id

Fakultas Ilmu Keperawatan UI Raih Prestasi Gemilang di PIMNAS ke-37: Wujudkan Peran Nyata Perawat Sebagai Agen Perubahan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) terus mengukir prestasi membanggakan di kancah nasional. Pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37, yang digelar pada 14-19 Oktober 2024 di Universitas Airlangga, Surabaya, FIK UI berhasil menorehkan sejarah dengan meraih Medali Perunggu Kategori Presentasi dalam bidang PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM PM). Tim mahasiswa yang diketuai oleh Rifty Octapini Fauziah membawa nama baik UI di ajang kompetisi bergengsi ini, bersaing dengan 525 tim dari 118 perguruan tinggi yang terseleksi dari lebih dari 43.000 proposal yang diajukan.

Dekan FIK UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian luar biasa tersebut. “Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan bukan hanya berperan dalam memberikan layanan kesehatan, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan melalui inovasi yang langsung berdampak pada masyarakat. Partisipasi aktif mereka dalam PIMNAS membuktikan bahwa perawat bisa memberikan kontribusi yang jauh lebih luas, termasuk dalam bidang sosial dan pendidikan,” ujar Agus dengan penuh semangat.

Keberhasilan Tim FIK UI tidaklah datang dengan mudah. Proses kompetisi dimulai dari pengajuan proposal Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), lolos seleksi pendanaan, hingga pelaksanaan proyek pengabdian kepada masyarakat yang harus melewati tahapan penilaian kemajuan pelaksanaan PKM (PKP2). Karya yang dipresentasikan di PIMNAS harus memenuhi berbagai syarat ketat yang ditetapkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Proyek PKM-PM yang diusung oleh tim FIK UI berfokus pada penyelesaian masalah di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Depok. Salah satu pencapaian penting dari proyek ini adalah keberhasilannya menyelesaikan tiga masalah utama yang dihadapi oleh mitra, yaitu sekolah, para guru, orang tua, serta siswa tunagrahita. Melalui pendekatan yang komprehensif, tim tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga merancang strategi keberlanjutan dengan mengintegrasikan media ajar terkait pendidikan seksual ke dalam kurikulum sekolah, khususnya untuk tingkat SDLB.

“Kami sangat bangga bisa memberikan kontribusi nyata untuk SLBN Kota Depok. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan satu permasalahan, tetapi tentang bagaimana kami bisa menciptakan dampak berkelanjutan bagi pendidikan siswa tunagrahita. Kami juga merasa terhormat bisa mengibarkan bendera UI di ajang PIMNAS,” ujar Rifty Octapini Fauziah, ketua tim FIK UI, dengan penuh rasa syukur.

Salah satu hal yang membuat tim FIK UI unggul di antara kompetitor lainnya adalah pendekatan komprehensif dan berkelanjutan yang diterapkan dalam proyek mereka. Selain berhasil menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh mitra, tim juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk audiensi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial Kota Depok, dan DP3AP2KB Kota Depok. Mereka juga menginisiasi kerjasama dengan SLB swasta seperti SLB Manunggal Bhakti serta diseminasi media ajar ke komunitas Read Aloud Depok, sebagai bagian dari strategi keberlanjutan kegiatan.

Menurut Rifty, keberhasilan ini juga tidak lepas dari kerja keras dan kolaborasi yang solid di antara anggota tim. “Kami bekerja dengan semangat untuk meraih hasil terbaik. Tim kami kompak dan selalu berusaha untuk membuat setiap luaran, baik laporan akhir, artikel ilmiah, buku pedoman mitra, hingga materi presentasi, sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, beberapa luaran kami juga sudah mendapatkan hak cipta, yang menambah nilai lebih dari proyek ini,” tambahnya.

PIMNAS ke-37 ini merupakan salah satu ajang paling bergengsi di dunia pendidikan tinggi Indonesia, di mana ribuan mahasiswa berlomba-lomba menunjukkan kreativitas dan inovasi mereka melalui berbagai proyek penelitian dan pengabdian masyarakat. Keikutsertaan FIK UI dalam kompetisi ini bukan hanya menjadi ajang pembuktian kemampuan mahasiswa keperawatan, tetapi juga menunjukkan peran vital mereka dalam mengatasi masalah nyata di tengah masyarakat.

“Kami sangat bangga melihat mahasiswa kami mampu membawa ilmu keperawatan keluar dari ruang kelas dan laboratorium, dan menerapkannya langsung untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Ini adalah bukti bahwa pendidikan keperawatan di UI tidak hanya mencetak tenaga medis yang andal, tetapi juga pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu berpikir kritis dan berinovasi,” tambah Agus Setiawan.

Prestasi ini tidak hanya diraih oleh FIK UI, tetapi juga oleh mahasiswa dari fakultas lain di UI. Adinda Puspita Ningrum dari Fakultas Ilmu Administrasi berhasil meraih Medali Perak Kategori Poster PKM-RSH, dan Nur Aziza Putri dari Fakultas Teknik menjadi finalis dalam bidang PKM VGK. Capaian ini semakin mengokohkan UI sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, yang selalu mendorong mahasiswanya untuk berprestasi di tingkat nasional dan internasional.

Dengan keberhasilan yang telah diraih, FIK UI tidak akan berhenti sampai di sini. Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada masyarakat melalui berbagai proyek kreatif dan solutif. PIMNAS 38 yang akan diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar, menjadi target selanjutnya bagi mahasiswa FIK UI untuk kembali mengukir prestasi.

“Kami berharap prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa FIK UI untuk terus berprestasi, berinovasi, dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga PIMNAS tahun depan akan menjadi momentum bagi kita semua untuk meraih pencapaian yang lebih tinggi,” tutup Agus Setiawan.

Dengan prestasi ini, FIK UI sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pelopor pendidikan keperawatan berkualitas di Indonesia, menghasilkan perawat-perawat yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan inovatif dalam memecahkan masalah nyata di masyarakat.

Leave a Reply