id
September 26, 2023

Day

Bagi sebagian orang, menyeimbangkan kuliah, prestasi, dan hobi adalah sebuah tantangan. Namun, bagi Muhammad Aqsha Aufarahim Amato Rudolph, mahasiswa Departemen Teknik Mesin (DTM), Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI), tantangan tersebut mungkin untuk ditaklukkan. Dengan manajemen waktu yang baik, Amato berhasil membuktikan bahwa kuliah, prestasi, dan hobi dapat dicapai dengan gemilang. Salah satu kesuksesan manajemen waktu ini diperlihatkan oleh Amato melalui keberhasilannya menjadi pebalap muda berbakat di Toyota Gazoo Racing Indonesia (TGRI). Semenjak bergabung dengan TGRI, Amato terus meningkatkan prestasinya. Baru-baru ini, ia berhasil meraih Juara di ajang Sentul Series Of Motorsport (ISSOM), sebuah kompetisi balap nasional seri 3 tahun 2023. Ia menjadi juara pertama kelas Indonesia Touring Car Race (ITCR) 1200. Kemampuannya ini selanjutnya akan diadu dalam ajang Indonesia Touring Car Race (ITCR) 2023. Dalam sesi wawancara, Amato bercerita bahwa perjalanan kariernya di dunia balap dimulai saat ia duduk di bangku sekolah dasar. Kecintaannya pada dunia otomotif membawanya masuk ke dunia balap. Meski demikian, ia tidak meninggalkan kewajibannya akan pendidikan. Sejak kecil, orang tuanya mengajarkan untuk menyeimbangkan studi dan hobi. Nilai itulah yang tetap dipertahankan oleh Amato hingga saat ini, sehingga ia bisa meraih pendidikan dan prestasi gemilang. “Saya percaya bahwa semuanya harus seimbang, termasuk pendidikan dan karier. Saya ingin jurusan kuliah yang dipilih berhubungan dengan karier sebagai seorang pebalap. Oleh karena itu, saya memilih Teknik Mesin UI sebagai pilihan utama agar saya mampu memahami ilmu-ilmu engineering sebagai pendukung karier di masa depan,” ujar Amato. Menurutnya, perjalanan karier dan prestasinya di dunia balap tidak terlepas dari pendidikannya di kampus UI. Keberhasilan kariernya di dunia balap menjadi salah satu poin kunci ia diterima di UI karena mahasiswa angkatan 2020 ini masuk melalui jalur talent scouting. Amato menuturkan bahwa selama menjadi mahasiswa UI, ia selalu mendapat dukungan penuh dari pihak kampus untuk menjalani hobinya. Selain memberi dukungan, ia menilai bahwa pembelajaran di UI mengajarkannya untuk berpikir secara cepat dan akurat sehingga bermanfaat baginya, baik di ranah akademis maupun kompetisi balap. Pendidikan di UI tidak hanya terfokus pada bidang akademis, tetapi juga pada pembekalan kompetensi sehingga mahasiswa mampu menghadapi tantangan di berbagai bidang. “Ke depannya, tentu saya memiliki harapan dan cita-cita yang lebih besar. Menjadi seorang insinyur yang andal adalah salah satu langkah yang dapat mendukung karier saya di balap. Sebab, seorang pebalap akan memiliki keunggulan dan sangat terbantu ketika memahami ilmu tentang kendaraan yang digunakan,” kata Amato. Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Amato. Ia menyampaikan, “Ini menjadi contoh nyata bahwa menempuh pendidikan tidak akan menghilangkan waktu untuk menekuni hobi. Justru hobi yang ditekuni Amato ini bisa berdampingan dengan karier dan kuliahnya. Dukungan akan terus kami berikan bagi seluruh mahasiswa yang mau mengembangkan dirinya demi prestasi gemilang yang mengharumkan nama FTUI dan UI.”
  Pekan lalu, 13 orang mahasiswa FIK UI mengikuti rangkaian kompetisi tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan Universitas Gadjah Mada, yaitu HILARIUS SCIENTIFIC COMPETITION 2023 sejak tanggal 1 hingga 3 september 2023. Beberapa cabang mata lomba yang diikuti ialah scientific essay, public poster serta nursing olympiad. Kegiatan Hilarius 2023 mengangkat topik tentang perawatan paliatif dengan tema besar “Developing culture and attitudes of palliative care among the community and prospective health workers”. Adanya berbagai keadaan yang disebabkan oleh penyakit kronis dapat memperburuk gejala. Perawat atau tenaga kesehatan lain pada dasarnya memiliki landasan baik kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit secara komprehensif. Hambatan pada perawatan paliatif salah satunya timbul karena kurangnya pengetahuan perawat dan tenaga kesehatan lain terhadap pendidikan mengenai perawatan paliatif dan end of life. Sehingga, dalam memenuhi peran perawat sebagai seorang researcher dan active learner, FIK UI senantiasa mengirimkan delegasi terbaiknya dalam kompetisi ini. Dalam kompetisi tersebut, FIK UI meraih dua kejuaraan yaitu Winner Public Poster atas nama Danny Rahman dan Alwa Dibsailya Haji, serta 1st Runner Up Scientific Essay atas nama Yunda Awalia dan Cahyani Salma. Selain itu, salah satu tim Nursing Olympiad juga mampu menembus 5 besar dalam kompetisi bergengsi yang diadakan oleh UGM pekan lalu. Danny, sebagai juara lomba public poster menyatakan bahwa proses yang dilaluinya hingga menjadi juara cukup panjang. “Proses nya gak mudah, saya dan Alwa mulai bersiap dari bulan Juni hingga Agustus untuk brainstorming, mencari referensi, menentukan konten, hingga pembuatan poster. Selain itu, kami juga harus mampu membagi waktu karena sudah masuk perkuliahan.” Ucapnya. Alwa, sebagai partner Danny juga mengungkapan terkait isi poster yang menghantarkan mereka menjadi juara 1 tingkat internasional. “Poster kami membahas tentang Palliative Care is Everybody’s Business. Tujuan nya untuk meningkatkan awarness dan mengurangi stigma buruk tentang perawatan paliatif dengan edukasi menggunakan Game Cards yang bernama GENOTIVE CARDS”. Alwa menuturkan harapannya supaya ide yang mereka tuangkan dalam poster kami dapat memberikan kontribusi baik dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perawatan paliatif, khususnya perawatan paliatif di Indonesia. Selain poster, FIK UI juga meraih juara 2 lomba scientific essay dengan focus pembahasan terkait  inovasi dalam meningkatkan awareness terkait palliative care di masyarakat. “Kami menggunakan forum theater sebagai pendekatan utama dalam inovasi kami. Melalui inovasi tersebut, kami berharap mahasiswa sebagai generasi penggerak bangsa dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya palliative care” jelas Yunda. Disamping tantangan mereka membuat inovasi dengan materi yang belum didapatkan dibangku perkuliahan, mereka juga perlu mempresentasikan hasil essai nya dalam Bahasa inggris. “Tantangan terbesarnya mungkin karena opponent kami tidak hanya dari fakultas keperawatan, tetapi juga fakultas kesehatan lainnya di Indonesia, seperti kedokteran. Selain itu, selama lomba tersebut, kami harus berbicara full bahasa english.” lanjut Yunda. Besar harapan, dengan adanya dukungan maksimal dari pihak kampus, mahasiswa mampu terus menorehkan prestasi dan meningkatkan semangat para mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis melalui rangkaian lomba lainnya.
Universitas Indonesia. Saat ini sedang dibuka penawaran Beasiswa Short Course Future Leaders  yang diperuntukan Mahasiswa Baru maupun On-Going yang ingin mengikuti kursus pelatihan bersertifikat. Terbuka untuk seluruh mahasiswa Universitas Indonesia . Masa Pendaftaran 20 September 2 melalui formulir berikut : bit.ly/PendaftaranBeasiswaShortCourseJFLS. Informasi syarat dan ketentuan serta pendaftaran beasiswa dapat dilihat juga pada laman beasiswa@ui.ac.id            

#beasiswaUI #merdekabelajar