id
Desember 23, 2024

Day

Depok-Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih dua juara pada dua kompetisi, yaitu Juara 1 pada kompetisi Economic Development Summit 3.0 dan Juara 2 pada The 7th IPB Business Festival. Peraihan juara ini didapatkan berkat solusi inovatif dengan adopsi teknologi dalam industri peternakan. Mereka menciptakan produk bernama Bettercows, yaitu pakan sapi yang mengandung rumput laut dan 3-Nitrooxypropanol (3-NOP).

Tim terdiri atas dua mahasiswa program studi Bisnis Kreatif Program Pendidikan Vokasi, yaitu Patricia Revi De Mila dan Sutan Excel; dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Fharied Agiel Musriana. Patricia mengatakan bahwa pakan tersebut akan meningkatkan produksi protein secara berkelanjutan, mengurangi emisi gas metana dari pencernaan sapi, serta menjaga ketahanan pangan dan lingkungan.

Lebih lanjut ia mengatakan, penggunaan nama Bettercows diharapkan agar sapi di Indonesia lebih sehat dan lebih bermutu secara kualitas dibandingkan negara lain. Melalui penggunaan pakan Bettercows, sapi juga lebih cepat naik berat badannya dan meningkatkan produksi susu yang lebih tinggi.

(Foto: Mahasiswa prodi Bisnis Kreatif berhasil mendapatkan prestasi dari ide bisnis pakan sapi Bettercows)

Selain produk pakan sapi, Bettercows direncanakan juga hadir dalam bentuk aplikasi yang membantu peternak untuk mengelola kebutuhan pakan, penjualan ternak, hingga pemantauan pemberian makan ternak. Riset ide bisnis tersebut juga dilakukan berdasarkan berbagai jurnal ilmiah terkait dan diskusi bersama rekan mahasiswa dari Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Melalui produk pakan dan aplikasi ini kami berharap agar memudahkan para peternak untuk memberikan makan yang sehat kepada hewan ternaknya. Selain itu, kami juga ingin agar produk ini dapat terealisasi sehingga upaya menjaga lingkungan turut dilakukan secara tidak langsung,” tambah Patricia.

Ide bisnis pakan sapi tersebut berhasil membawa ketiganya meraih Juara 1 pada kompetisi Economic Development Summit 3.0 yang diadakan pada Oktober hingga November 2024 dan Juara 2 pada The 7th IPB Business Festival yang diselenggarakan pada Agustus hingga Oktober 2024. Patricia mengatakan, “Kami sangat senang dan bangga atas hasil yang diterima. Berkat kolaborasi lintas fakultas, kami berhasil menciptakan ide produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Selain itu, pembelajaran di kelas sangat membantu kami dalam mengembangkan ide bisnis ini.”

Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Vokasi Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengungkapkan bahwa prestasi yang diraih Patricia dan tim merupakan salah satu wujud implementasi kurikulum dan pembelajaran UI yang mengedepankan keilmuan berbasis hasil atau outcome based education. “Kolaborasi ide bisnis yang dibawa Patricia dan tim ke panggung kompetisi berhasil mendapatkan pengakuan yang manis. Saya berharap ide bisnis ini dapat diimplementasikan dan berdampak bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Padang.

Regina Felicia Hadiputri, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2024, berhasil meraih gelar Juara kategori Puteri, Duta Kesehatan Indonesia 2024. Prestasi ini diraih melalui ajang Anugerah Duta Kesehatan Indonesia (ADKI) 2024 yang diselenggarakan oleh Ikatan Duta Kesehatan Indonesia pada 17 November 2024 di Usmar Ismail Hall, Jakarta. Regina melewati serangkaian penilaian ketat mulai dari penugasan advokasi, pengabdian masyarakat, pra-karantina, karantina, Top 10 Advocacy Speech, dan sesi tanya jawab di babak Top 5.

Regina mengungkapkan motivasi mengikuti ajang ini adalah untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Indonesia. “Sebagai mahasiswa kedokteran, saya merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan sumber daya. Motivasi saya juga didasari oleh keyakinan bahwa seorang duta bukan hanya representasi simbolis, tetapi agen perubahan yang aktif. Seperti kata yang sering saya pegang, you are what you do, not what you say you’ll do,” kata Regina.

Salah satu inisiatif utama Regina adalah program “Caring Hearts for Cerebral Palsy Families” yang ia rintis sejak tahun 2021 saat masih berusia 14 tahun. Program ini bertujuan untuk membantu keluarga kurang mampu yang memiliki anak dengan Cerebral Palsy (CP) di Jawa Timur, melalui layanan medis, dukungan sosial, dan edukasi masyarakat untuk menghapus stigma terhadap CP.

Cerebral palsy (CP) adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak, menjaga keseimbangan, dan postur tubuh. Gangguan ini memengaruhi banyak individu dan keluarga, namun pemahaman masyarakat terhadap CP masih sangat terbatas. Berbeda dengan penyakit yang lebih umum dan mudah dikenali, CP sering kali dianggap asing oleh banyak orang, padahal ini merupakan isu penting di Indonesia, baik dari segi medis maupun tantangan sosial.

Isu tentang CP ini menjadi topik yang diangkat Regina pada babak Top 10 Advocacy Speech. Ia menyoroti pentingnya diagnosis dini, perawatan medis yang memadai, dan dukungan sosial bagi keluarga dengan anak CP. Statistik resmi mengenai CP di Indonesia masih langka, namun secara global, CP memengaruhi sekitar 2-3 kelahiran per 1.000 kelahiran hidup. Dengan angka kelahiran di Indonesia sekitar 4 juta per tahun, diperkirakan ada 8.000 – 12.000 anak lahir dengan CP setiap tahunnya. Namun, data yang terbatas dan pelaporan yang minim membuat prevalensi sebenarnya sulit dipastikan.

“Di daerah terpencil, kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga spesialis menyebabkan banyak kasus CP tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan penanganan yang memadai. Kesadaran publik tentang CP juga masih rendah. Dibandingkan dengan kampanye kesehatan lainnya, seperti diabetes atau stunting, CP kurang mendapat perhatian nasional. Padahal, kampanye ini penting untuk mendorong diagnosis dini, perawatan efektif, dan pemahaman masyarakat yang lebih luas,” ujar Regina.

Sebagai Juara Puteri Duta Kesehatan Indonesia 2024, Regina berkomitmen untuk terus mengembangkan program “Caring Hearts for Cerebral Palsy Families” dan memperluas advokasinya. Ia juga berencana memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menjangkau lebih banyak orang dan menyebarkan edukasi kesehatan yang relevan. “Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga, teman-teman, sponsor, dan berbagai institusi yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta dorongan semangat, saya sangat berterima kasih”.

Regina berharap dapat terus memperjuangkan akses kesehatan yang inklusif, terutama bagi kelompok rentan di daerah terpencil atau keluarga yang kurang mampu. Dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa kedokteran, Regina berkomitmen untuk menjadi seorang pendidik dan advokat yang mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya layanan kesehatan preventif dan rehabilitatif, khususnya Gen Z untuk memanfaatkan potensi dalam menciptakan perubahan di bidang kesehatan.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB turut mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Regina. “Selamat kepada Regina Felicia Hadiputri atas prestasi gemilangnya. Prestasi yang dicapai menunjukkan bahwa mahasiswa FKUI tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang mendalam. Semoga ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujar Prof. Ari.