id
Desember 2, 2024

Day

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk Pengmas Day pada Kamis (14/11/2024) di Kompleks Laboratorium Parangtopo, FMIPA UI, Kampus UI, Depok. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM), bekerja sama dengan Departemen Biologi dan Program Studi Geologi, dan diikuti oleh 25 siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Depok. Peserta terdiri dari 14 siswa dan 2 guru dari SMAN 2, 6 siswa dan 1 guru dari SMAN 7, serta 5 siswa dan 1 guru dari SMAN 12.

Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D., dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya edukasi lingkungan, khususnya terkait pengelolaan limbah, pemahaman bebatuan, dan keanekaragaman hayati sebagai upaya dalam memahami lingkungan. Menurutnya, di tengah permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, pengetahuan tersebut sangat penting untuk ditanamkan pada generasi muda.

“FMIPA UI berkomitmen untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab dalam menyebarluaskannya. Melalui kegiatan Pengmas ini, kami tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga mendorong para pelajar untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga keseimbangan lingkungan,” kata Prof. Dede.

Lebih lanjut, Prof. Dede menjelaskan bahwa pengelolaan limbah, pemahaman tentang bebatuan, dan keanekaragaman hayati tumbuhan saling terkait dalam menjaga ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia. Ketiga aspek tersebut, meskipun terlihat terpisah, memiliki peran yang saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

“Lingkungan yang sehat mendukung pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Semoga kalian dapat memanfaatkan ilmu yang didapat di laboratorium alam Parangtopo FMIPA UI ini untuk kebaikan lingkungan,” tambahnya kepada peserta.

Sementara itu, Ridho Wibowo, M.Pd., mewakili pihak sekolah, menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan ini. Menurut Ridho, kegiatan ini memberikan pengalaman yang berharga di luar kelas, terutama mengenai teknologi biodigester untuk pengolahan limbah menjadi nutrisi padat dan cair serta energi listrik yang belum tersedia di sekolah mereka.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim FMIPA UI yang telah mengundang kami. Teknologi biodigester ini sangat bermanfaat, mengingat di sekolah kami, kami masih menggunakan cara manual untuk mengelola sampah organik. Selain itu, mempelajari bebatuan dan tumbuhan secara langsung juga sangat menarik bagi siswa,” kata Ridho.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran dan perubahan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ridho berharap para siswa dapat menjadi teladan dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan di masyarakat, dimulai dari lingkungan sekolah mereka sendiri.

Tim pengmas yang diketuai oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., selaku Manajer PPM FMIPA UI, bersama dengan Dr. Windri Handayani, S.Si., M.Si. dan Afiatry Putrika, M.Si.  (Dosen Departemen Biologi), Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T. (Dosen Program Studi Geologi), kemudian memberikan materi terkait topik-topik yang dibahas dalam kegiatan tersebut.

Pemaparan pertama dalam kegiatan Pengmas Parangtopo Day disampaikan oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T., mengenai Edukasi Pengolahan Limbah Organik Menggunakan Biodigester. Kedua pemateri menjelaskan konsep biodigester yang digunakan untuk mengolah sampah dedaunan dan sisa makanan menjadi kompos serta gas metana.

“Proses pembuatan pupuk kompos di Laboratorium Parangtopo FMIPA UI menggunakan teknologi Fixed Dome Digester Compose secara anaerob. Berdasarkan kajian yang dilakukan, rasio terbaik antara sampah organik, sampah daun kering, dan limbah hewan adalah 5:5:2,” jelas Dr. Dipo.

Selain itu, Dr. Dipo menambahkan bahwa mesin biodigester tidak hanya memproduksi pupuk padat dan cair organik bernutrisi, tetapi juga berfungsi sebagai PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi penggerak untuk mesin biodigester itu sendiri.

Usai pemaparan tentang biodigester, acara dilanjutkan dengan sesi edukasi pengenalan dasar keanekaragaman tumbuhan. Sesi ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan, mengenal habitus dan cara hidup tumbuhan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Sebagai panduan praktik, tim dari Departemen Biologi FMIPA UI membuat booklet  bergambar. Booklet yang disusun oleh Dr. Windri Handayani dan Afiatry Putrika, M.Si. ini, memuat informasi penting tentang habitus (bentuk tumbuhan) dan cara hidupnya. Dengan desain visual yang menarik dan mudah dipahami, booklet ini menjadi alat bantu belajar bagi siswa selama eksplorasi tumbuhan di sekitar Laboratorium Parangtopo.

Booklet ini tidak hanya memuat teori, tetapi juga menghubungkan pengetahuan yang dipelajari di kelas dengan fakta-fakta di lapangan. Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian siswa adalah permainan interaktif yang mengenalkan mereka pada habitus dan cara hidup tumbuhan. Dalam permainan ini, siswa diminta mencocokkan informasi di booklet dengan tumbuhan yang mereka temui. Mereka harus dapat mengenali jenis tumbuhan, seperti herba, perdu, pohon, serta contoh tumbuhan epifit yang hidup menempel pada batang pohon lain, atau mengidentifikasi tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil.

Antusiasme siswa semakin meningkat saat sesi tanya jawab. Banyak siswa yang penasaran dengan tumbuhan unik, seperti tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Apakah tumbuhan parasit tetap bisa berfotosintesis?” Tim Departemen Biologi FMIPA UI menjelaskan bahwa tumbuhan parasit, seperti Rafflesia (bunga padma) dan Anggrek hantu, mendapatkan nutrisi langsung dari inangnya, karena mereka tidak memiliki daun dan klorofil.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan tingginya rasa ingin tahu siswa tentang cara hidup tumbuhan, khususnya yang memiliki adaptasi unik. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda, mengajak siswa tidak hanya mengenal keanekaragaman tumbuhan tetapi juga memahami hubungan ekologi yang terjadi di alam. Melalui pendekatan praktis dan interaktif, siswa menjadi lebih dekat dengan dunia biologi, terutama tumbuhan, serta semakin memahami pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati.

Kegiatan Pengmas Day dilanjutkan dengan kunjungan ke Laboratorium Geologi, di mana peserta mendengarkan paparan tentang edukasi geosains yang disampaikan oleh Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T. Materi ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi geologi Indonesia yang unik, serta implikasinya terhadap potensi sumber daya alam dan risiko kebencanaan. Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan ruang lingkup ilmu geosains dan relevansinya terhadap disiplin ilmu dasar seperti fisika, kimia, dan biologi, yang menjadi fondasi pembelajaran di FMIPA UI.

Sebagai bagian dari kegiatan, siswa diberikan pengalaman praktis melalui sesi analisis batuan. Mereka belajar menggunakan mikroskop polarisasi untuk melihat sayatan tipis batuan dan mikroskop stereo untuk mengamati fosil mikro. Aktivitas ini tidak hanya memberi wawasan teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman mereka tentang proses-proses geologi.

Universitas Indonesia (UI) kembali mengukir prestasi dengan meraih empat penghargaan pada Kompetisi Kontes Kapal Indonesia (KKI) 2024. Ajang tahunan yang yang diinisiasi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) ini, diikuti oleh 101 tim dari 45 perguruan tinggi di Indonesia. Tahun ini, ajang tersebut diselenggarakan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut, UI menurunkan empat tim pada Kontes Kapal Indonesia 2024, yaitu Nagapasa 1 yang meraih Juara 3 di kategori Inovasi Desain dan Konstruksi; Nagapasa 2 yang berhasil menjadi Juara Harapan 1 di kategori Inovasi Sistem Permesinan dan Kelistrikan; Juara 2 di kategori Inovasi Perlengkapan Khusus dari tim Nagapasa 3; dan tim Autonomous Marine Vehicle (AMV) menjadi Juara Harapan 2 di kategori Autonomous Surface Vessel. Mereka digembleng di bawah bimbingan tiga dosen dari Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik (FT) UI, Kurniawan Teguh Waskito, S.T., M.T., Ph.D.; Achmad Riadi, S.T., M.Eng., Ph.D.,dan Dr. Eng. Ir. Muhammad Arif Budiyanto, S.T., M.T., IPM. Pada ajang yang dilaksanakan pada yang dilaksanakan pada 23-28 Oktober 2024, tim UI menampilkan empat rancangan kapal yang berbeda dengan desain inovatif yang relevan dengan kebutuhan industri perkapalan dan energi nasional. Efisiensi dan Ketahanan Desain untuk Keperluan Operasional di Laut Tim Nagapasa 1 terdiri dari tujuh mahasiswa, yaitu Rayyaan Jandiar Muhardi, Muhammad Daffa Nafis, Ghaisani Khoirunnisa, Raffa Bainan Nunni, Daffa Sulaiman Kamil, Rivaldy Ichwantiar Maftuchan, dan Putri Meisya Athailla. Tim ini mengembangkan desain kapal Platform Supply Vessel (PSV) dengan bentuk struktur lambung “Axe Bow” yang dioptimasi mampu mengurangi hambatan air, sehingga lebih hemat bahan bakar dan stabil dalam berbagai kondisi laut. “Dengan desain lambung yang lebih efisien, kapal PSV dapat menghemat bahan bakar, sehingga menurunkan biaya operasional secara signifikan. Ini sangat membantu untuk mengoptimalkan kinerja kapal PSV yang membutuhkan hambatan air yang kecil,” ujar Rayyaan mewakili rekan-rekannya. Inovasi Kapal untuk Energi Bersih dan Ekonomi Maritim Tim Nagapasa 2 yang terdiri atas lima mahasiswa yaitu, Dzakiah Mardhiah, Naja Fauzan Rizky, Felicia Rachel Taruli Siregar, Reisya Putri Ariyan, dan Ananda Wiraditya menghadirkan inovasi Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) yang menggunakan Floating Nuclear Power Plant (FNPP) sebagai sumber energi. Inovasi ini bertujuan mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan menyediakan energi stabil dan berkelanjutan yang tidak tergantung pada kondisi cuaca, berbeda dengan energi surya atau angin yang selama ini terbatas penerapannya di sektor maritim. “Penggunaan FNPP ini membuka peluang besar bagi kapal FPSO di masa depan untuk memanfaatkan energi bersih dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Di sisi lain, teknologi ini akan membantu sektor maritim dalam menekan emisi karbon secara signifikan,” kata Dzakiah. Teknologi Deteksi Laut Dalam untuk Mendukung Eksplorasi Sumber Daya Laut Tim Nagapasa 3 memperkenalkan teknologi gabungan Multi-Beam Echosounder (MBES) dan Sub- Bottom Profiler (SBP) yang terintegrasi dengan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk eksplorasi sumber daya laut dalam. Teknologi ini memungkinkan deteksi dan eksplorasi migas di perairan Indonesia yang lebih efisien dan akurat dibandingkan dengan metode konvensional. Tim ini terdiri dari enam mahasiswa FTUI yaitu, Muhammad Muflih, Muhammad Daffa Nasdyansya Rasyad, Muhammad Rafa Athallah, Satryo Prayoga Putra, Nadia Fariha, dan Qalmadisya Hanun. ”Saat ini, eksplorasi migas laut dalam di Indonesia masih mengandalkan alat streamer yang membutuhkan alat bantu dan memiliki banyak keterbatasan. Dengan teknologi baru ini, tidak hanya sektor industri migas yang diuntungkan, tetapi juga memastikan kemampuan Indonesia mendeteksi sumber daya alam lainnya. Pemetaan yang lebih presisi dapat membantu menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan memastikan eksplorasi dilakukan secara aman dan efektif,” ujar Muhammad Muflih. Inovasi Kapal untuk Mitigasi Tumpahan Minyak Kontingen tim AMV UI terdiri atas empat mahasiswa FTUI, yaitu Christopher Sutandar, Ariel Putra Dewa Aramadhan, Ryan Adidaru Excel Barnabi, dan Muhammad Farrel Aryaputra Amri. Tim ini mengembangkan desain kapal Makara Pleco yang dilengkapi oleh sistem komputasi dan berbagai sensor mutakhir sehingga dapat melaksanakan rangkaian misi lomba secara autonomous. Untuk menyesuaikan kapal dengan tema KKI tahun ini, kapal didesain sebagai sebuah Support Yacht yang mampu mengakomodasi para tamu perusahaan industri offshore dalam mengunjungi lokasi proyek lepas pantai. “Adapun pada implementasi riilnya, Makara Pleco didesain untuk memantau kecelakaan oil spill dan membantu prosedur mitigasi awal seperti memetakan area terdampak, mendeteksi sumber tumpahan dengan object detection, menyiapkan oil boom, dan bahkan mengangkat minyak dari permukaan laut menggunakan skimmer,” kata Christopher. Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., mengatakan, “Dengan adanya inovasi-inovasi ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghadirkan solusi kapal masa depan yang lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan relevan untuk mendukung kegiatan offshore.”  

Depok-“Tumbuh bersama modernisasi, kembali ke akar tradisi” menjadi tagline kampanye yang membawa tiga mahasiswa program studi (prodi) Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), meraih posisi kedua dalam lomba nasional Pemuda Indonesia Awards kategori PR Deck yang diadakan oleh Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia. Ketiga mahasiswa ini, Futihat Nurul Karimah, Hurin Nazhifah Mumtaz, dan Quinta Ayu Maharani, tergabung dalam tim bernama Spread Love.

Kompetisi PR Deck adalah bagian dari World Public Relations Forum 2024 yang digelar di Nusa Dua, Bali. Acara ini dihadiri oleh praktisi kehumasan profesional, termasuk Ketua Perhumas Indonesia Boy Kelana, Director of Global Alliance for Public Relations and Communication Management Prof. Justin Green, Menteri Luar Negeri 2019-2024, Retno Marsudi, hingga Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro X. Kompetisi berlangsung sejak Oktober hingga November 2024 dan diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Kampanye bertajuk “Kembali ke Akar” yang mereka ajukan mengangkat isu rendahnya partisipasi generasi muda dalam melestarikan nilai tradisi, khususnya subak di Desa Jatiluwih, Bali. Dengan strategi filosofis berbasis fase hidup—lahir, tumbuh, kembang, dan kembali ke akar—mereka berhasil meningkatkan kesadaran generasi muda Bali tentang pentingnya melestarikan tradisi subak.

(Foto: Tim Spread Love saat menerima penghargaan dari Perhumas Indonesia)

“Permasalahan subak, irigasi, maupun pertanian yang ada, bukan disebabkan karena generasi muda tidak mengetahui teknik yang efektif. Tetapi, kami melihat permasalahan tersebut diakari oleh generasi muda yang tidak paham mengenai nilai dan budayanya. Sehingga, alih-alih berfokus pada penjelasan terkait teknik pertanian, kami lebih berfokus untuk membangun kesadaran generasi terhadap jati diri dan nilai budaya lokal mereka. Kami percaya bahwa memahami kedua hal tersebut adalah solusi dari berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi,” ujar Futihat.

Subak, sistem irigasi tradisional yang diterapkan petani Bali sejak abad ke-11, telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sejak 2012. Melalui survei yang dilakukan oleh tim, ditemukan bahwa 90% responden di Desa Jatiluwih merasa masalah utama di wilayah mereka adalah minimnya kepedulian generasi muda terhadap tradisi pertanian.

Dalam kampanye ini, Tim Spread Love melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh untuk menyampaikan pesan yang relevan dengan audiens muda, menghubungkan nilai-nilai tradisi dengan inovasi modern. “Melalui kampanye ini, kami ingin generasi muda menyadari bahwa menjaga tradisi tidak harus bertentangan dengan modernisasi, tetapi justru saling melengkapi,” tutur Futihat.

Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat, Mareta Maulidiyanti, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil pembelajaran berbasis praktik yang diterapkan di Vokasi UI. “Dengan menghadirkan praktisi di dunia kehumasan, kami ingin mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan melalui studi kasus yang terjadi di dunia industri secara nyata. Hal ini terbukti dari keberhasilan Tim Spread Love melalui penyampaian pesan tentang nilai budaya pada kompetisi PR Deck tersebut. Saya berharap agar mereka juga memanfaatkan kompetisi ini sebagai pengalaman dan pembelajaran dari proses perkuliahan mereka,” ungkapnya.

Tim Spread Love berharap pencapaian ini menginspirasi generasi muda untuk terus menciptakan ide-ide kreatif yang relevan, sekaligus memberikan solusi nyata untuk isu lingkungan melalui kesadaran akan nilai budaya.

Depok-Perubahan iklim tidak hanya mengguncang sistem pangan, tetapi juga stabilitas ekonomi masyarakat pedesaan. Meskipun demikian, di balik permasalahan tersebut terbuka peluang untuk menciptakan solusi yang inovatif. Alya Putri Ramadanty, mahasiswa program studi (prodi) Administrasi Keuangan dan Perbankan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) menuangkan inovasinya melalui Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 15th. Ajang yang berlangsung pada 1-4 November 2024 di Bangkok, Thailand ini, menjadi panggung bagi Alya untuk menyampaikan ide besarnya, yaitu mempromosikan pertanian berkelanjutan sebagai strategi kunci dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Berkat kontribusi dan berbagai ide yang relevan, Alya berhasil meraih penghargaan Verbal Commendation. Penghargaan ini adalah bukti nyata kontribusinya yang menonjol dalam memberikan solusi konkret di forum internasional. Perjalanannya ke AYIMUN tidak semudah membalik telapak tangan. Setelah mendapatkan informasi AYIMUN dari Ketua Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan, Vindaniar Yuristamanda Putri, S.I.A., M.M., Alya mempersiapkan position paper, sebuah dokumen analitis yang menjadi bagian dari seleksi internal.

(Foto: Alya saat menerima penghargaan pada acara AYIMUN 15th)

Dalam prosesnya, pengalaman di AYIMUN memberikan banyak pelajaran berharga bagi Alya. Secara akademik, ia belajar menganalisis isu global secara kritis dan menyusun argumen yang relevan. Mata kuliah, seperti Manajemen Risiko dan Manajemen Keuangan, juga akan membantunya memahami konteks finansial dari isu yang dibahas. Selain itu, kemampuan dalam komunikasi, negosiasi, dan kepemimpinan dapat ditingkatkan melalui kompetisi tersebut. Tidak berhenti di situ, ia juga harus mengirimkan esai motivasi dan mendaftar secara resmi melalui situs AYIMUN. Semua ini dilakukannya sembari menjalankan peran sebagai mahasiswa aktif dengan jadwal yang padat.

Dalam forum AYIMUN yang diikutinya, Alya memilih untuk menyoroti strategi pertanian berkelanjutan yang dapat menjadi solusi tidak hanya untuk bertahan, melainkan juga langkah mitigasi dampak perubahan iklim. “Saya percaya bahwa dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan, diversifikasi tanaman, dan praktik yang lebih efisien, kita bisa menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh,” ujar Alya.

Menurutnya, isu ini juga sangat relevan bagi Indonesia, sebuah negara agraris yang perekonomiannya bergantung pada sektor pertanian. Strategi berkelanjutan seperti ini tidak hanya membantu melawan perubahan iklim, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat pedesaan.

Sementara itu, dalam mengikuti ajang ini, Alya mengaku bertemu dengan banyak delegasi muda dari berbagai negara dengan perspektif unik dalam kegiatan yang diikutinya ini. “Diskusinya sangat dinamis dan menantang. Delegasi lain memiliki pendekatan yang berbeda, dan itu membuat debat menjadi lebih kaya,” kata Alya. Momen paling berkesan baginya adalah ketika ia mempresentasikan solusi inovatif berbasis data tentang pertanian berkelanjutan. Ide-idenya yang praktis dan relevan mendapat apresiasi dari para delegasi lain, yang pada akhirnya membantunya meraih penghargaan Verbal Commendation.

(Foto: Alya saat melakukan diskusi bersama berbagai delegasi dari negara lain)

“Kesempatan seperti ini adalah cara untuk membuktikan bahwa kita, mahasiswa Vokasi UI, mampu bersaing di panggung internasional. Jangan takut mencoba dan persiapkan diri dengan sungguh- sungguh,” ujar Alya.

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengatakan bahwa pengalaman Alya di AYIMUN adalah bukti bahwa solusi untuk tantangan global dapat lahir dari pemikiran anak muda. “Dengan keberanian dan tekad kuat, Alya menunjukkan bahwa isu sebesar perubahan iklim dan ketahanan pangan bisa diangkat oleh mahasiswa Indonesia untuk memberikan dampak nyata. Semoga mahasiswa lainnya dapat mengikuti jejak Alya untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi yang positif bagi perkembangan Indonesia,” kata Padang.

Halo Mahasiswa UI! Khususnya kamu mahasiswa yang terdaftar di Kota Depok. Saat ini sedang dibuka program Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Afirmasi Berprestasi (BIDIKMANIS) dari Pemerintah Kota Depok. Beasiswa ini dibuka untuk seluruh mahasiswa aktif baik program diploma maupun sarjana (S1). Segera daftarkan diri kamu sebelum batas waktu yang ditentukan (batas akhir pendaftara 20 Desember 2024).

Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada laman beasiswa.ui.ac.id

Salam sehat dan tetap semangat untuk berkuliah!

#beasiswaUI #merdekabelajar #kampusmerdeka #UIUntukIndonesia

📢 Ready to Kickstart Your Career in Financial Institution? Join the Mandiri Career Quest!

🗓 Date: Tuesday, December 3rd, 2024 ⏰ Time: 07:30 - 12:00 WIB (open registration 07.00 WIB) 📍 Location: Auditorium Soeria Atmadja, FEB UI 2nd Floor

💡 Topic: Good Corporate Governance & Career Opportunities In Financial Institutions. Learn how strong governance shapes the success of financial institutions and discover exciting career pathways in this dynamic industry.

Meet Our Inspiring Speakers: 🎙 Muliadi Rahardja – Independent Commissioner of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 🎙 Dr. Chaerul D. Djakman, SE Ak., MBA, CSRS – Lecturer at the Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia

Moderator: 🎙 Asep Syaeful Rochman - Senior Vice President of Senior Investigator Head PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Human Capital Information: 🎙 Sapri - Senior Vice President Sr. HCBP Head Supporting of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Benefits: ✅ Convert to Kuliah Umum (KUM) - 2 KUM for students from the 2022 class and earlier - 4 KUM for students from the 2023 class and later ✅ Snacks & lunch ✅ Merchandise ✅ Opportunity to join ODP or Internship at Bank Mandiri ✅ Other special gifts

📌 FREE! Registration is open until December 1st, 2024. Limited for 300 participants!

🔗 Scan the QR code or click link below: bmri.id/careerquestGCG

See you there, Future Leader!👋🤩