id
Prestasi

Category

Depok-Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Spill the Tree dari program studi Humas, Program Pendidikan Vokasi, berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi “Bandung Public Relations Convergence: Strategy Marketing Communication National Competition”, yang berlangsung di Gedung Pascasarjana, Telkom University, pada Sabtu (22/2). Mereka adalah Zachra Putrinardhany, Tibr Aisyah, dan Nadia Almira.

Tim Spill the Tree berhasil memenangkan juara berkat kampanye edukasi bertajuk #BatasiGGL dalam program NutriRoad: One Step Closer to a Healthier Life. Kampanye edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Melalui pendekatan komunikasi berbasis data, mereka menggagas program NutriRoad yang meliputi education roadshow dan local media roadshow.

(Foto: Tim Spill the Tree mengenalkan maskot Gulara saat kompetisi berlangsung)

Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit, yang merupakan juri kompetisi ini, mengatakan bahwa salah satu keunggulan kampanye ini adalah maskot edukatif Gugu, Lala, dan Rara (Gulara) yang dinilai unik dan mudah diingat masyarakat. “Tim Spill the Tree memiliki pemahaman yang baik mengenai strategi penggunaan data yang jauh lebih tepat sasaran. Ini merupakan langkah awal yang bagus bagi teman- teman untuk menciptakan komunikasi yang hebat,” ujar Aqsath.

Edukasi #BatasiGGL diberikan secara langsung kepada siswa di 30 sekolah yang tersebar di 10 provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Riau, dan Sulawesi Selatan. Selain sosialisasi secara langsung, kampanye ini juga melibatkan media lokal untuk memperluas jangkauan edukasi. Dengan pendekatan local media roadshow, Tim Spill the Tree mengadakan kompetisi liputan media untuk meningkatkan pemberitaan tentang kampanye #BatasiGGL. Langkah ini dinilai efektif dalam membangun hubungan dengan media dan memperkuat eksposur kampanye secara nasional.

(Foto: Tim Spill the Tree berhasil membawa pulang Juara 1 melalui kampanye edukasi menarik terkait pembatasan konsumsi GGL)

“Kami ingin masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat. Melalui pendekatan kehumasan berbasis framework Paid, Earned, Shared, Owned (PESO) dan metode SMART Objective, edukasi pada anak usia sekolah dilakukan untuk membantu menciptakan pola makan sehat yang berkelanjutan. Upaya preventif ini harus digalakan agar anak-anak Indonesia terhindar dari makanan yang tinggi garam, gula, dan lemak,” kata Tibr.

NutriRoad diharapkan dapat menjadi langkah nyata menuju kehidupan yang lebih sehat. Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengapresiasi prestasi Tim Spill the Tree yang berhasil menerapkan kurikulum Vokasi UI untuk kebutuhan industri dan masyarakat. Ia mengatakan, “Melalui pengemasan yang menarik, Tim Spill the Tree membawakan edukasi gizi yang lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat. Semoga keberhasilan ini mendorong mahasiswa lain untuk turut berkarya dan mengharumkan nama Universitas Indonesia.”

Tim mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Juara 1 pada ajang kompetisi Health Hackathon (Healthon) yang diselenggarakan oleh Pharmanova Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 22 Februari 2025. Kompetisi yang berskala nasional ini bertujuan untuk mengembangkan solusi inovatif dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia melalui teknologi telemedisin.

Kompetisi Healthon 2024/2025 mengusung tema “Optimalisasi Keberterimaan Pasien dan Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi (Telemedicine) untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan di Indonesia”. Kompetisi ini melibatkan mahasiswa aktif dari berbagai jenjang pendidikan di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Peserta terdiri dari mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, dan masih banyak universitas lainnya.

Tim Mahasiswa FFUI atau FERIEND mempresetasikan tentang Program Segia – Sehat dan Bahagia Tim mahasiswa FFUI yang terdiri dari Ellen Ashiana Djojo (FF’22), Felicia Claresta (FF’21), dan Rafi Anugrah Firdausi (FF’22) mengusung ide inovatif berupa program Segia (Sehat dan Bahagia), sebuah solusi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi pasien geriatri melalui distribusi kotak obat pintar yang terintegrasi dengan aplikasi pemantau kepatuhan obat. Aplikasi ini dilengkapi dengan alarm pengingat jadwal dan fitur ramah disabilitas, serta otomat pengecer untuk mempermudah akses pasien di daerah terpencil. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi inklusif untuk mendukung kualitas kesehatan pasien geriatri di Indonesia.

Pada kompetisi ini, tim FFUI berhasil mengalahkan berbagai universitas ternama lainnya, termasuk Intitut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas lainnya. Tim UI lainnya yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran (FK) meraih Juara 2, serta Universitas Brawijaya yang menduduki posisi Juara 3.

Proses perjalanan menuju juara dimulai sejak masa registrasi pada 1 Oktober hingga pengumuman juara pada 22 Februari 2025. Setelah melalui babak penyisihan berupa pengumpulan abstrak, tim FFUI melanjutkan ke tahap short pitch yang dilaksanakan pada 1 Februari 2025. Pada tahap ini, tim FFUI berhasil meraih skor tertinggi di antara tim lainnya, memberikan motivasi untuk terus berjuang hingga ke tahap final. Pada tahap long pitch yang dilaksanakan di Kampus Ganesha ITB, tim FFUI berhasil mempresentasikan ide mereka dengan sangat baik, meraih apresiasi dari para juri yang menilai kualitas ide, dampak sosial, serta kemampuan presentasi tim.

   

Tim FFUI yang terdiri dari Felicia Claresta, Ellen Ashiana Djojo, dan Rafi Anugrah Firdausi meraih Juara 1 pada kompetisi Helath Hackathon Dekan FFUI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang diraih oleh tim mahasiswa FFUI. “Kami sangat bangga dengan pencapaian luar biasa yang telah diraih oleh tim mahasiswa kami. Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Farmasi UI tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kemampuan inovatif untuk memberikan solusi nyata bagi permasalahan kesehatan di Indonesia. Kami berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkreasi dan berkontribusi dalam memajukan sistem kesehatan di tanah air,” ungkap Prof. Arry.

“Pengalaman berharga yang kami dapatkan sepanjang perjalanan kompetisi ini sangat berarti. Tidak hanya sekedar meraih juara, tetapi juga bertemu dengan banyak orang hebat, belajar dari sesama mahasiswa, serta mengenal lebih dalam tentang tantangan kesehatan di Indonesia,” ujar Felicia Claresta, salah satu anggota tim FFUI.

Dengan raihan prestasi ini, tim FFUI berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan solusi kesehatan berbasis teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih kesulitan mengakses layanan kesehatan yang optimal.

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menorehkan prestasi membanggakan. Fairuz Khansa Nabila (Angkatan 2021), Salwa Fadhilah (Angkatan 2022), Jessee Yuliana (Angkatan 2023), dan Salsa Zakia Fakhira (Angkatan 2023), mahasiswa Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FKM UI, berhasil meraih Juara 1 Lomba Debat K3 yang diselenggarakan pada 27 Februari 2025 oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan tema “HSSE, I Know Better Than You”. Kompetisi tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional dan dilaksanakan di Ballroom, Graha Pertamina.

Pada babak final, tim K3 FKM UI mendapatkan mosi Standar K3 Nasional dan Internasional yang mengarahkan pada pernyataan standar K3 yang diterapkan di Indonesia sudah cukup baik dibandingkan standar K3 internasional.

“Saat itu, kami memilih tim pro karena norma K3 di Indonesia sebetulnya sudah cukup baik dibandingkan norma di internasional. Hal ini karena Indonesia telah melakukan pendekatan dan menyesuaikan norma yang menjadi standar internasional tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan lebih mudah untuk menerapkannya di lingkungan kerja. Akan tetapi, satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengawasan dari para atasan untuk pelaksanaan di tempat kerja yang masih perlu ditingkatkan,” tutur Salwa Fadhilah.

Peraturan K3 berstandar internasional bersifat voluntary dan sangat kompleks, sehingga membutuhkan penyesuain di negara tertentu. Kendati demikian, standar K3 internasional akan tetap menjadi acuan peraturan K3 di dunia dan Indonesia sebagai anggota PBB.

Di Indonesia, peraturan K3 sudah tersedia dan terkoordinasi di setiap bidang. Peraturan K3 di Indonesia bahkan telah diundang-undangkan seperti yang terlihat pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menjadi dasar hukum utama dalam mengatur prinsip-prinsip dan ketentuan umum pelaksanaan K3 di tempat kerja.

“Hal yang membuat kami yakin pula adalah pada saat sesi latihan, Prof. Dr. Robiana Modjo, S.K.M., M.Kes., menjelaskan hal yang serupa bahwasannya standar K3 nasional sudah cukup baik dibandingkan standar K3 internasional. Jadi, ketika tim kami disanggah oleh tim lawan tentang komprehensivitas standar internasional bukankah lebih baik dibandingkan standar nasional, kami menjawab bahwasannya Indonesia memiliki RPJMN untuk K3 selama 5 tahun. Rancangan tersebut memang dibuat oleh Kemenaker dan ILO serta melibatkan para akademisi FKM UI,” tutur Salwa Fadhilah.

Selain menyabet penghargaan di bidang Debat K3, mahasiswa K3 FKM UI juga meraih Best Supporter dengan kemeriahan yel-yel yang disuarakan dan menggaungkan “Go, FKM!” di dalamnya. Kompetisi ini mengundang lebih dari 10 universitas dan institusi nasional dan terpilih 4 peserta yang berhasil menuju ke babak final, yakni Universitas Indonesia, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, Universitas Pertamina, dan Politeknik Ketenagakerjaan.

Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., turut mengapresiasi atas prestasi yang diraih mahasiswa Prodi Sarjana K3 FKM UI. “FKM UI sangat bangga atas pencapaian luar biasa yang diraih oleh mahasiswa FKM UI dalam Lomba Debat K3 Nasional. Prestasi ini mencerminkan kompetensi akademik yang unggul, kemampuan berpikir kritis, serta dedikasi tinggi dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa FKM UI tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan wawasan mereka dalam konteks nyata dan berkompetisi di tingkat nasional. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh mahasiswa FKM UI untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu dan praktik K3 di Indonesia. Selamat kepada tim debat dan seluruh pihak yang telah mendukung,” tutur Prof. Mondastri.

Nurisha Kitana, Mahasiswa Berprestasi Pengabdian Masyarakat FISIP UI 2023, terpilih menjadi delegasi UNICEF Indonesia di ajang the 4th Global NCD Alliance Forum yang diselenggarakan di Kigali, Rwanda pada 10-17 Februari 2025. Forum ini merupakan bagian dari persiapan untuk UN High-Level Meeting mengenai Non-Communicable Diseases (NCDs) dan Kesehatan Mental.

Risha menjadi delegasi termuda di antara lebih dari 66 negara dan merasa sangat bersyukur dapat mewakili Indonesia dalam forum internasional yang membahas isu-isu global penting ini. Mahasiswa jurusan Ilmu Politik ini juga dikenal sebagai Founder Gandeng ODGJ, sebuah organisasi yang fokus pada advokasi kesehatan mental, berangkat ke Rwanda merupakan upayanya dalam memperjuangkan hak-hak penyintas gangguan jiwa.

Melalui Gandeng ODGJ, ia menginisiasi program pelatihan keterampilan bagi penyintas gangguan jiwa di panti rehabilitasi mental yang bertujuan untuk membantu penyintas diterima kembali di masyarakat setelah perawatan dan mengurangi stigma negatif yang sering kali mereka hadapi.

Selama forum tersebut, Risha ikut andil bagian dalam berbagai sesi penting, seperti youth communication booth, panel session, satellite session, dan plenary session. Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat ia terpilih sebagai pembicara dalam UNICEF Session of Youth Empowerment, sesi ini diadakan oleh UNICEF HQ dalam rangka Pre-Conference Global NCD Alliance Forum 2025.

“Sebagai delegasi termuda dengan usia 20 tahun, saya merasa bangga bisa berbagi suara dan berbagi cerita advokasinya dalam pertemuan global yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari ahli kesehatan, perwakilan pemerintah, hingga organisasi internasional seperti WHO dan UN,” ujar Risha bangga.

Selain kesehatan mental, isu yang diangkat dalam forum ini cukup beragam, seperti pencegahan tembakau, diabetes, kanker, hingga masalah terkait NCDs lainnya. Meski begitu, Risha mengutamakan isu kesehatan mental, yang dianggap sering terabaikan dalam diskusi global tentang kesehatan. “There is no health without mental health,” ujar Risha, mengutip kalimat yang sangat menginspirasi dari United for Global Mental Health.

Menurut Risha, dari forum ini, para delegasi muda menghasilkan Kigali Youth Statement, sebuah deklarasi yang mendukung pertemuan tingkat tinggi PBB tentang NCDs dan Kesehatan Mental yang akan datang, “saya berharap dapat terus memperjuangkan isu-isu kesehatan mental di Indonesia, bahkan di dunia.”

Sebagai penutup, Risha menegaskan, “We are the voice of the voiceless, sebagai mahasiswa yang berfokus pada pengabdian masyarakat, saya yakin bahwa setiap orang, terutama mereka yang mengalami gangguan jiwa, berhak mendapatkan kesempatan untuk didengar dan dipahami.”

Grand Final 1000x Innovation Challenge 2025: Puncak Ajang Inovasi Terbesar untuk Mahasiswa Indonesia

Tim terbaik dari berbagai universitas di Indonesia bersaing dalam Grand Final 1000× Innovation Challenge yang diselenggarakan oleh Marvin Foundation, Selasa (25/02), di Auditorium R. Soeria Atmadja, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

Ajang ini merupakan wadah bagi generasi muda untuk menampilkan ide-de cemerlangnya dalam menghadapi tantangan strategis bangsa. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, animo dari ratusan tim yang berpartisipasi akhirnya menghasilkan sebelas tim terbaik untuk melangkah ke babak final.

Tim tersebut mempresentasikan solusi inovatif di hadapan panel juri yang terdiri dari pakar industri, akademisi, dan pemimpin bisnis. Selain bersaing meraih gelar juara, para finalis pun berkesempatan mendapatkan mentorship, akses ke jaringan investor, serta peluang untuk mengembangkan inovasi lebih lanjut.

Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Kementerian Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi turut hadir dengan memberi dukungan penuh, mengapresiasi, serta memotivasi para inovator muda. Ia menegaskan pentingnya inovasi dalam mendorong pertumbuhan industri kreatif dan ekonomi digital di Indonesia. Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan talenta berkualitas yang mampu menciptakan peluang pekerjaan di bisnis ekonomi kreatif dalam berbagai sektor.

Selain kompetisi utama, Grand Final ini menghadirkan rangkaian acara inspiratif, yakni Mini Talkshow & Seminar Inovasi, Pitching Competition, serta Innovation Expo & Bazaar yang memperlihatkan berbagai inovasi mahasiswa.

Turut mengisi sesi ‘Talkshow Peran Kampus untuk Mendukung Inovasi’ bersama Direktur Eksekutif The Habibie Center dan Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UIDekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, Ph.D. mengatakan bahwa inovasi sangat penting bagi pengembangan sebuah negara. Namun, inovasi akan muncul apabila individu diberikan kebebasan.

Dengan demikian, FEB UI pun memberikan ruang kebebasan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri. Menurutnya, kampus bertugas untuk mengarahkan dan menghubungkan, bukan mematahkan ide dan gagasan mahasiswa.

“Lebih dari itu, kampus harus menumbuhkan pendidikan dan pola pikir terkait interdisciplinary mindset. Tidak ada satu bidang ilmu yang bisa menyelesaikan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis di Indonesia, sehingga butuh kolaborasi luar biasa antar bidang,” tegasnya.

1000x Innovation Challenge diselenggarakan oleh Marvin Foundation, The Habibie Center, dan ILUNI UI, dengan dukungan penuh dari FEB UI, Science Technopark UI, dan DSX Venture. Kolaborasi ini membuktikan bahwa inovasi tidak hanya lahir dari ide, tetapi juga dari ekosistem yang mendukung para inovator untuk berkembang dan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat.

Apresiasi terhadap inisiatif ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Dr. Hamdi Muluk. Menurutnya, kegiatan ini selaras dengan misi UI untuk meningkatkan bidang inovasi dan riset yang berkontribusi pada ekonomi kreatif, “1000x Innovation Challenge merupakan perlombaan ide-ide kreatif mahasiswa Indonesia. Ini seperti inkubasi bagi para kreator dan inovator yang tersebar di seluruh kampus Indonesia.”

Ketua Umum ILUNI UI, Didit Ratam, “1000X Innovation Challenge merupakan bukti nyata bahwa komunitas akademik dan alumni dapat berperan aktif dalam menciptakan solusi bagi tantangan nyata di masyarakat. Sebagai alumni UI, kami bangga menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung inovasi serta mendorong mahasiswa untuk berpikir besar dan berani mengeksekusi ide-ide kreatif mereka.”

Penggagas 1000x Innovation Challenge, Kurniawan Santoso, menegaskan, “Hari ini adalah momentum penting untuk merayakan semangat inovasi anak bangsa. Ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi sebuah gerakan yang mendorong mahasiswa untuk menjadi problem solver dan mampu memberikan solusi nyata bagi masa depan Indonesia.”

1000X Innovation Challenge telah sukses melahirkan para inovator muda berbakat yang siap membawa perubahan nyata dengan ide briliannya. Dalam ajang penuh semangat ini, Tim Oculab – Universitas Indonesia berhasil meraih juara pertama, diikuti oleh Tim Vorione – Institut Teknologi Bandung sebagai juara keduaTim Receiva – Universitas Indonesia sebagai juara ketiga, dan Tim Tierrafuse – SAMPOERNA University sebagai juara keempat.

Selain para juara utama, sejumlah tim inovatif yang berhasil melaju ke babak final dan mempresentasikan bisnis mereka di hadapan dewan juri, yaitu Tim PoA Medtech – Universitas Negeri Malang; Tim Tri Optimus – Universitas Airlangga; Tim Investlink – Politeknik Negeri Medan; Tim Kynetix Gym – BINUS University; Tim Berasa Madiun – Universitas Merdeka; Tim Terangin – Institut Teknologi Sepuluh Nopember; dan Tim Trio Sekawan – Universitas Sebelas Maret.

Dengan atmosfer yang penuh semangat dan inspirasi, Grand Final 1000x Innovation Challenge 2025 menjadi bukti bahwa inovasi adalah kunci untuk membawa Indonesia melangkah lebih jauh di kancah global.

Yusuf Yudhoyuno, mahasiswa Departemen Teknik Kimia (DTK) angkatan 2023 dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), berhasil mengukir prestasi dengan meraih Juara Pertama dalam ajang Tripatra Sustainable Engineering Paper Competition 2024. Kompetisi ini diselenggarakan oleh PT Tripatra Engineers and Constructors, sebuah perusahaan terkemuka dalam penyediaan solusi rekayasa berkelanjutan di Indonesia. 

Kompetisi dan Proses Seleksi Kompetisi yang berlangsung selama tiga bulan ini bertemakan “Building the Future: Solutions for a Sustainable World” dan mencakup tiga subtema utama: Sustainable Materials in Engineering and Construction PracticesCircular Economy Opportunity in Construction, dan Decarbonization Solutions in Construction. Yusuf memilih subtema Sustainable Materials in Engineering and Construction Practices. 

Proses seleksi kompetisi terdiri dari empat tahap: pengiriman abstrak, pengiriman full paper dan poster, presentasi final, dan pengumuman pemenang. Dari lebih dari 100 peserta yang terdaftar, sebanyak 50 abstrak lolos ke tahap kedua, di mana peserta harus mengembangkan abstrak mereka menjadi full paper. Selanjutnya, 10 finalis terbaik mempresentasikan karya mereka secara daring pada tanggal 24 Oktober 2024 melalui platform Microsoft Teams Meeting. Pada tanggal 8 November 2024, pemenang diumumkan, dan Yusuf berhasil meraih posisi puncak. 

Inovasi Proyek Yusuf Dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Pengembangan Proses Produksi Simultan Semen dan Hidrogen Berbasis Limbah Kalsium Karbida sebagai Alternatif Rendah Emisi di Industri Konstruksi”, Yusuf menawarkan solusi inovatif untuk menekan emisi karbon di sektor konstruksi. 

Proyek ini memanfaatkan limbah residu kalsium karbida (CCR), yang selama ini menjadi limbah berbahaya, untuk menghasilkan kalsium oksida (CaO) dan hidrogen secara simultan. Dengan memanfaatkan kandungan Ca(OH)2 pada CCR, Yusuf mengusulkan metode yang tidak hanya menurunkan emisi CO2 hingga 72% dibandingkan proses produksi semen konvensional, tetapi juga menghasilkan lebih dari 2.000 ton hidrogen per tahun. Proyek ini memiliki potensi besar untuk mendukung pengurangan emisi karbon di sektor konstruksi, dengan estimasi Internal Rate of Return (IRR) sebesar 30% dan waktu pengembalian investasi sekitar empat tahun. 

Manfaat dan Dampak Solusi yang dikembangkan Yusuf tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga membuka peluang pengembangan teknologi berbasis ekonomi sirkular di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi implementasi pilot project fasilitas pemanfaatan CCR sebagai basis produksi CaO dan hidrogen, yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Yusuf. “Pencapaian Yusuf di ajang Tripatra Sustainable Engineering Paper Competition 2024 menunjukkan bahwa mahasiswa FTUI memiliki kapasitas dan kreativitas yang mampu menjawab tantangan global terkait keberlanjutan. Inovasi yang ditawarkan Yusuf, yaitu pemanfaatan limbah kalsium karbida sebagai solusi rendah emisi di sektor konstruksi, menjadi bukti nyata bahwa ilmu dan teknologi dapat dikembangkan untuk mendukung transisi menuju masa depan yang lebih hijau. Kami di FTUI terus mendorong mahasiswa untuk berani berinovasi, mengembangkan riset aplikatif, dan menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujar Prof. Kemas. 

Penghargaan dan Kesempatan Sebagai juara pertama, Yusuf mendapatkan beasiswa pendidikan serta kesempatan untuk magang di PT Tripatra Engineers and Constructors. Penghargaan ini tidak hanya mengapresiasi karya inovatif Yusuf, tetapi juga memberikan platform untuk mengembangkan kariernya di industri rekayasa berkelanjutan. 

“Saya berharap solusi ini dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan menciptakan konstruksi yang lebih ramah lingkungan di Indonesia. Prestasi ini juga saya dedikasikan untuk memotivasi generasi muda agar terus berinovasi demi masa depan yang lebih baik,” ujar Yusuf. 

 

Tiga orang mahasiswa dari tiga kampus berbeda, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya (UB), yang tergabung dalam 1 tim, meraih juara 3 dalam lomba IISMA-E eChallenge Bootcamp 2024. Lomba yang dilaksanakan selama 6 minggu ini, diikuti peserta sejumlah 10 tim dari awardees IISMA Entrepreneur University of Adelaide. Pengumuman pemenang dilaksanakan pada 19 Desember 2024 dengan hadiah yang diberikan sejumlah 150 dolar Australia. 

Mahasiswa Fakultas Teknik UI, Hasna Hamida Nurkamila (Teknik Industri UI ‘21), bekerja sama dalam 1 tim bersama dengan I Gusti Ayu Maresta Amrita P.P. (Ilmu Ekonomi UGM’21), dan Nevanda Audry Tesata Kusuma (Biologi UB’21) meraih prestasi tersebut melalui sebuah platform yang mereka ciptakan bernama MyJor. Platform inovatif ini membantu pengguna dari kalangan siswa SMA dalam memilih jurusan akademis yang ingin mereka tuju. 

Dilengkapi dengan pengalaman Augmented Reality (AR), tes yang dipersonalisasi, 1-o-1 mentoring, dan kunjungan industri, diharapkan para pengguna ini dapat lebih percaya diri dalam menentukan pilihan mereka. Dengan penilaian yang dipersonalisasi, MyJor membantu siswa mencocokkan potensi mereka dengan jurusan yang paling sesuai untuk mereka. Dengan berbagai fitur yang ditawarkan tersebut, platform ini juga diklaim lebih baik dari para pesaing sejenis.

“MyJor diciptakan berdasarkan latar belakang bahwa di Indonesia, 87% siswa merasa telah memilih jurusan akademik yang salah. Hal ini mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga, dan sumber daya keuangan. Tantangan ini muncul dari tidak adanya bimbingan yang dipersonalisasi yang selaras dengan minat dan tujuan spesifik mereka. Sistem tradisional gagal membekali siswa dengan alat yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi dan memilih jurusan yang tepat,” jelas Hasna dan tim.

Plt. Dekan FTUI dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum,  Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D., turut menyampaikan harapannya “Semoga dengan adanya kolaborasi antara 3 kampus ternama ini, produk yang mereka hasilkan dapat mendunia dan menjadi platform terpercaya bagi para penggunanya.”

IISMA-E eChallenge Bootcamp 2024 diselengggarakan oleh ThincLab, The University of Adelaide. ThincLab, yang didukung oleh Adelaide Business School, merupakan inkubator bisnis yang mendukung mahasiswa, alumni, staf, dan perusahaan rintisan. ThincLab mendukung para pendiri dan usaha inovatif mereka melalui pelatihan dan program yang disesuaikan dari berbagai pakar industri untuk membawa ide mereka ke pasar. Australian eChallenge sendiri merupakan program kewirausahaan tempat pesertanya untuk menciptakan, mengembangkan, menilai, dan menindaklanjuti ide-ide. Program ini menyediakan perangkat, peluang interaksi, dan bimbingan yang dibutuhkan untuk memulai kisah kewirausahaan para pesertanya.

Prestasi membanggakan tingkat nasional kembali ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Kali ini, tim mahasiswa FKUI yang terdiri dari Aqilla Katrita Zaira Nugroho; Nabila Najwa Nurisma; dan Najiba Gina Nurisma berhasil meraih Juara 3 dalam kategori Video Edukasi pada ajang Scientific Atmosphere 17 yang diselenggarakan oleh Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tanggal 14-16 Februari 2025 di Denpasar, Bali. Video edukasi karya tim mahasiswa FKUI tersebut berjudul Sehati Peduli Tuberkulosis.

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi akibat bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang sistem pernapasan. Indonesia menempati peringkat ke-2 negara dengan kasus TB terbanyak di dunia dengan lebih dari 1 juta kasus setiap tahunnya. Pengidap TB memiliki stigma buruk terkait higienitas dan status sosial.

“Video edukasi yang kami buat menceritakan seseorang yang mengalami depresi setelah kehilangan pekerjaan dan dikucilkan karena didiagnosis tuberkulosis. Selama ini, pasien TB rentan mengalami depresi karena perawatan lama dan beban sosial yang tinggi. Melalui video ini, kami ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya dukungan psikologis bagi pasien TB dan keluarga mereka,” jelas Nabila Najwa Nurisma.

“Tokoh utama kami merupakan seorang wali tuberkulosis, yang telah mengurusi ibunya selama 9 bulan menjalani pengobatan, dan baru saja terdiagnosis positif tuberkulosis. Kami mengangkat sisi psikologis dari tokoh utama, dengan menampakkan raut wajahnya disertai dengan monolog flashback mengenai kehidupannya. Kami ingin para penonton merasakan paniknya, sedihnya, dan khawatirnya sang tokoh utama,” sebut Aqilla Katrita Zaira Nugroho.

Para mahasiswa menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan video dan sebagai upaya untuk memperoleh wawasan lebih mengenai pasien TB, mereka juga berkonsultasi dengan Respiratory Programmatic Implementation and Research Institute (RPRI), sebuah lembaga terkemuka di Indonesia yang berfokus pada penelitian klinis dan pelatihan terkait tuberkulosis serta penyakit pernapasan lainnya. Video yang dibuat oleh para mahasiswa juga didasari oleh survei yang  diisi oleh pasien TB, wali pasien, serta masyarakat awam sebagai aspirasi langsung dari target edukasi.

Nabila Najwa Nurisma mengisahkan bahwa persiapan yang Ia dan teman-temannya lakukan untuk mengikuti kompetisi ini tidaklah mudah. Mereka melalui proses pembuatan skrip dan syuting yang dilakukan di Stasiun Manggarai, Jakarta, dengan berbagai tantangan.  “Pengambilan video yang dilakukan di stasiun mengharuskan kami untuk bolak-balik antar stasiun serta memperoleh izin dari keamanan setempat. Kami juga harus membagi waktu antara perkuliahan yang cukup padat di akhir semester 5,” tutur Nabila.

Namun dengan tekad kuat dan ketekunan yang tinggi, mereka mampu menyelesaikan proyek pembuatan video ini. Setelah proses editing yang cukup panjang, video mereka diunggah ke panitia lomba dan berhasil lolos ke babak final setelah masuk 10 besar. Di tahap final, tim FKUI melakukan presentasi langsung di Bali dan berkat latihan presentasi yang intensif mereka berhasil memperoleh nilai presentasi terbaik sehingga meraih Juara 3.

Atas capaian tersebut, Nabila mewakili teman-teman mengucap syukur kepada semua pihak yang terlibat dalam karya mereka. “Terima kasih kepada Aqilla sebagai produser sekaligus sutradara untuk video ini. Kami juga bersyukur dapat dibantu teman kami Y.B. Gusman Rahmadi (FKUI 2022) dan Nailah Hasna Azzahra (FKUI 2022) untuk menjadi aktor dan membawakan skrip dengan sepenuh hati. Semoga kami bertiga dapat terus mendapatkan dukungan untuk meraih prestasi dan mengharumkan nama FKUI,” ungkap Nabila.

FKUI juga mengirimkan dua tim lainnya dalam kompetisi tersebut. Tim Research Paper yang terdiri dari Michael Christianto (FKUI 2022); Elia Setiawan (FKUI 2023); dan Felisha Yuwono (FKUI 2024) dan tim Literature Review yang terdiri dari Regina Caeli Santoso (FKUI 2024), Keisha Rochelline Simorangkir (FKUI 2024), dan Fayesha Niki Shahira (FKUI 2024) berhasil menjadi finalis 10 besar dalam kategorinya masing-masing.

Scientific Atmosphere merupakan kompetisi ilmiah tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa kedokteran di bidang riset, inovasi, serta edukasi kesehatan. Kompetisi Scientific Atmosphere tahun ini diikuti oleh 34 fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia dengan total lebih dari 300 karya yang dikurasi menjadi 10 finalis per kategori.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, turut mengapresiasi prestasi ini. “Atas nama FKUI saya mengucapkan selamat atas prestasi yang membanggakan ini. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa FKUI tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu kesehatan masyarakat khususnya tentang TB. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam dunia kedokteran.”

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) terus mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan kompetensi di tingkat global, salah satunya melalui program magang di berbagai institusi riset dunia. Muhammad Isra Nabil Iksan, mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Manajemen Informasi Kesehatan di FKM UI, berhasil lolos seleksi internship di Korea Institute of Science and Technology (KIST), sebuah institusi riset multidisiplin terkemuka di Korea Selatan. Program ini berlangsung dari 3 September 2024 hingga 28 Februari 2025 dengan seluruh kebutuhan dan pendanaan ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan di bawah naungan kementerian terkait.

KIST membuka peluang kerja sama dengan berbagai universitas di seluruh dunia, termasuk Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk jenjang sarjana. Nabil mengetahui program ini melalui akun Instagram International Office UI (@ui_international). Proses seleksinya terdiri dari tiga tahap, yakni seleksi internal di UI yang mencakup kelengkapan dokumen seperti paspor, surat rekomendasi dari fakultas dan dosen pembimbing, serta rencana penelitian. Setelah itu, dokumen dikirim ke KIST untuk tahap seleksi lanjutan, sebelum peserta yang lolos dipanggil untuk sesi wawancara. Pengumuman akhir seleksi dilakukan pada 1 Juli 2024, dan hanya dua mahasiswa UI yang berhasil lolos hingga tahap akhir dari tujuh peserta yang mengikuti seleksi.

Nabil mendapatkan dukungan penuh dari FKM UI selama proses pendaftaran, baik dalam fleksibilitas pemberian surat rekomendasi maupun komunikasi yang mudah dengan dosen pembimbingnya, Popy Yuniar, S.K.M., M.M., Ph.D., dari Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UI. Selain itu, dukungan pendanaan dari Universitas Indonesia melalui Center for Independent Learning (CIL) turut membantu memenuhi kebutuhannya selama di Seoul, Korea Selatan.

Selama mengikuti program internship ini, Nabil bekerja dalam tim yang terdiri dari mahasiswa sarjana, magister, dan kandidat doktor di bawah bimbingan Dr. Chansoo Kim dari Computational Science Research Center. Ia terlibat dalam proyek yang berfokus pada kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan machine learning, khususnya dalam pengelolaan dan visualisasi dataset. Fokus utama pekerjaannya adalah menganalisis hubungan kausalitas antara variabel dalam dataset, termasuk pemetaan pemerataan populasi dan analisis data terkait COVID-19. Sebagai bagian dari tim riset, ia juga turut membantu mahasiswa magister dan doktor dalam pemrosesan data serta menjalankan berbagai misi penelitian dari advisornya.

Pada awalnya, Nabil berencana meneliti mengenai malaria. Namun, setelah tiba di Korea Selatan, ia menyadari bahwa malaria bukan merupakan isu kesehatan utama di negara tersebut. Oleh karena itu, ia mengalihkan fokus penelitian ke bidang kecerdasan buatan dan analisis dataset, khususnya yang berkaitan dengan COVID-19. Penelitiannya bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara berbagai variabel dalam dataset, dengan pendekatan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan machine learning. Salah satu output utama dari penelitian ini adalah pemodelan data yang dapat digunakan untuk menganalisis pola penyebaran COVID-19, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan.

Selain itu, Nabil juga mengembangkan metode visualisasi data epidemiologi agar lebih mudah dipahami oleh pemangku kebijakan dan akademisi. Sebagai bagian dari tim riset, Nabil turut membantu mahasiswa magister dan doktor dalam pemrosesan data serta pengujian model statistik guna meningkatkan akurasi prediksi penyebaran penyakit. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan berbasis data yang lebih akurat, terutama dalam upaya pencegahan dan mitigasi wabah penyakit menular di masa depan.

“Di KIST, saya memiliki kesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai desain kebijakan berbasis AI dan bagaimana machine learning dapat digunakan untuk memprediksi pola penyebaran penyakit yang berpengaruh terhadap kebijakan kesehatan di suatu wilayah,” ujar Nabil.

Selama menjalani program di Seoul, Nabil menghadapi tantangan dalam hal bahasa dan komunikasi, mengingat mayoritas rekan kerja adalah warga Korea yang tidak semua fasih berbahasa Inggris. Selain itu, budaya kerja di Korea Selatan yang sangat disiplin dan menuntut jam kerja panjang menjadi tantangan tersendiri. “Namun, di sisi lain, saya merasakan toleransi yang tinggi terhadap minoritas. Fasilitas di kantor sangat mendukung keberagaman, termasuk tersedianya opsi makanan halal di kafetaria serta ruang ibadah bagi umat muslim,” ungkap Nabil. Berbagai pengalaman dan tantangan yang dihadapi, membuatnya berharap dapat membawa ilmu dan wawasan baru dalam bidang manajemen informasi kesehatan serta implementasi teknologi dalam kebijakan kesehatan di Indonesia.

Menurut Nabil, konsistensi dalam mencari informasi adalah kunci utama dalam meraih kesempatan. Selain itu, ia menekankan pentingnya persiapan dokumen administratif jauh sebelum tenggat waktu, termasuk esai motivasi dan rencana penelitian yang harus disusun dengan matang agar dapat memberikan kesan yang kuat dalam proses seleksi. Ia juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi utama dalam lingkungan akademik dan professional pada lingkup internasional.

Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., turut berbangga atas prestasi yang diraih Nabil. “Keberhasilan Nabil ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa FKM UI memiliki kompetensi global serta kesiapan untuk berkontribusi dalam dunia riset dan teknologi kesehatan. Internship ini tidak hanya memberikan pengalaman akademik yang berharga bagi Nabil, tetapi juga memperkuat posisi FKM UI dalam melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat dengan pendekatan berbasis teknologi dan data. Kami mengapresiasi kerja keras, dedikasi, serta semangat pantang menyerah yang telah ditunjukkan oleh Nabil dalam menempuh proses seleksi yang kompetitif ini. Semoga pengalaman yang diperoleh selama di KIST dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengejar peluang di kancah internasional dan membawa manfaat bagi pengembangan kebijakan kesehatan di Indonesia. FKM UI akan selalu mendukung upaya mahasiswa dalam mencapai prestasi terbaiknya. Selamat dan sukses untuk Nabil! Teruslah berkarya dan mengharumkan nama FKM UI di tingkat global,” tutur Prof. Mondastri.

Pengalaman Nabil dalam program internship di Korea Institute of Science and Technology (KIST) membuktikan bahwa mahasiswa FKM UI memiliki kapasitas untuk bersaing di tingkat global. Keilmuan kesehatan masyarakat yang bersifat multidisiplin membuka peluang bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk di ranah riset dan teknologi. Melalui usaha yang maksimal, perencanaan yang matang, serta keyakinan kepada ketetapan Tuhan yang Maha Esa, setiap langkah yang diambil akan semakin mendekatkan kita pada kesuksesan yang telah ditentukan-Nya. (DFD)

 

Depok, 25 Februari 2025-  Prestasi membangggakan datang lagi dari delegasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Delegasi dari FHUI meraih kemenangan pada Kompetisi Legal Opinion dalam 5th National Business Legal Talk Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret 2025 yang mengangkat tema “Efektivitas Regulasi dalam Eksplorasi Energi Geothermal Menuju Percepatan Pemanfaatan Listrik Hijau” yang diselenggarakan pada 23 Februari 2025. Mahasiswa tersebut adalah Adi Sutiyoso (2021) dan Raden Farah Najwa Madiena (2021) yang meraih predikat Juara 1 sekaligus Best Memo, serta Faradiba Sandi Azahra (2022) dan Alvita Zatalina (2022) yang berhasil meraih Juara 2.

Prestasi ini tentunya menjadi momentum berharga yang mampu mendorong mahasiswa FHUI untuk terus mengharumkan nama FHUI, baik di kancah nasional maupun internasional.

1 2 3 4 5 6 24

View All Events

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031