keynote speaker dalam kongres ini, menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam pendidikan fisioterapi. “Kolaborasi dirancang untuk membina komunitas akademis yang saling terhubung yang melampaui batas geografis. Sesuai dengan tema yang diusung pada kongres tahun ini, kolaborasi yang kami lakukan tidak hanya bertujuan untuk mengatasi tantangan global tetapi juga berupaya untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi mahasiswa dan dosen,” ujarnya.

Padang juga menjelaskan bahwa kolaborasi ini meliputi proyek penelitian bersama, program pertukaran mahasiswa dan dosen, serta sertifikasi profesi fisioterapis. Selain itu, UI tengah fokus pada tiga aspek utama dalam pengembangan pendidikan fisioterapi: pengembangan Vokasi Wellness Center (VWC) sebagai teaching factory, pengabdian masyarakat melalui program Sehat Bestari, dan penguatan kerja sama internasional melalui program student mobility dan faculty mobility.

(Foto: Mahasiswa UI saat melakukan oral presentation pada acara AWP 2024)

“VWC beroperasi sebagai lingkungan belajar nyata yang memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman langsung di lingkungan tempat kerja, sehingga memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam skenario praktis. Selain itu, VWC juga berfungsi sebagai laboratorium penelitian bagi dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas penelitian fisioterapi,” ujar Padang.

Ke depannya, menurut Padang, peran fisioterapis akan semakin penting seiring dengan meningkatnya populasi lanjut usia. “Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa temuan penelitian bersifat akademis dan relevan dengan tantangan kesehatan di dunia nyata,” tuturnya.

(Foto: Mahasiswa UI saat melakukan poster presentation pada acara AWP 2024)

Selain itu, program Sehat Bestari yang merupakan bagian dari pengabdian masyarakat, dirancang untuk mempromosikan kesehatan melalui layanan fisioterapi berbasis komunitas. “Melalui inisiatif ini, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat fisioterapi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mempromosikan literasi kesehatan,” kata Padang.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) terus mengukir prestasi membanggakan di kancah nasional. Pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37, yang digelar pada 14-19 Oktober 2024 di Universitas Airlangga, Surabaya, FIK UI berhasil menorehkan sejarah dengan meraih Medali Perunggu Kategori Presentasi dalam bidang PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM PM). Tim mahasiswa yang diketuai oleh Rifty Octapini Fauziah membawa nama baik UI di ajang kompetisi bergengsi ini, bersaing dengan 525 tim dari 118 perguruan tinggi yang terseleksi dari lebih dari 43.000 proposal yang diajukan.

Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian luar biasa tersebut. “Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan bukan hanya berperan dalam memberikan layanan kesehatan, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan melalui inovasi yang langsung berdampak pada masyarakat. Partisipasi aktif mereka dalam PIMNAS membuktikan bahwa perawat bisa memberikan kontribusi yang jauh lebih luas, termasuk dalam bidang sosial dan pendidikan,” ujar Agus dengan penuh semangat.

Keberhasilan Tim FIK UI tidaklah datang dengan mudah. Proses kompetisi dimulai dari pengajuan proposal Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), lolos seleksi pendanaan, hingga pelaksanaan proyek pengabdian kepada masyarakat yang harus melewati tahapan penilaian kemajuan pelaksanaan PKM (PKP2). Karya yang dipresentasikan di PIMNAS harus memenuhi berbagai syarat ketat yang ditetapkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Proyek PKM-PM yang diusung oleh tim FIK UI berfokus pada penyelesaian masalah di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Depok. Salah satu pencapaian penting dari proyek ini adalah keberhasilannya menyelesaikan tiga masalah utama yang dihadapi oleh mitra, yaitu sekolah, para guru, orang tua, serta siswa tunagrahita. Melalui pendekatan yang komprehensif, tim tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga merancang strategi keberlanjutan dengan mengintegrasikan media ajar terkait pendidikan seksual ke dalam kurikulum sekolah, khususnya untuk tingkat SDLB.

“Kami sangat bangga bisa memberikan kontribusi nyata untuk SLBN Kota Depok. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan satu permasalahan, tetapi tentang bagaimana kami bisa menciptakan dampak berkelanjutan bagi pendidikan siswa tunagrahita. Kami juga merasa terhormat bisa mengibarkan bendera UI di ajang PIMNAS,” ujar Rifty Octapini Fauziah, ketua tim FIK UI, dengan penuh rasa syukur.

Salah satu hal yang membuat tim FIK UI unggul di antara kompetitor lainnya adalah pendekatan komprehensif dan berkelanjutan yang diterapkan dalam proyek mereka. Selain berhasil menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh mitra, tim juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk audiensi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial Kota Depok, dan DP3AP2KB Kota Depok. Mereka juga menginisiasi kerjasama dengan SLB swasta seperti SLB Manunggal Bhakti serta diseminasi media ajar ke komunitas Read Aloud Depok, sebagai bagian dari strategi keberlanjutan kegiatan.

Menurut Rifty, keberhasilan ini juga tidak lepas dari kerja keras dan kolaborasi yang solid di antara anggota tim. “Kami bekerja dengan semangat untuk meraih hasil terbaik. Tim kami kompak dan selalu berusaha untuk membuat setiap luaran, baik laporan akhir, artikel ilmiah, buku pedoman mitra, hingga materi presentasi, sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, beberapa luaran kami juga sudah mendapatkan hak cipta, yang menambah nilai lebih dari proyek ini,” tambahnya.

PIMNAS ke-37 ini merupakan salah satu ajang paling bergengsi di dunia pendidikan tinggi Indonesia, di mana ribuan mahasiswa berlomba-lomba menunjukkan kreativitas dan inovasi mereka melalui berbagai proyek penelitian dan pengabdian masyarakat. Keikutsertaan FIK UI dalam kompetisi ini bukan hanya menjadi ajang pembuktian kemampuan mahasiswa keperawatan, tetapi juga menunjukkan peran vital mereka dalam mengatasi masalah nyata di tengah masyarakat.

“Kami sangat bangga melihat mahasiswa kami mampu membawa ilmu keperawatan keluar dari ruang kelas dan laboratorium, dan menerapkannya langsung untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Ini adalah bukti bahwa pendidikan keperawatan di UI tidak hanya mencetak tenaga medis yang andal, tetapi juga pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu berpikir kritis dan berinovasi,” tambah Agus Setiawan.

Prestasi ini tidak hanya diraih oleh FIK UI, tetapi juga oleh mahasiswa dari fakultas lain di UI. Adinda Puspita Ningrum dari Fakultas Ilmu Administrasi berhasil meraih Medali Perak Kategori Poster PKM-RSH, dan Nur Aziza Putri dari Fakultas Teknik menjadi finalis dalam bidang PKM VGK. Capaian ini semakin mengokohkan UI sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, yang selalu mendorong mahasiswanya untuk berprestasi di tingkat nasional dan internasional.

Dengan keberhasilan yang telah diraih, FIK UI tidak akan berhenti sampai di sini. Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada masyarakat melalui berbagai proyek kreatif dan solutif. PIMNAS 38 yang akan diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar, menjadi target selanjutnya bagi mahasiswa FIK UI untuk kembali mengukir prestasi.

“Kami berharap prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa FIK UI untuk terus berprestasi, berinovasi, dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga PIMNAS tahun depan akan menjadi momentum bagi kita semua untuk meraih pencapaian yang lebih tinggi,” tutup Agus Setiawan.

Dengan prestasi ini, FIK UI sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pelopor pendidikan keperawatan berkualitas di Indonesia, menghasilkan perawat-perawat yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan inovatif dalam memecahkan masalah nyata di masyarakat.

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang terdiri dari Aisha Inaya (FKUI 2022) dan Syakirah Amalia (FKUI 2023) berhasil menjadi Juara 1 Kategori Scientific Essay dalam ajang International Scientific Competition Hilarius 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan (HIMIKA) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada pada 4-6 Oktober 2024 di Yogyakarta.

Aisha dan Syakirah mengusung esai berjudul “SiagaSehat: Real-time Surveillance On Climate Hazards Using Mobile App to Minimize Health Impacts of Vulnerable Communities”, yang merupakan esai dari karya inovasi berupa aplikasi mobile bernama SiagaSehat. Inovasi ini menawarkan pemantauan real-time terhadap risiko bencana iklim. Aplikasi SiagaSehat dirancang untuk mengurangi dampak bencana bagi kesehatan, terutama pada komunitas rentan yang seringkali menjadi korban terbesar dalam situasi bencana.

Penciptaan aplikasi SiagaSehat beranjak dari realitas bahwa Indonesia adalah negara dengan kerentanan tinggi terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Namun tidak hanya Indonesia, ancaman nyata perubahan iklim juga dialami oleh hampir seluruh negara di dunia. Menurut data International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (2021) World disasters report 2020: Come heat or high water, 83% populasi global terancam oleh perubahan iklim dalam satu dekade terakhir, dan angka kematian akibat bencana alam terus meningkat. Melihat kenyataan ini, Aisha dan Syakirah tergerak untuk menciptakan solusi yang bisa memberikan kontribusi nyata, terutama bagi mereka yang paling rentan terhadap dampak iklim yang tidak menentu.

Terinspirasi oleh perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0, mereka menciptakan aplikasi SiagaSehat dengan tujuan memantau risiko iklim secara real-time dan membantu masyarakat merespon ancaman bencana sebelum terlambat. Menggabungkan teknologi informasi, edukasi kesehatan, dan aksesibilitas yang mudah, mereka berharap SiagaSehat bisa menjadi jembatan yang menghubungkan ketidaktahuan dengan kesiapan, terutama bagi komunitas rentan seperti disabilitas, ibu hamil, anak-anak, dan lansia.

“Inovasi ini bukan hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat untuk bertindak lebih cepat dalam menjaga kesehatan mereka di tengah situasi yang semakin sulit,” jelas Aisha.

 Aisha dan Syakirah membuktikan bahwa usaha keras dan kerja sama tim yang solid dapat mengantarkan mereka meraih prestasi. Mereka berkompetisi dengan mahasiswa dari berbagai fakultas kedokteran dan kesehatan di seluruh Indonesia yang tentunya semakin menambah berat tantangan dalam kompetisi ini.

“Kami tentu saja sangat senang dan tidak menyangka bisa meraih juara. Awalnya, kami hanya berniat untuk belajar dan mencoba hal-hal baru. Namun, berkat usaha dan doa kami maupun orang-orang terdekat kami, kami bisa meraih yang terbaik selama kompetisi berlangsung,” ujar Aisha.

Senada dengan rekannya, Syakirah juga berharap prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa FKUI lainnya untuk terus berusaha dan berkembang. “Kami berpesan kepada teman-teman bahwasanya bukanlah kemenangan atau kekalahan yang mendefinisikan kita, tetapi bagaimana kita tumbuh selama perjalanan,” tambah Syakirah.

Selain tim Aisha dan Syakirah, FKUI juga mengirimkan tim lainnya yang terdiri dari Fitria Rika Aryanti (FKUI 2021), Chelsea Tabitha Arthauly Tambun (FKUI 2021), dan Haidar Hilmi Ramadhan (FKUI 2021) untuk kategori Literature Review. Tim ini berhasil menunjukkan kemampuan mereka hingga mencapai babak semifinal.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH,. MMB mengapresiasi prestasi yang diraih oleh tim mahasiswa FKUI. “Prestasi ini tidak hanya membanggakan bagi mereka, tetapi juga bagi FKUI yang senantiasa mendukung mahasiswa dalam mengembangkan potensi diri melalui berbagai kegiatan ilmiah dan inovatif. Semoga pencapaian ini menjadi pemantik bagi mahasiswa FKUI lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam berbagai bidang, khususnya di dunia kesehatan,” kata Dekan Ari Fahrial Syam.