id
November 18, 2024

Day

Olimpiade Farmasi Indonesia XI 2024 dilaksanakan melalui tiga babak, yakni babak penyisihan, semifinal, dan final. Dalam babak penyisihan, para peserta diuji dengan 100 soal dalam format CBT yang mencakup soal pilihan ganda (MCQ) dan soal Benar/Salah (B/S). Dari babak penyisihan ini, para delegasi dengan nilai tertinggi melaju ke babak semifinal, yang terdiri dari soal-soal B/S dan esai bedah kasus. Babak final terdiri dari tiga tahap, yakni pemecahan masalah, cerdas cermat bedah kasus, dan presentasi jurnal internasional.

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) mengirimkan sembilan mahasiswa terbaiknya sebagai delegasi pada Olimpiade Farmasi Indonesia XI 2024. Para delegasi yang terpilih terdiri dari mahasiswa Angkatan 2021 dan 2022. FFUI berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan mengirimkan sejumlah delegasi yang berhasil melaju ke babak final, sebagai berikut:

  • Juara 2 Bidang Farmakologi/Farmasi Klinis: Qatrunnada Surya Balqis (Angkatan 2021)
  • Finalis Bidang Farmakologi/Farmasi Klinis: Gita Jilan Mahira (Angkatan 2022)
  • Finalis Bidang Farmasetika/Farmasi Sains: Devia Sophia Rahmawati Sabadiman (Angkatan 2021)
  • Finalis Bidang Farmasi Sosial/Administrasi: Tahaani Nur Alifah (Angkatan 2022)
Para Delegasi FFUI pada OFI XI 2024

Proses seleksi untuk menjadi delegasi dimulai dengan penerimaan kabar bahwa para mahasiswa terpilih untuk mewakili Fakultas Farmasi Universitas Indonesia di OFI XI. Setelah itu, mereka menjalani serangkaian persiapan intensif di bawah bimbingan dosen-dosen pembimbing. Setiap bidang yang dilombakan memiliki materi yang sangat spesifik, dan para delegasi fokus pada topik-topik praktis seperti formulasi sediaan di bidang farmasetika, analisis data menggunakan SPSS di bidang farmasi sosial, serta skrining resep dan konseling di bidang farmakologi.

“Selain bimbingan akademik, kami (para delegasi) juga sering mengadakan sesi belajar mandiri dan kelompok untuk membahas soal-soal serta berbagi informasi terkait bidang masing-masing. Semua persiapan ini kami jalani dengan semangat tinggi, hingga kami merasa siap menghadapi seluruh tahapan kompetisi”, ujar Qatrunnada, Juara 2 Bidang Farmakologi/Farmasi Klinis OFI XI.

Olimpiade Farmasi Indonesia XI 2024 telah berakhir dengan sukses, namun pengalaman berharga yang diperoleh para delegasi FFUI akan terus berlanjut. Keikutsertaan dalam kompetisi ini bukan hanya meningkatkan keterampilan akademik para mahasiswa, tetapi juga membentuk kemampuan kerja tim, manajemen waktu, serta berpikir kritis yang sangat penting dalam dunia profesional farmasi.

Qatrunnada juga merasa bahwa proses dalam mengikuti kompetisi ini memberikan banyak pembelajaran, tidak hanya mengenai teori dan praktek kefarmasian, tetapi juga tentang nilai-nilai kerjasama, disiplin, dan keuletan dalam menghadapi tantangan. Ia sangat bahagia dapat mengharumkan nama almamater dalam kompetisi nasional ini. Semangatnya semakin besar untuk dapat mengikuti kompetisi farmasi lainnya.

Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FFUI, Prof. Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si., mengungkapkan rasa bangganya kepada seluruh delegasi FFUI pada Kompetisi OFI XI. “Saya sangat bangga atas semangat belajar dan berjuang dari para delegasi mahasiswa FFUI. FFUI berkomitmen untuk terus mencetak generasi profesional farmasi yang berkualitas, melalui berbagai kompetisi dan kegiatan akademik lainnya, guna mendukung kemajuan kualitas para farmasis/apoteker di Indonesia”, ujarnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin pesat. Melalui pilar keenam transformasi kesehatan, yaitu transformasi teknologi kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendorong tenaga kesehatan untuk berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan bioteknologi. Pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60, Kemenkes RI memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang telah berhasil berinovasi dalam ajang Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) 2024. Ajang ini bertujuan untuk memacu inovasi di bidang kesehatan serta memperkuat sektor kesehatan Indonesia dengan teknologi.

Salah satu inovasi yang mendapatkan penghargaan di HISA 2024 adalah Fleksi. Fleksi merupakan media berbasis teknologi yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pergerakan manusia. Inovasi ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pencegahan penyakit kronis, tetapi juga sebagai alat skrining berbagai penyakit dan mempercepat proses pemulihan pasien dengan gangguan otot rangka. Tim Fleksi berhasil meraih peringkat kedua dalam HISA 2024.

Inovasi ini diciptakan oleh mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), yaitu Ns. Muchamad Ardi Putrawardana, M.Kep, Ns. Anung Widianto, S.Kep, Ns. Wahadi, M.Kep, Ns. Fitri Susilowati, M.Kep, Ns. Vitta Margareth Philipus, M.Kep, Ns. Elviera Djuma, M.Kep, dan Ns. Diky Julianto, S.Kep. Inovasi ini juga mendapat dukungan dan bimbingan dari Prof. Dr. Rr Tutik Sri Haryati, S.Kp., MARS, dan Dr. Masfuri, S.Kp, MN.

Fleksi lahir dari keprihatinan atas tingginya angka gangguan muskuloskeletal yang banyak dialami kelompok usia produktif akibat kurangnya aktivitas fisik. Keluhan tersebut sering kali menghambat aktivitas sehari-hari dan menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu. Selain itu, tantangan lain dalam proses rehabilitasi adalah waktu tunggu serta rasa sakit yang harus dihadapi pasien. Fleksi diharapkan mampu mengatasi kendala ini dengan memberikan kemudahan akses kepada pasien melalui teknologi berbasis kecerdasan buatan. Saat ini, Fleksi telah mencapai tahap Minimum Viable Product (MVP) dan siap memasuki Program Produk Market Fit, yang akan divalidasi lebih lanjut oleh pengguna.

Dengan penghargaan dari HISA 2024, Fleksi diharapkan dapat bersinergi dengan Kemenkes dalam riset dan pengembangan untuk lebih mengoptimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Fleksi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat memberikan sugesti pergerakan secara tepat bagi individu yang sehat, sehingga membantu mencegah gangguan otot rangka. Untuk pasien dalam masa rehabilitasi, Fleksi menawarkan fitur telehealth yang memungkinkan latihan dari jarak jauh. Dengan demikian, pasien dapat melakukan latihan pemulihan tanpa harus hadir di rumah sakit, yang dapat mempercepat proses pemulihan.

“Penggunaannya sangat sederhana, layaknya menggunakan kamera pada smartphone,” ujar Ns. Muchamad Ardi Putrawardana, Ketua Tim Fleksi. Dengan teknologi machine learning dan computer vision, Fleksi mampu mendeteksi gerakan tubuh manusia secara real-time, memungkinkan evaluasi akurat terhadap kualitas pergerakan pasien. “Kami berharap Fleksi dapat membantu tenaga kesehatan dalam memantau dan mendukung pemulihan pasien dengan lebih efisien,” tambahnya.

Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., turut memberikan dukungannya terhadap keberhasilan tim Fleksi dalam ajang bergengsi ini. “Kami sangat bangga dengan inovasi yang ditunjukkan oleh para mahasiswa kami. Fleksi adalah bukti bahwa sinergi antara ilmu keperawatan dan teknologi dapat menciptakan solusi inovatif untuk kebutuhan kesehatan masyarakat. Kami berharap inovasi ini terus dikembangkan dan memberikan manfaat nyata bagi banyak orang,” ungkapnya.

Penghargaan kepada Tim Fleksi diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, SE., MA., Ph.D., pada acara puncak perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Jakarta Convention Center pada 9 November 2024. Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) adalah program yang mendukung dan mengembangkan inovasi teknologi kesehatan guna mendorong pertumbuhan industri teknologi kesehatan di Indonesia. Selain penghargaan, para pemenang HISA juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program sandbox kesehatan sebagai ajang uji coba dan pengembangan inovasi digital kesehatan.

Dr. Tuti Herawati, S.Kp., M.N., Ketua Departemen Keperawatan Medikal Bedah FIK UI, turut memberikan apresiasi dan harapannya untuk inovasi ini. “Selamat kepada Tim Fleksi dari Mahasiswa Ners Spesialis KMB FIK UI atas prestasi yang membanggakan ini di ajang HISA 2024. Semoga inovasi ini terus berkembang dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Fleksi, sebagai alat bantu kesehatan berbasis teknologi, berpotensi untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti assessment, penunjang diagnostik, dan evaluasi, khususnya untuk pasien dengan gangguan mobilitas. Inovasi ini juga sejalan dengan tema Hari Kesehatan Nasional ke-60, “Gerak Bersama, Sehat Bersama,” yang mengajak masyarakat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan kehidupan sehat bersama.

Ns. Muchamad Ardi Putrawardana, M.Kep, menambahkan, “Sangat senang bisa memperkenalkan inovasi anak bangsa di bidang kesehatan ini. Kami berharap inovasi ini dapat menjadi contoh inspiratif bahwa teknologi modern dapat diterapkan di bidang keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.”

Dengan penghargaan ini, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Dukungan Kemenkes RI, program HISA, dan sinergi dengan berbagai pihak diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk lebih memajukan sektor kesehatan di Indonesia melalui teknologi.

Lima tim mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih juara dalam berbagai kategori pada 3rd Indonesian Public Health Olympiad (IPHO) 2024. IPHO merupakan sebuah kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI). Mahasiswa FKM UI memenangi berbagai kategori, di antaranya Juara 1 dan 2 kategori Cerdas, Cermat, Cepat Kesehatan Masyarakat; Juara 1 kategori Perancangan Sistem Informasi; Juara 3 kategori Debat Kesehatan Masyarakat; serta Juara 1 pada kategori Analisis Kebijakan Kesehatan yang menampilkan keahlian dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang aplikatif dan strategis. Acara final IPHO 2024 sendiri telah berlangsung pada 7 November 2024 di FKM Universitas Mulawarman, Samarinda. Ajang IPHO tahun ini mengusung tema “Pendidikan Profesi Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia Emas” yang bertujuan untuk memotivasi mahasiswa kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia agar berlomba-lomba meraih prestasi dan memberikan kontribusi bermakna bagi bangsa. Prestasi yang diraih mahasiswa FKM UI ini merupakan hasil dari persiapan matang serta bimbingan dari dosen FKM UI, yang senantiasa mendukung setiap kelompok mahasiswa dalam mengembangkan potensi akademik dan keterampilan praktisnya. Salah satu Tim FKM UI yang beranggotakan Faris Muhammad, Luthfia Dara Janitra, dan Rizani Alia Davina berhasil meraih juara 1 dalam kategori Cerdas, Cermat, dan Cepat Kesehatan Masyarakat, di bawah bimbingan Dr. Puput Oktamianti, S.K.M., M.M. Ketiganya merupakan mahasiswa angkatan 2022 dari program studi Kesehatan Masyarakat peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Menurut Faris, IPHO adalah kesempatan berharga untuk memperluas wawasan serta menjadi ajang bagi mahasiswa kesehatan masyarakat untuk menantang diri, belajar, dan mengasah kemampuan. “Saya sudah tahu tentang IPHO sejak awal kuliah saat jadi mahasiswa baru, dan ini merupakan kesempatan bagi kami khususnya saya untuk berkembang lebih jauh,” ujarnya. Perlombaan dengan kategori cerdas cermat ini adalah kali pertama yang Faris dan rekannya ikuti selama berkuliah, sehingga persiapan yang sangat matang ketiganya lakukan selama berkompetisi. “Sebagai permulaan, kami menentukan dosen pembimbing dan berkonsultasi mengenai materi cerdas cermat. Setelahnya, belajar dari panduan kompetisi dan mendalami topik yang berfokus pada ilmu kesehatan masyarakat,” tutur Faris. Selama berkompetisi, mereka juga memahami kekuatan masing-masing anggota tim. “Ada yang memiliki pemikiran logis yang cepat, ketelitian, dan ketajaman analisis. Dengan begitu, setiap anggota mendapat tanggung jawab khusus dalam materi yang dibutuhkan,” ungkap Luthfia. Selain pembagian yang jelas, Davina menekankan pentingnya memahami situasi masing-masing anggota, terutama dalam menyesuaikan persiapan dengan jadwal dan kesibukan lainnya. “Persiapannya cukup intens, tapi dorongan utama datang dari kekuatan internal masing-masing. Kami tahu keunggulan kami ada di bidang tertentu, jadi fokus pada pembagian ini adalah hal penting,” ujar Davina. Bagi ketiganya, menjaga semangat kerja sama juga merupakan hal yang krusial. “Komunikasi yang efektif sangat membantu agar ketika di panggung atau tahap final, kami bisa tampil maksimal. Kami selalu percaya bahwa tim kami bisa menang,” ucap Faris. Mengatur waktu antara kuliah dan persiapan lomba menjadi tantangan tersendiri bagi tim FKM UI dalam menghadapi IPHO 2024. Faris menjelaskan bahwa komitmen sejak awal untuk mengikuti lomba menjadi dasar dalam mengalokasikan waktu. “Kami usahakan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, seringnya saat istirahat atau di sela-sela kuliah untuk persiapan cerdas cermat ini,” ujar Faris. Kelebihan lain bagi mereka adalah adanya kesamaan peminatan dan sering mengikuti kelas yang sama, sehingga setiap anggota tim memiliki pemahaman yang baik tentang kesibukan dan jadwal masing-masing. Saling mengetahui dinamika kelas, ketiganya mampu membagi porsi tugas secara efektif dan menyesuaikan beban persiapan lomba. Ini memungkinkan tim menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademis dan komitmen lomba dengan optimal. Kemenangan timnya di IPHO 2024 meningkatkan semangat Faris untuk terus mengasah kemampuannya di bidang kompetisi keilmuan. Prestasi yang diraih oleh tim ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Universitas Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha mencapai yang terbaik. Faris menekankan pentingnya keberanian untuk mencoba. “Kalau punya keinginan, jangan takut untuk coba. Kalau ada kesempatan, ambil saja. Lebih baik menyesal karena kalah daripada menyesal karena tidak pernah mencoba,” ujarnya. Luthfia menambahkan bahwa pengalaman seperti ini dapat melatih kerja sama dan pemikiran yang cermat, menjadikannya ajang yang berharga untuk belajar dan berkembang. Menurut Davina, kompetisi ini menjadi kesempatan untuk mengingat kembali materi dari semester awal, tidak hanya sebagai persiapan lomba, tetapi juga untuk memperkuat pengetahuan yang sudah dipelajari. Kemenangan mereka menunjukkan bahwa kolaborasi, kerja keras, dan keberanian untuk mencoba adalah kunci keberhasilan dalam meraih tujuan. Memiliki tekad kuat untuk terus berkembang, mereka telah membuktikan bahwa mahasiswa FKM UI mampu bersaing di kancah nasional. Semoga langkah ini menjadi awal dari pencapaian-pencapaian berikutnya dan mendorong lebih banyak generasi muda untuk berprestasi, berinovasi, serta berkontribusi bagi kesehatan masyarakat dan kemajuan bangsa. Plh. Dekan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., mengungkapkan apresiasi dan rasa bangga atas prestasi yang diraih mahasiswa UI dalam ajang ini. “Kami sangat bangga atas prestasi luar biasa yang diraih oleh lima tim mahasiswa kami dalam ajang 3rd Indonesian Public Health Olympiad (IPHO) 2024. Keberhasilan ini bukan hanya mencerminkan kualitas pendidikan yang kami berikan di FKM UI, tetapi juga menunjukkan komitmen dan dedikasi tinggi mahasiswa kami dalam mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat dalam berbagai kategori kompetisi. Melalui berbagai kategori juara yang diraih, menunjukkan bahwa kami terus mengembangkan talenta muda yang siap berkontribusi dalam sektor kesehatan masyarakat di tingkat nasional maupun internasional. Semoga prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus berinovasi dan berprestasi lebih baik lagi di masa depan,” tutur Dr. Asih Setiarini. (DFD)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tradygta Chantya Raissa Natanggi (FKUI 2023), berhasil meraih penghargaan Best Overall Poster dalam kompetisi Annual Scientific Meeting 2024 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) di Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, pada tanggal 2-3 November 2024. Kompetisi ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, meliputi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga, mahasiswa S1, peneliti internasional, dan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga.

Poster yang dipresentasikan oleh Tradygta, berjudul “Smart Shoes dalam Dunia Olahraga: Inovasi Wearable yang Mengubah Performa Atletik dan Mengurangi Risiko Cedera”. Poster tersebut menjelaskan inovasi sepatu pintar dengan sensor biomekanik. Penelitian dalam bentuk penulisan kajian sistematis ini dilakukan di bawah bimbingan Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.K.O., Subsp.APK(K), MARS, dengan tujuan untuk mengurangi resiko cedera dan meminimalkan ketidakseimbangan gerak.

Tradygta mengevaluasi efektivitas sepatu pintar yang dilengkapi teknologi wearable terintegrasi dalam meningkatkan performa atletik seperti kecepatan, daya tahan, dan ketangkasan serta mengurangi resiko cedera dibandingkan sepatu olahraga konvensional.

“Sensor biomekanik pada smart shoes ini memberikan data real-time mengenai pola gerakan, distribusi tekanan, dan postur tubuh yang bermanfaat bagi atlet untuk meningkatkan performa dan menurunkan risiko cedera,” ujar Tradygta.

Hasil penelusuran menunjukkan bahwa smart shoes secara signifikan meningkatkan 7 – 12% kecepatan serta memperbaiki ketangkasan dan daya tahan. Sensor tekanan dan pelacakan gerakan waktu nyata membantu atlet menyesuaikan langkah dan postur secara efisien, yang berdampak  peningkatan signifikan dalam stabilitas dinamis dan waktu reaksi.

Tradygta mengungkapkan rasa bahagia dan syukur atas prestasi ini, “Mengikuti konferensi dan perlombaan poster merupakan suatu pengalaman menarik dan berharga karena adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan peneliti dan dokter yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari saya. Melalui kesempatan tersebut, saya semakin terinspirasi untuk terus mengejar apa yang saya cita-citakan karena, It always seems impossible until it’s done!!.”

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB turut bangga atas prestasi yang dicapai oleh Tradygta. “Selamat kepada Tradygta Chantya Raissa Natanggi atas pencapaiannya. Prestasi ini mencerminkan semangat inovasi, kerja keras, dan dedikasi dalam pengembangan ilmu kedokteran olahraga. Semoga capaian ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa FKUI untuk terus berkarya, memberikan manfaat, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.”