id
November 17, 2023

Day

Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) merupakan salah satu pendidikan paling penting bagi remaja, sayangnya di Indonesia pendidikan tentang kesehatan reproduksi masih mengalami kemandekan dan progress yang kurang signifikan. Menurut SDKI tahun 2017 tercatat bahwa rata-rata pengetahuan remaja berumur 15-19 tahun terkait kesehatan reproduksi masih kurang dari 50%. Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat tergerak untuk menginisiasi peningkatan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi, tepatnya di posyandu remaja daerah Cimahpar, Bogor Utara. Kegiatan ini dinamakan Inspeksi (Inisiasi Peningkatan Kesehatan Reproduksi). Kegiatan Inspeksi dilaksanakan oleh tujuh mahasiswa yang diketuai oleh Made Natasya Restu Dewi Pratiwi beranggotakan Egydhia Zalfa Salsabila, Maisan Zahra, Siti Naziyati Nur Haliza, Syifa Aulia Suryani, Safira Nurul Izzah, dan Octiana Syeira Prameswari. Kegiatan Inspeksi dilaksanakan selama 8 minggu berturut-turut, tepatnya di setiap akhir pekan dengan melibatkan 10-16 remaja di Kelurahan Cimahpar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja setempat terkait kesehatan reproduksi dan meningkatkan kemampuan remaja dalam menyelesaikan masalah kesehatan reproduksi yang dialami dalam kesehariannya. Terdapat 8 modul yang disampaikan dalam kegiatan Inspeksi, diantaranya:
  1. Konsep Kesehatan Reproduksi
  2. Mengenal Organ Reproduksi, Pubertas, dan Kehamilan
  3. Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi
  4. Penyakit Terkait Kesehatan Reproduksi
  5. Pernikahan Dini dan Relationship
  6. Gizi dan Kesehatan Reproduksi
  7. Menjadi Pendidik Sebaya
Untuk memantau terjadinya peningkatan pemahaman remaja dalam kegiatan Inspeksi, tim pelaksana melakukan pre-test dan post-test setiap sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan. Berdasarkan analisis pre-test dan post-test ditemukan bahwa peserta yang kami latih mengalami peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi sebesar 65%. Artinya, kegiatan edukasi kesehatan reproduksi melalui kegiatan posyandu remaja ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Sistem pengajaran yang dilakukan disesuaikan dengan metode yang mudah dipahami oleh remaja setempat, yaitu dengan diskusi kelompok. Bahkan kegiatan pengajaran setiap sesinya memiliki metode penyampaian yang berbeda, seperti pembuatan pohon masalah, diskusi kasus, pengisian TTS (Teka-Teki Silang), mencocokkan kata (word matching), roleplay komunikasi, mengulas kesesuaian komponen gizi dari makan siang yang dibawa peserta dengan panduan gizi seimbang, dan masih banyak lagi metode unik lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan antusiasme peserta, di setiap akhir sesi diadakan penentuan peserta dan kelompok terbaik, yang kemudian tim berikan apresiasi berupa snack/barang. Sistem apresiasi ini bukan hanya berlaku bagi peserta terbaik, melainkan juga bagi peserta yang rajin datang secara berkala yang akan mendapatkan hadiah berupa totebag, tumblr, pin dan sticker. Penyampaian edukasi pada program Inspeksi ini didesain agar remaja selaku peserta dapat terlibat aktif dalam proses penyampaian pendapat dan permasalahan kespro yang mereka biasa temukan di lingkungan pergaulannya sehingga hal ini membuat kegiatan Inspeksi berbeda dari kegiatan pengajaran kespro lainnya. Program Inspeksi memiliki tekad agar para remaja dapat berani berpendapat dan berdiskusi terkait kesehatan reproduksi karena hal ini bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan melainkan bermanfaat untuk dipahami secara menyeluruh. Setiap sesi intervensi Inspeksi diupayakan untuk menciptakan pemahaman peserta akan masalah kespro di sekitarnya sehingga pasca mengikuti program, peserta yang terlatih dapat menjadi “Pendidik Sebaya” yang dapat membagikan ilmu serta pengalamannya terkait kespro kepada remaja lainnya. Pada akhir kegiatan, seluruh materi yang disampaikan dalam intervensi akan diserahkan kepada posyandu remaja dalam bentuk modul cetak yang nantinya diharapkan dapat menjadi guidelines bagi pengajaran kesehatan reproduksi di Posyandu Remaja Kelurahan Cimahpar yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh “Pendidik Sebaya” yang sudah dilatih. Program Inspeksi ini mendapatkan respons yang baik dari masyarakat Kelurahan Cimahpar. “Saya merasa puas dengan pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa UI, mudah-mudahan mereka (remaja), dapat menerapkan ilmu yang diberikan”, begitulah pesan dan harapan yang disampaikan oleh Ibu Lis selaku pengurus posyandu remaja di Kelurahan Cimahpar, Bogor Utara. Selain itu, salah satu remaja di Cimahpar yang berpartisipasi pada kegiatan Inspeksi, yaitu Muhamad Restu Saputra menyampaikan, “Semoga ilmu yang saya saya dapat di sini bisa disebarkan ke masyarakat dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat”. Tentu saja, harapan yang disampaikan oleh Ibu Lis dan Restu, selaras dengan harapan tujuh mahasiswa yang menjalankan kegiatan Inspeksi. Meskipun program posyandu remaja ini sebenarnya sudah direkomendasikan oleh Kemenkes RI, nyatanya program ini masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, program posyandu remaja di Kelurahan Cimahpar ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan karena merupakan program kesehatan yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan ini tentunya tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari kader remaja dan pengurus posyandu remaja Kelurahan Cimahpar, Puskesmas Bogor Utara, pejabat kelurahan, RT, dan RW setempat, dosen pembimbing lapangan program, yaitu Ibu dr. Lhuri Dwianti Rahmartani B.Med.Sc., M.Epid, serta dosen reviewer modul kesehatan reproduksi yang tim pelaksana tulis, yaitu Ibu dr. Lhuri Dwianti Rahmartani B.Med.Sc., M.Epid, Ibu Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc, Ibu Dr. dr. Helda, M.Kes, dan Ibu Bunga Pelangi, S. KM., M.KM