id

FMIPA UI Gelar Pengmas Day: Membentuk Generasi Peduli Lingkungan melalui Edukasi dan Teknologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk Pengmas Day pada Kamis (14/11/2024) di Kompleks Laboratorium Parangtopo, FMIPA UI, Kampus UI, Depok. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM), bekerja sama dengan Departemen Biologi dan Program Studi Geologi, dan diikuti oleh 25 siswa dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Depok. Peserta terdiri dari 14 siswa dan 2 guru dari SMAN 2, 6 siswa dan 1 guru dari SMAN 7, serta 5 siswa dan 1 guru dari SMAN 12.

Dekan FMIPA UI, Prof. Dede Djuhana, Ph.D., dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya edukasi lingkungan, khususnya terkait pengelolaan limbah, pemahaman bebatuan, dan keanekaragaman hayati sebagai upaya dalam memahami lingkungan. Menurutnya, di tengah permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, pengetahuan tersebut sangat penting untuk ditanamkan pada generasi muda.

“FMIPA UI berkomitmen untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan bertanggung jawab dalam menyebarluaskannya. Melalui kegiatan Pengmas ini, kami tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga mendorong para pelajar untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga keseimbangan lingkungan,” kata Prof. Dede.

Lebih lanjut, Prof. Dede menjelaskan bahwa pengelolaan limbah, pemahaman tentang bebatuan, dan keanekaragaman hayati tumbuhan saling terkait dalam menjaga ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia. Ketiga aspek tersebut, meskipun terlihat terpisah, memiliki peran yang saling mendukung dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

“Lingkungan yang sehat mendukung pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Semoga kalian dapat memanfaatkan ilmu yang didapat di laboratorium alam Parangtopo FMIPA UI ini untuk kebaikan lingkungan,” tambahnya kepada peserta.

Sementara itu, Ridho Wibowo, M.Pd., mewakili pihak sekolah, menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan ini. Menurut Ridho, kegiatan ini memberikan pengalaman yang berharga di luar kelas, terutama mengenai teknologi biodigester untuk pengolahan limbah menjadi nutrisi padat dan cair serta energi listrik yang belum tersedia di sekolah mereka.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim FMIPA UI yang telah mengundang kami. Teknologi biodigester ini sangat bermanfaat, mengingat di sekolah kami, kami masih menggunakan cara manual untuk mengelola sampah organik. Selain itu, mempelajari bebatuan dan tumbuhan secara langsung juga sangat menarik bagi siswa,” kata Ridho.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran dan perubahan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ridho berharap para siswa dapat menjadi teladan dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan di masyarakat, dimulai dari lingkungan sekolah mereka sendiri.

Tim pengmas yang diketuai oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., selaku Manajer PPM FMIPA UI, bersama dengan Dr. Windri Handayani, S.Si., M.Si. dan Afiatry Putrika, M.Si.  (Dosen Departemen Biologi), Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T. (Dosen Program Studi Geologi), kemudian memberikan materi terkait topik-topik yang dibahas dalam kegiatan tersebut.

Pemaparan pertama dalam kegiatan Pengmas Parangtopo Day disampaikan oleh Dr. Dipo Aldila, S.Si., M.Si., dan Aldo Febriansyah Putra, M.T., mengenai Edukasi Pengolahan Limbah Organik Menggunakan Biodigester. Kedua pemateri menjelaskan konsep biodigester yang digunakan untuk mengolah sampah dedaunan dan sisa makanan menjadi kompos serta gas metana.

“Proses pembuatan pupuk kompos di Laboratorium Parangtopo FMIPA UI menggunakan teknologi Fixed Dome Digester Compose secara anaerob. Berdasarkan kajian yang dilakukan, rasio terbaik antara sampah organik, sampah daun kering, dan limbah hewan adalah 5:5:2,” jelas Dr. Dipo.

Selain itu, Dr. Dipo menambahkan bahwa mesin biodigester tidak hanya memproduksi pupuk padat dan cair organik bernutrisi, tetapi juga berfungsi sebagai PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi penggerak untuk mesin biodigester itu sendiri.

Usai pemaparan tentang biodigester, acara dilanjutkan dengan sesi edukasi pengenalan dasar keanekaragaman tumbuhan. Sesi ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan, mengenal habitus dan cara hidup tumbuhan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.

Sebagai panduan praktik, tim dari Departemen Biologi FMIPA UI membuat booklet  bergambar. Booklet yang disusun oleh Dr. Windri Handayani dan Afiatry Putrika, M.Si. ini, memuat informasi penting tentang habitus (bentuk tumbuhan) dan cara hidupnya. Dengan desain visual yang menarik dan mudah dipahami, booklet ini menjadi alat bantu belajar bagi siswa selama eksplorasi tumbuhan di sekitar Laboratorium Parangtopo.

Booklet ini tidak hanya memuat teori, tetapi juga menghubungkan pengetahuan yang dipelajari di kelas dengan fakta-fakta di lapangan. Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian siswa adalah permainan interaktif yang mengenalkan mereka pada habitus dan cara hidup tumbuhan. Dalam permainan ini, siswa diminta mencocokkan informasi di booklet dengan tumbuhan yang mereka temui. Mereka harus dapat mengenali jenis tumbuhan, seperti herba, perdu, pohon, serta contoh tumbuhan epifit yang hidup menempel pada batang pohon lain, atau mengidentifikasi tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil.

Antusiasme siswa semakin meningkat saat sesi tanya jawab. Banyak siswa yang penasaran dengan tumbuhan unik, seperti tumbuhan parasit yang tidak memiliki klorofil. Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Apakah tumbuhan parasit tetap bisa berfotosintesis?” Tim Departemen Biologi FMIPA UI menjelaskan bahwa tumbuhan parasit, seperti Rafflesia (bunga padma) dan Anggrek hantu, mendapatkan nutrisi langsung dari inangnya, karena mereka tidak memiliki daun dan klorofil.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan tingginya rasa ingin tahu siswa tentang cara hidup tumbuhan, khususnya yang memiliki adaptasi unik. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda, mengajak siswa tidak hanya mengenal keanekaragaman tumbuhan tetapi juga memahami hubungan ekologi yang terjadi di alam. Melalui pendekatan praktis dan interaktif, siswa menjadi lebih dekat dengan dunia biologi, terutama tumbuhan, serta semakin memahami pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati.

Kegiatan Pengmas Day dilanjutkan dengan kunjungan ke Laboratorium Geologi, di mana peserta mendengarkan paparan tentang edukasi geosains yang disampaikan oleh Twin Hosea Widodo Kristyanto, S.T., M.T. Materi ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi geologi Indonesia yang unik, serta implikasinya terhadap potensi sumber daya alam dan risiko kebencanaan. Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan ruang lingkup ilmu geosains dan relevansinya terhadap disiplin ilmu dasar seperti fisika, kimia, dan biologi, yang menjadi fondasi pembelajaran di FMIPA UI.

Sebagai bagian dari kegiatan, siswa diberikan pengalaman praktis melalui sesi analisis batuan. Mereka belajar menggunakan mikroskop polarisasi untuk melihat sayatan tipis batuan dan mikroskop stereo untuk mengamati fosil mikro. Aktivitas ini tidak hanya memberi wawasan teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman mereka tentang proses-proses geologi.

Leave a Reply