“
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), kembali menorehkan prestasi di ajang kompetisi nasional. Naufal Akram, mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Lingkungan 2023, memperoleh Juara 2 dalam lomba artikel Zone of Overthinking (ZOO) 2023 yang diselenggarakan oleh Environmental Geography Student Association (EGSA) Universitas Gajah Mada (UGM). Diumumkan pada 15 Januari 2024, tema kompetisi tersebut yakni, “Peran Pemuda pada Kelestarian Lingkungan: Mengatasi Pola Hidup Masyarakat Modern”.
Akram, sapaan akrabnya, berhasil memperoleh juara atas karyanya yang berjudul “Carbon Trading sebagai Katalisator Pembangunan berkelanjutan Berbasis Kemaslahatan Lingkungan dan Pembersayaan Ekonomi”. Menurut Akram, pembahasan terkait Carbon Trading cukup relevan dengan kondisi yang ada saat ini, serta adanya urgensi mengingat karbon merupakan salah satu benang merah atas perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Paradigma masyarakat yang semakin jauh dari motivasi intrinsik dalam menjaga kelestarian lingkungan menciptakan sebuah domino effect terhadap kemaslahatan lingkungan itu sendiri. Eratnya hubungan antara karbon dan perubahan iklim terletak pada peran mendasar karbon dioksida sebagai pendorong utama pemanasan global dan kontribusinya yang signifikan terhadap krisis iklim yang sedang berlangsung. Permasalahan yang dialami Indonesia pada isu lingkungan yang tidak dapat dibendung ini mengharuskan adanya penyesuaian pada penanganan pengeluaran karbon yang berlebih sebagai bentuk preventif dari probabilitas kerusakan dan permasalahan lingkungan yang bersifat katastropik. Melalui karya artikelnya, Akram juga menyebutkan bahwa secara konklusif, carbon trading pada realisasinya akan menciptakan kemaslahatan sosial dan penyelesaian isu perubahan lingkungan yang begitu efektif berjalan beriringan dengan kontribusi peningkatan devisa negara.
Hasil dari diskusinya dengan drs. Abdul Rahman, M.Env., Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI, isu utama yang dianalisis oleh Akram ialah terkait excess carbon, dimana ia mencoba mengarisbawahi soal perubahan iklim itu bukan lah sesuatu yang dapat dimusnahkan atau dihentikan. “Oleh karena itu, sudah seyogyanya kita mencari solusi dan menggagas inovasi yang dapat meredam laju perubahan iklim itu sendiri,” ujar Akram. Melalui essay tersebut juga, Akram mencoba mengenalkan upaya pemberdayaan lingkungan pada aspek advokasi kebijakan sebagai bentuk preventif dari penumpukan karbon di atmosfer.
Kompetisi artikel ini adalah kompetisi pertama bagi Akram dengan membawa nama FKM UI. “Sempat insecure karena peserta yang mengirimkan karyanya sangat banyak, Namun, Alhamdulillah saya mendapat hasil yang memuaskan,” tutur Akram. Pengalaman pertama ini mampu membawanya menjadi pribadi yang memiliki jiwa kompetitif dan tidak mudah menyerah. “Jangan ragu untuk berinisiatif mengikuti kegiatan yang berbasis kompetisi, karena kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengasah critical dan analytical thinking kita,” pesan Akram untuk mahasiswa FKM UI. Menurutnya, sebagai calon tenaga kesehatan, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk dapat mencipatakan kebijakan/program/inovasi dalam mengatasi permasalahan yang ada, sehingga mengikuti kompetisi dapat menjadi “training centre” kita agar dapat menambah jam terbang dan pengalaman. (DFD)