id
Juni 19, 2024

Day

Depok, 13 Juni 2024 – Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Indira Zahidah, meraih prestasi gemilang sebagai Best Delegate dalam ajang Paris International Model United Nations (PIMUN). Keberhasilan ini menjadi sorotan penting dalam kancah diplomasi global, memperlihatkan bakat dan dedikasi mahasiswa Indonesia di tingkat internasional.

Paris International Model United Nations (PIMUN) adalah platform simulasi rapat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di Paris, Prancis. Indira Zahidah, mahasiswa Program Studi Administrasi Fiskal angkatan 2023, mencapai puncak prestasi sebagai perwakilan negara Jerman dalam konferensi yang berlangsung dari 31 Mei hingga 4 Juni 2024.

Prestasi Indira tidak hanya tercermin dalam keterampilan berpidato, bernegosiasi, dan merumuskan kebijakan, tetapi juga dalam kemampuannya mempertahankan konsistensi dengan posisi yang dipegang oleh negara yang direpresentasikannya. Dalam konteks yang melibatkan delegasi dari berbagai negara, tantangan utama terletak pada keseimbangan antara diplomasi dan mempertahankan kepentingan nasional.

Partisipasi Indira dalam konferensi ECOSOC dengan topik “Reviewing the obligations of states and private sector entities in sourcing commodities” menyoroti pentingnya kerjasama antara negara dan sektor swasta dalam memastikan keberlanjutan ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam. Topik yang kompleks ini membahas berbagai aspek, mulai dari eksploitasi sumber daya alam hingga isu ketenagakerjaan anak.

Sebagai bagian dari persiapannya, Indira bersama rekan-rekannya dari UI MUN Club menghadirkan komitmen yang luar biasa dalam melakukan penelitian menyeluruh terkait topik yang akan dibahas serta negara yang mereka wakili.

Prestasi Indira di PIMUN menegaskan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh keterampilan individu, tetapi juga oleh kerja tim yang solid dan dukungan institusi. Dalam lingkungan yang menantang, dengan delegasi dari berbagai negara dan kepentingan yang beragam, Indira mampu menjaga keseimbangan antara diplomasi yang halus dan perwakilan yang teguh terhadap kepentingan nasional. Melalui dedikasi dan kerja kerasnya, Indira telah membawa harum nama FIA UI di kancah internasional.

“Bagi saya, setiap pengalaman adalah kesempatan untuk belajar dan bertumbuh,” ujar Indira Zahidah, mengutip kata-kata inspiratif Nelson Mandela, “Prestasi ini adalah hasil dari kerja keras, komitmen, dan dukungan tak henti-hentinya dari rekan tim dan Fakultas Ilmu Administrasi UI.”

Prestasi Indira Zahidah sebagai Best Delegate dalam PIMUN bukan hanya keberhasilan pribadinya, tetapi juga prestasi bagi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia dan tentunya menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan berkontribusi dalam kancah internasional.

Mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) meraih kesuksesan gemilang di dua ajang kompetisi internasional bergengsi se-Asia Pasifik yang diumumkan secara online pada puncak acara pengumuman pemenang kompetisi The International Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF) – the Asia Pacific Regional Office (APRO) Regional Competition, pada hari Jumat (3/5/2024). Prestasi ini menunjukkan keunggulan mahasiswa UI di kancah internasional dalam bidang kesehatan, khususnya ilmu farmasi. Dalam tiga kompetisi, yakni Clinical Skills EventCompounding Event, dan APRO Branding mahasiswa UI menunjukkan prestasi yang luar biasa.

Dalam perlombaan Clinical Skills Event (CSE), tim FFUI yang terdiri dari Kezya Paquita Andrian, Raihana Ghibtha Putri, dan Rahma Nabila meraih prestasi gemilang dengan meraih juara pertama setelah bersaing dengan 20 tim peserta lainnya dari berbagai negara se-Asia Pasifik. Fokus utama mereka dalam CSE adalah mengaplikasikan pengetahuan klinis guna meningkatkan terapi obat bagi pasien. Di ajang ini, mereka berhasil mengasah kemampuan dalam memecahkan masalah klinis serta meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal. “Sebelum kompetisi, kami belajar dari berbagai sumber untuk memahami materi farmasi klinis. Ketika tiba hari-H, kami berkumpul untuk mengasah kemampuan farmasi klinis kami dalam menyelesaikan soal studi kasus yang diberikan oleh IPSF APRO,” ujar Raihana Ghibtha.

Tim FFUI berhasil meraih gelar juara 1 dalam perlombaan tersebut. Rahma Nabila menyatakan, “Meskipun soal studi kasusnya berisi materi yang belum pernah kami pelajari sebelumnya, kami merasa sangat terbantu dengan tugas-tugas perkuliahan yang mempersiapkan kami untuk mengerjakan dan mempresentasikan soal sejenis ini dengan lancar.”

Di sisi lain, dalam Compounding Event, tim FFUI yang terdiri atas Keyla Varellia Onggana, Gisella Yinisa Raherio, Pieor Mirachel Kulata, dan Kelvin Ricardo, bersaing dengan 40 tim lainnya dalam perhitungan meracik formulasi obat dengan presisi. Meskipun sebagai tim pemula, semangat dan dedikasi mereka mengantarkan mereka melewati ekspektasi. Keyla Varellia menyatakan, “Meski kami masih berada di semester 2 dan lawan-lawan kami lebih berpengalaman, kami memberikan yang terbaik.”

Hasilnya, tim FFUI berhasil mencapai tahap final dan meraih gelar 2nd Runner Up dalam Compounding Event. Gisella Yinisa, salah satu anggota tim, menekankan pentingnya pengalaman praktikum dan pembelajaran di Fakultas Farmasi UI. “Di FF UI, kami tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga praktik langsung dalam meracik obat. Hal ini sangat membantu kami dalam meningkatkan keterampilan secara langsung, sehingga pengetahuan yang kami peroleh dari dosen dapat kami terapkan dengan baik.”

Mahasiswa FFUI juga memenangkan dua kompetisi individu, yaitu APRO Branding yang terdiri dari Poster Category oleh Kelly Ellyana, dan 60 Seconds Showcase oleh Nafisa Thahira. Pada kompetisi tersebutmasing-masing dari mereka berkreasi dengan membuat desain poster dan video berdurasi 60 detik untuk memperkenalkan Asia Pacific Pharmaceutical Symposium (APPS) dan Good Pharmacy Practice Education (GPPEd) beserta manfaatnya.

Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi tim mahasiswa UI, tetapi juga mengukuhkan reputasi mereka sebagai salah satu institusi unggulan dalam pendidikan farmasi di tingkat internasional. Mereka berharap, pencapaian ini akan menjadi inspirasi bagi generasi mahasiswa masa depan untuk terus mengembangkan potensi dan meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.