id
September 27, 2023

Day

Kajian awal Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada 2020 mencatat bahwa pada tahun 2019, konsumsi minyak goreng sawit nasional mencapai 16,2 juta kilo liter (KL). Dari angka tersebut rata- rata minyak jelantah yang dihasilkan berada pada kisaran 40-60 persen atau berada di kisaran 6,46 – 9,72 juta KL. Limbah minyak jelantah, yang termasuk ke dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dapat mengakibatkan pencemaran air dan tanah sehingga memicu kerusakan pada ekosistem. Minyak jelantah yang dibuang sembarangan memberikan risiko meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) di perairan. Hal ini menyebabkan tertutupnya permukaan air dengan lapisan minyak. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat masuk ke perairan yang mendorong matinya biota dalam perairan. Salah satu cara mengurangi pembuangan minyak jelantah yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem adalah dengan mengolahnya kembali. Jika dimanfaatkan dengan baik, minyak jelantah memiliki nilai pasar yang cukup tinggi karena dapat digunakan untuk membuat produk bernilai jual seperti pupuk tanaman, sabun, bahan bakar lampu minyak, kosmetik, pelumas alat rumah tangga, dan makanan hewan. (Foto: Yulial saat memaparkan materi tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah) Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) melakukan aksi pengabdian masyarakat (pengmas) untuk mengajak warga di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara lebih bijak dalam mengelola minyak jelantah. Kegiatan yang berlangsung pada 26 Agustus 2023 tersebut bertajuk “Edukasi Membahas Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat” dan membahas pemanfaatan minyak jelantah yang dapat digunakan kembali menjadi berbagai produk. Tim pengabdi diketuai oleh dosen program studi (prodi) Administrasi Asuransi dan Aktuaria UI, Yulial Hikmah, S.Si., M.Si., dan beranggotakan Dr. Fia Fridayanti Adam, M.Si.; Radityo Kusumo Santoso, S.I.A., M.M.; serta lima orang mahasiswa. Menurut Yulial Hikmah, “Kegiatan pengmas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga (mengenai) pentingnya pemanfaatan limbah minyak jelantah secara efektif dan membantu mereka mengonversikan limbah minyak jelantah menjadi suatu laba bagi perekonomian masyarakat. Kami berharap adanya kegiatan ini dapat menyelesaikan permasalahan pokok dari kebutuhan rumah tangga dengan baik dan tepat.” Dukungan terhadap kegiatan pengmas tersebut turut dilayangkan Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. Ia mengatakan, “Kegiatan pengmas yang dilakukan dosen dan mahasiswa Vokasi UI tersebut diharapkan dapat memberikan dampak besar kepada ibu rumah tangga supaya mengelola minyak jelantah guna meningkatkan perekonomian rumah tangga.” Kegiatan pengmas diikuti lebih dari tiga puluh peserta yang terdiri atas ibu rumah tangga yang memiliki permasalahan terkait limbah minyak jelantah. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, para ibu rumah tangga dibekali pengetahuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan minyak jelantah tersebut.Jika ditinjau dari segi ekonomi, pemanfaatan minyak jelantah tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan karena biaya yang digunakan tidak terlalu tinggi tetapi hasilnya dapat menjadi barang yang memiliki nilai jual. Melalui pemanfaatan teknologi, mereka juga dapat memasarkan barang hasil pemanfaatan minyak jelantah tersebut melalui media sosial. Tini (54), salah seorang peserta pengmas, mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap kegiatan pengmas yang diselenggarakan Vokasi UI. “Kegiatan ini sangat berkesan karena membantu kami sebagai ibu rumah tangga untuk mengatasi permasalahan minyak jelantah. Selain itu, kami menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, terutama di sekitar kami,” ujar Tini.