id
Oktober 14, 2024

Day

Muhammad Ezra Aimar Rizky, mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional 2022 FISIP UI, berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi esai CASE for Southeast Asia 2024 pada bulan September lalu, sebuah inisiatif yang berfokus pada energi bersih di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi ini merupakan bagian dari acara Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, dengan tema “Gema Masa Depan: Peran Anak Muda untuk Masa Depan Energi Terbarukan Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia”.

Kompetisi esai ini merupakan kolaborasi antara Clean, Affordable, and Safe Energy for Southeast Asia (CASE), sebuah proyek yang diinisiasi oleh lembaga donor internasional Jerman, GIZ, yang bekerja sama dengan Bappenas di Indonesia. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk menyalurkan suara generasi muda dalam menyikapi transisi energi yang berkelanjutan dan adil di Indonesia.

Dalam esainya, Ezra mengangkat isu mengenai demokratisasi energi, yang menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal dalam transisi energi melalui penerapan teknologi energi terbarukan berskala kecil.

Ezra terinspirasi oleh model energi berbasis komunitas di Eropa, yang masyarakatnya telah berhasil mengelola kebutuhan energi mereka secara mandiri. Ia juga membandingkan dengan situasi di Indonesia yang selama ini masih didominasi oleh monopoli listrik dari perusahaan negara.

Ezra berpendapat bahwa Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alamnya untuk mengembangkan sistem energi yang lebih adil dan ramah lingkungan, terutama di wilayah pedesaan dan masyarakat adat.

Ezra mengungkapkan, “di Eropa, sudah ada gerakan-gerakan yang memanfaatkan transisi energi, terutama dalam hal energi terbarukan skala mikro seperti tenaga surya dan angin. Saya melihat, jika teknologi pembangkit listrik terbarukan ini bisa dikelola di skala kecil, mengapa tidak memberdayakan masyarakat lokal untuk mengelola sendiri? Dengan demikian, Indonesia tidak perlu didominasi oleh monopoli listrik.”

Pengalaman Ezra tidak hanya terbatas pada menulis esai, tetapi juga berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam transisi energi. Salah satu pengalaman yang dianggapnya berkesan adalah pertemuannya dengan kepala desa yang berhasil menerapkan energi ramah lingkungan secara mandiri di desanya.

“Saya sudah bertemu dengan kepala desa yang desanya sudah bisa menghasilkan listrik sendiri dengan biaya yang relatif murah,” ujar Ezra saat di wawancari oleh tim Humas FISIP UI pada Senin (07/10).

Ezra juga menyebutkan bahwa pendekatan semacam ini sangat relevan bagi mahasiswa yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan informasi dan ide-ide baru kepada masyarakat. Ia melanjutkan, “hal ini menunjukkan bahwa kita, sebagai mahasiswa, perlu memberdayakan masyarakat di sekitar kita dengan ide-ide baru yang bermanfaat.”

Ezra melanjutkan, “masyarakat, khususnya di akar rumput mungkin secara konvensional tahu listrik hanya dari PLN, yang padahal merusak lingkungan dengan energi-energi fosil yang menghasilkan polusi. Jadi, ya, kita perlu lebih banyak menyebarkan informasi yang lebih dapat dipahami oleh masyarakat, mungkin sebelum kita bertindak perlu ada pengetahuannya dulu yang tersebar.”

Perjalanan Ezra menuju kemenangan dimulai dari pengumuman lomba pada bulan Juli, di mana ia mengikuti serangkaian persiapan intensif termasuk diskusi dan brainstorming dengan teman-temannya. Meskipun waktu persiapannya singkat, Ezra berhasil menyelesaikan esainya dan berhasil terpilih untuk dipresentasikan dalam acara ISEW 2024.

Ezra menjelaskan motivasinya mengikuti kompetisi ini, “saya tertarik dengan isu transisi energi, terutama karena relevansinya dengan studi saya di jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

Kompetisi ini menjadi platform untuk mengeksplorasi isu ini lebih dalam dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.” Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan teman-teman dalam proses penyusunan esai, yang sangat membantu dalam menyempurnakan karyanya.

Prestasi Ezra menjadi bukti dedikasi dan bakat mahasiswa FISIP UI dalam berkontribusi pada isu global terkait keadilan energi dan keberlanjutan. Ke depannya, Ezra berharap gagasannya tentang demokratisasi energi dapat mendapatkan perhatian lebih luas dan menginspirasi pembuat kebijakan untuk mendukung inisiatif energi yang dipimpin oleh masyarakat lokal di Indonesia.

“Saya berharap kebijakan di Indonesia bisa lebih terbuka dengan hal-hal yang skalanya mikro. Masyarakat harusnya semakin diberdayakan dan bisa lebih dipercaya dengan otonomi daerah, misalnya masyarakat adat bisa mandiri dan mengambil keputusannya sendiri. Sebab, sangat disayangkan, kekayaan alam dan local wisdom Indonesia yang sangat banyak, hanya saja seringkali pemerintah tidak menghiraukannya demi kepentingan pusat.” ujarnya.