“
Limbah kotoran ternak merupakan salah satu sisa buangan dari kegiatan peternakan yang dapat berupa limbah cair, limbah padat, atau gas. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat mencemari tanah, air, dan udara, mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah limbah kotoran ternak adalah melalui proses composting atau pembuatan kompos. Kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah
Hal ini juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan pupuk karena intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Melihat hal tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Teknik Mesin (DTM) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA, mengembangkan inovasi berupa alat pengaduk otomatis yang mampu mengolah kotoran ternak dan sampah organik menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi.
Alat pengaduk otomatis ini teruji mampu mengolah berbagai bahan seperti kotoran kambing, molase, sekam kering, sekam bakar, daun-daun kering, dan cairan fermentasi mikro-organisme menjadi pupuk kompos yang berkualitas. Hasil inovasi ini kemudian disumbangkan kepada Koperasi Produsen Saung Agroternak Sukajaya (SAS) yang terletak di Desa Sukajaya, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Desa Sukajaya memiliki potensi bahan baku pupuk kompos yang besar, terutama kotoran kambing, yang dapat diolah untuk menyuburkan tanaman cabai di lahan seluas 1.000 meter persegi milik Masyarakat. Tim Pengmas DTM FTUI berkolaborasi dengan Koperasi SAS dan pemerintah setempat mengadakan penyuluhan mengenai cara penggunaan alat pengaduk otomatis.
Kegiatan penyuluhan ini berlangsung dari bulan Juni hingga September 2023, yang ditandai dengan serah terima alat. Penyuluhan dilakukan mulai dari tahap pembukaan lahan, pembuatan terasering, penanaman, hingga tahap panen. Meskipun Sumedang saat itu mengalami musim kemarau dan muncul serangan hama yang menjangkit beberapa tanaman, hasil panen cabai keriting dapat mencapai 75 kilogram. Angka tersebut berhasil diperoleh melalui partisipasi enam hingga delapan warga yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan.
Ditemui dikesempatan terpisah, Dekan FTUI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU memberikan tanggapannya terkait kegiatan ini, “Hasil Inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan Tim Pengmas DTM FTUI tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal tetapi juga menjadi contoh bagaimana ilmu dan teknologi bidang keteknikan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan di sektor pertanian. Selain itu, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian lokal tetapi juga menciptakan dampak positif dalam memberdayakan masyarakat setempat.”
Inisiatif untuk membantu kebutuhan Masyarakat di Desa Sukajaya ini telah dilakukan Prof. Raldi sejak tahun 2018 bersama rekannya, Eddy Suhendi, yang merupakan alumni Teknik Gas FTUI dan penduduk asli Sumedang. Beberapa bantuan yang telah didistribusikan Prof. Raldi meliputi penyediaan lampu jalanan, pembuatan kolam ikan, dan sumbangan hewan qurban di hari raya idul qurban. Koperasi SAS yang diketuai oleh Eddy Suhendi dengan Prof. Raldi sebagai pembina didirikan pada tahun 2021 lalu, sebagai langkah agar dapat mengembangan potensi lokal secara lebih terorganisir. Sejak dibangunnya koperasi tersebut, Prof. Raldi bersama Tim Pengmas DTM FTUI secara aktif mengembangan koperasi tersebut guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi Masyarakat Desa Sukajaya.
***
Kantor Komunikasi Publik
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
bagus sekali