id
Maret 21, 2025

Day

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) melalui aplikasi transliterasi Pegonizer mendapat anugerah karya terpilih dua dalam kategori Research and Development dalam kompetisi Indonesia Enterprenuer TIK 2022 (IdenTIK) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) pada 10 November 2022. Ibu Yova Ruldeviyani, S.Kom., M.Kom selaku salah satu pembimbing sekaligus dosen Fasilkom UI dari tim Pegonizer menjelaskan bahwa aplikasi tersebut dirancang dengan menerapkan upaya menjaga kelestarian bahasa Pegon dengan konsep digitalisasi manuskrip melalui beberapa fitur seperti katalog kitab, optical character recognition (OCR) dan transliterasi.

Dekan Fasilkom UI, Dr. Ir. Petrus Mursanto, M.Sc. mengapresiasi capaian ini sebagai kontribusi nyata  sivitas akademika Fasilkom UI dalam kontribusi bagi bangsa. “Penelitian merupakan bagian dari misi Fasilkom UI yakni menciptakan, mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk peningkatan daya saing bangsa. Selamat untuk tim Fasilkom UI, aplikasi Pegonizer merupakan aplikasi yang dibangun untuk mengatasi masalah Pegon di Indonesia dan juga nantinya diharapkan dapat mengakselerasi ekstraksi knowledge dari dokumen-dokumen Pegon”, ungkapnya.

Berdasarkan laporan Startup Ranking, Indonesia termasuk dalam peringkat 10 besar negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, yaitu 2.437. Melihat potensi tersebut, Kemenkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika menyelenggarakan program IdenTIK sebagai salah satu strategi mengembangkan ekosistem digital Indonesia. IdenTIK merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan Kemenkominfo dalam rangka menggali potensi produk TIK karya anak bangsa agar mampu bersaing di tingkat dunia.

Tangkapan layar aplikasi Pegonizer melalui tampilan website https://pegon.cs.ui.ac.id/

Tim Pegonizer terdiri dari para mahasiswa jurusan ilmu komputer Fasikom UI angkatan 2019 yakni, Ahmad Haydar Alkaf; Beltsazar Anugrah Sotardodo; Hendrico Kristiawan; Jonathan Amadeus; Matthew Tumbur Parluhutan Siregar; Muhammad Hanif Fahreza; dan Taufiq Hadi Pratama. Dosen Fasilkom UI, Ibu Yova Ruldeviyani, S.Kom., M.Kom. yang terlibat sebagai pembimbing tim Pegonizer menjelaskan bahwa aplikasi tersebut dibuat dengan tujuan untuk mendigitalisasikan karya-karya para ulama atau kisah-kisah para sastrawan terdahulu agar tetap terjaga identitasnya. “Kondisi buku-buku yang sudah berusia ratusan tahun tersebut amat sangat mengkhawatirkan. Belum lagi kepemilikan tersebar oleh banyak kolektor pribadi, bahkan hingga luar negeri seperti Mesir, Arab Saudi, Inggris dan negara-negara lainnya. Pegonizer merupakan upaya untuk menjaga kelestarian maha karya nusantara. Manuskrip Pegon banyak mengandung pengetahuan khususnya pendalaman Islam bagi pemeluk agama Islam. Pegonizer merupakan aplikasi digitalisasi manuskrip Pegon. Fitur yang tersedia terdiri dari katalog kitab, OCR, dan transliterasi”, tegasnya.

Terdapat enam kategori dalam rangkaian kompetisi Identik yakni, Startup CompanyPrivate Sector, Public Sector, Corporate Social Responsibility (CSR), Research and Development (RnD), dan Inovasi Teknologi Konten Digital. Pegonizer sukses meraih posisi di urutan kedua dalam kategori RnD dan sukses bersaing dari total karya yang masuk dalam kompetisi IdenTIK tahun 2022 sebanyak 190 karya. Nantinya sebanyak 18 karya termasuk Pegonizer yang terpilih menjadi karya terbaik dari enam kategori IdenTIK tahun 2022 memperoleh pembinaan serta pelatihan untuk mempersiapkan diri guna menghadapi kompetisi regional AICTA tahun 2023.

Ketua Dewan Juri IdenTIK 2022 sekaligus guru besar Fasilkom UI,  Prof. Eko K. Budiardjo menyampaikan, Indonesia merupakan negeri dengan karakter dan identitas unik karena keberagamannya. Keberagaman tersebut melahirkan karya-karya unik hasil kreativitas anak bangsa yang perlu diwadahi. “IdenTIK hadir sebagai wadah untuk karya-karya TIK agar dapat digali potensinya untuk tampil di mata dunia,” kata Prof. Eko. Selain mendapat pembinaan dari dewan juri, pemenang IdenTIK 2022 akan menerima uang pembinaan dengan total nilai 30 juta rupiah (terkecuali kategori Public Sector), free credits dari Xendit, kesempatan mengikuti tahapan program Startup Studio Indonesia dan tahapan incubation program 1000 startup digital, serta credit senilai USD 10.000 hingga USD 25.000 dari Amazon Web Services bagi yang melanjutkan mengikuti program hub id.

Transliterasi Pegon-Latin pada Pegonizer dapat diakses secara web dan mobile. Transliterasi sudah reversibel, sehingga bisa melakukan transliterasi Pegon ke Latin atau Latin ke Pegon. Akses pengetikan dapat dilakukan dengan keyboard standar, terutama kemudahan pengetikan pada versi mobile. Transliterasi ini baru pertama kali dikembangkan di Indonesia dengan mengikuti aturan-aturan penulisan pada Pegon. Akses pegonizer dapat dilihat melalui tautan https://pegon.cs.ui.ac.id/p

Depok-Mahasiswa Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), berhasil menorehkan prestasi di ajang International Youth Excursion (IYEN). Delegasi UI, Muhamad Ibrahim dari program studi (prodi) Administrasi Perkantoran meraih juara pertama kategori Best Project Innovation, serta Utsula Rasya Ghassani Rachman dari prodi Bisnis Kreatif, meraih peringkat ketiga kategori Best Project Innovation. Keduanya menghadirkan ide inovatif yang tidak hanya solutif tetapi juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam kompetisi ini, Ibrahim bersama tim menghadirkan proyek GoKils: Go Up Ur Skills, sebuah platform edukasi digital yang bertujuan meningkatkan keterampilan digital anak muda, terutama yang memiliki keterbatasan akses pendidikan dan pelatihan. Platform ini dirancang untuk memberikan akses pelatihan keterampilan digital yang lebih terjangkau, serta sebagai solusi bagi banyaknya pemuda Indonesia yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterampilan digital yang kurang memadai.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan infrastruktur pendidikan di beberapa daerah. Melalui pendekatan berbasis teknologi dan model bisnis yang inklusif, GoKils bertujuan untuk menjangkau lebih banyak orang dan membuka peluang yang lebih luas di dunia kerja. “Banyak anak muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kurangnya keterampilan digital. Pelatihan berkualitas seringkali mahal dan sulit diakses, terutama di daerah terpencil. GoKils hadir untuk menjembatani kesenjangan ini,” kata Ibrahim.

(Foto: Muhamad Ibrahim, mahasiswa prodi Administrasi Perkantoran)

Dari perspektif keberlanjutan, GoKils berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) 8, Decent Work and Economic Growth, khususnya target 8.6, yang bertujuan mengurangi jumlah pemuda yang tidak bekerja, berpendidikan, atau berlatih (Not in Education, Employment, or Training/NEET). Dengan pengembangan lebih lanjut, platform ini dapat membantu anak muda memperoleh keterampilan yang relevan dengan industri, meningkatkan peluang kerja, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Sementara itu, Utsula membawakan sebuah ide yang berangkat dari perhatiannya terhadap banyaknya anak muda yang ingin berwirausaha tetapi kesulitan memulainya. Utsula menciptakan konsep aplikasi yang menghubungkan calon pebisnis muda dengan berbagai waralaba yang sudah mapan, sehingga mereka bisa memulai usaha tanpa harus melewati proses yang rumit. Inspirasi ini datang dari pengamatannya terhadap banyak orang yang kesulitan dalam memulai bisnis serta banyaknya waralaba yang beroperasi di berbagai daerah.

Utsula menegaskan bahwa proyeknya memiliki kontribusi signifikan terhadap SDGs, terutama SDGs 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDGs 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure). Jika diimplementasikan lebih luas, inovasi ini berpotensi mengurangi angka pengangguran serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kewirausahaan.

(Foto: Utsula Rasya Ghassani Rachman, mahasiswa prodi Bisnis Kreatif)

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengungkapkan bahwa keberhasilan mahasiswa ini menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi mampu mencetak inovator muda yang unggul dan siap terjun ke dunia industri serta memberikan impact positif bagi masyarakat. Melalui solusi berbasis teknologi dan bisnis yang dikembangkan, ini menunjukkan bagaimana inovasi dapat memperkuat perekonomian dan membuka peluang baru bagi banyak orang, besar harapan generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa perubahan yang nyata dan berkelanjutan.

IYEN sendiri merupakan program internasional yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi terhadap tantangan global. Dalam acara ini, para peserta tidak hanya berkompetisi dalam inovasi, tetapi juga berdiskusi, mengikuti seminar, serta memperluas wawasan mereka mengenai berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi dunia saat ini.