id

Tim Pengmas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengajak perempuan untuk berperan menjadi pahlawan lingkungan

Banten, – Isu perempuan dalam menghadapi perubahan lingkungan menjadi semakin relevan dalam konteks perubahan iklim dan dampak lingkungan. perempuan seringkali terpengaruh secara lebih intensif oleh perubahan iklim dan kerusakan lingkungan karena peran tradisional mereka dalam tanggung jawab sehari-hari seperti pengelolaan air, pangan, dan energi. Di banyak masyarakat, perempuan sering kali memiliki peran tradisional sebagai pelindung alam dan pengelola sumber daya alam. Perubahan lingkungan dapat menimbulkan tekanan tambahan pada peran ini. Maka, dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan yang jatuh di tanggal 10 November, Tim Pengmas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengajak perempuan untuk berperan menjadi pahlawan lingkungan. Kegiatan yang bertemakan “Pemberdayaan Perempuan dalam Menjaga Lingkungan Melalui Upaya Pemilahan Sampah dan Biopori” ini diikuti oleh ibu-ibu di Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tema tersebut diusung berdasar hasil refleksi selama beberapa bulan terakhir berkaitan dengan peningkatan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini tentu dipengaruhi oleh proses perubahan iklim yang salah satunya disebabkan pembakaran sampah, penggunaan kendaraan bermotor yang meningkat dan efek rumah kaca. Perlu diketahui, pemilahan sampah dan implementasi biopori memiliki dampak dan manfaat yang signifikan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Dengan pemilahan sampah, masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, mengurangi polusi lingkungan, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku daur ulang. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada lingkungan dan menghasilkan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan. Penerapan biopori juga berkontribusi pada adaptasi terhadap perubahan cuaca ekstrem. Biopori membantu dalam penyerapan air hujan ke dalam tanah, mencegah genangan air dan banjir. Selain itu, biopori meningkatkan kesehatan tanah dan memfasilitasi pertumbuhan vegetasi. Hal ini berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, mengurangi risiko bencana terkait cuaca ekstrem, dan menciptakan lingkungan yang lebih seimbang. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan diskusi tentang pemilahan sampah dan pembuatan biopori. Kegiatan dikemas dalam bentuk edukasi singkat menggunakan buku saku sebagai media pendukung dan simulasi pembuatan serta penggunaan lubang biopori pada beberapa titik. Peserta menunjukkan antusiasme yang luar biasa dibuktikan dengan keaktifan dalam menjawab pertanyaan serta memberikan pandangan berkaitan dengan hal yang telah dilakukan terkait proses pemilahan sampah di rumah tangga yang dilakukan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Ns. Suryane Sulistiana Susanti, S.Kep., M.A., Ph.D. berkolaborasi dengan dua dosen FIK UI, yakni Ns. Rona Cahyantari Merduaty, S.Kep., M.AdvN. dan Ns. Indah Permata Sari, Sp.Kep.Kom. dengan melibatkan mahasiswa magister, profesi dan sarjana. Rangkaian kegiatan dimulai dari acara sambutan, evaluasi pengetahuan, pemaparan materi singkat oleh mahasiswa berkaitan pemilahan sampah dan biopori hingga simulasi tahap pembuatan dan penggunaan lubang biopori yang dilakukan oleh dosen FIK UI. Simulasi pembuatan dan penggunaan biopori terbagi menjadi tiga sesi di mana tiap sesi terdiri tujuh orang dalam satu kelompok. “Perempuan memiliki peran yang besar menjadi role model dalam menjaga lingkungan, melalui pengabdian masyarakat ini kami mengajak semua perempuan dan Ibu-Ibu untuk berperan aktif menjaga lingkungan dimulai dengan pemilahan sampah rumah tangga dan pemanfaatan biopori, menjadi pahlawan untuk lingkungan sesuai dengan semangat kepahlawanan yang kita peringati setiap tanggal 10 November, Perempuan Hebat Pahlawan Lingkungan Sehat.” Jelas Lilis, selaku ketua tim pengabdian masyarakat. Berdasarkan pemaparan materi dan simulasi yang telah dilakukan, partisipan mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat karena mendapatkan ilmu dan informasi baru yang bermanfaat untuk diterapkan. Terlebih pada saat datang, peserta menyampaikan belum pernah mendapatkan penjelasan tentang biopori. Selain itu, peserta juga mengungkapkan selama ini mengelola sampah dengan membakarnya. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berjalan secara rutin untuk pengelolaan sampah lebih lanjut terutama sampah anorganik. “Saya mewakili ibu-ibu disini, dengan kunjungan UI kita terus dapat tambah ilmu. Dari yang belum tau yang namanya biopori, kita bisa tau cara memilah dan mengolah sampah. Sangat senang sekali. Terima kasih” ucap Mulyanah, salah satu peserta warga Desa Sukarame. Kegiatan ini resmi ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian bingkisan serta pipa biopori untuk dapat digunakan oleh peserta di lingkungannya yang telah dilubangi untuk pembuatan lubang biopori di rumah masing-masing. Nantinya, tim pengabdi akan melakukan evaluasi singkat berkaitan dengan pembuatan lubang biopori yang telah dilakukan warga di rumah masing-masing dan dampak yang dirasakan dari adanya pembuatan lubang biopori terhadap pengelolaan sampah dan kondisi tanah di sekitarnya. Kegiatan ditutup dengan jargon khas berupa “Perempuan Hebat, Lingkungan Sehat!”. Pentingnya melibatkan wanita dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan terkait lingkungan dan perubahan iklim menjadi semakin jelas. Kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita dapat menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Outcome yang diharapkan dari pemilahan sampah dan biopori ini tidak hanya memiliki dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga membantu komunitas untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Leave a Reply