id

Tiga Tim Mahasiswa FKUI Dulang Prestasi di NUS Medical Grand Challenge 2024

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang internasional NUS Medical Grand Challenge 2024 yang diselenggarakan oleh Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore, pada bulan Agustus silam di Singapura. Kompetisi ini berfokus pada pengembangan ide-ide solutif yang mampu menjawab kebutuhan kesehatan saat ini dan memungkinkan untuk dilakukan kolaborasi dengan keilmuan lain selain bidang kedokteran sesuai dengan ide yang diusung.

Kompetisi diikuti oleh puluhan tim dari berbagai negara di Asia. FKUI mengirimkan tiga tim yang merupakan kolaborasi antara mahasiswa FKUI dengan mahasiswa dari bidang keilmuan lain seperti Teknik, Informatika, dan Bisnis.

Tiga tim mahasiswa FKUI berhasil meraih penghargaan, yaitu tim pertama yang mengusung karya berjudul MediGuard berhasil menjadi Juara 2 kompetisi. Tim kedua adalah tim dengan karya bernama WiZard yang berhasil meraih penghargaan sebagai People’s Choice Award, dan terakhir adalah tim ketiga dengan nama karya CervivAI yang meraih penghargaan Social Responsibility Award.

Tim pertama beranggotakan Sydney Tjandra (Mahasiswa FKUI angkatan 2021); Muhammad Candrika Agyawisnu Yuwono (FKUI 2020); dan Shakira Amirah (FKUI 2020). Berkolaborasi dengan Farah Dita Ashilah dari Prodi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020; dan Clement Darmawan dari School of Business and Management, The Hong Kong University of Science and Technology, 2021.

Tim ini mengembangkan aplikasi inovatif yang dinamakan MediGuard, sebuah aplikasi yang bertujuan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien dengan penyakit kronis atau yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. MediGuard juga berupaya membuat pengalaman pengobatan menjadi lebih menyenangkan dan terpersonalisasi.

Perwakilan tim Sydney Tjandra menjelaskan, “Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur pengingat yang memotivasi, deteksi interaksi obat, penjadwalan optimal, serta menggunakan kecerdasan buatan untuk memonitor kepatuhan pasien dalam meminum obat. Selain itu, MediGuard juga mengintegrasikan edukasi, gamifikasi, dan fitur jejaring sosial.”

“Kami bersyukur pada tahap brainstorm ide dapat berdiskusi dengan staf pengajar Departemen Farmakologi & Terapeutik FKUI, Prof. Dr. Melva Louisa, S.Si., M.Biomed., dan Staf Pengajar Fasilkom UI, Prof. Dr. Putu Wuri Handayani, S.Kom., M.Sc. Terima kasih juga kepada para pasien penyakit kronis yang mau kami wawancarai untuk lebih memahami kebutuhan pengobatan mereka. Kami dapat membuktikan kekuatan dari kolaborasi interdisiplin yang membawa kami berhasil meraih juara,” tambah Sydney Tjandra.

Sedangkan tim kedua mengusung karya bernama Worksite Hazard Alerts (WiZards), tim ini beranggotakan Omar Mukhtar Syarif (FKUI 2020); Nabiel Muhammad Haykal (FKUI 2020); Diski Saisa (FKUI 2020); dan Danisha Rahma Ardyanti (FKUI 2021); yang berkolaborasi dengan Frizqi Ramadhandika Listanto dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran, 2020; Althaf Nafi Anwar dan Umar Maulana yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021; serta Muhammad Fadhil Risyad Lubis dari Business of Newcastle University. Karya mereka menjadi favorit dengan berhasil meraih penghargaan sebagai People’s Choice Award.

Worksite Hazard Alerts atau WiZards, adalah sebuah inovasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi bahaya kecelakaan kerja yang menggunakan CCTV dan sensor dengan bantuan Artificial Intelligence (AI). Data yang dikumpulkan dikemas dalam situs web yang informatif dan mudah digunakan. WiZards juga menyediakan jasa untuk melakukan audit dan konsultasi kepada pengguna untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Di bawah bimbingan staf pengajar dari Program Studi Spesialis Kedokteran Okupasi FKUI, dr. Marsen Isbayu Putra, Sp.Ok, Tim WiZards memulai proyek mereka pada Maret 2024 dan mengikuti serangkaian workshop virtual untuk menyempurnakan konsep hingga tahap final pada Agustus 2024.

Omar Mukhtar Syarif mengatakan, “Proses enam bulan ini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran. Tantangan tersulit yang kami hadapi adalah mengatur waktu. Salah satu cara kami menghadapi tantangan tersebut adalah dengan membuat jadwal meeting reguler dan membagi tugas. Kami juga berharap kontribusi kami tidak berhenti sampai sini, baik untuk UI maupun untuk Indonesia,” tuturnya.

Tim mahasiswa yang ketiga mengusung karya bernama CervivAI. Tim ini terdiri dari Mutiara Auliya Firdausy dan Sandra Princessa dari FKUI 2018 yang berkolaborasi dengan Nur Mutmainna Rahim dan Ines Siti Sarah dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, angkatan 2019.

Tim ini mengembangkan inovasi spekulum berbasis kecerdasan buatan untuk mendeteksi kanker serviks, karya ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan skrining dan memberikan kenyamanan bagi pemeriksaan kesehatan wanita.

“Ide ini telah disusun sejak Januari 2024 dengan bimbingan Staf Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Junita Indarati, SpOG, Susbp. Obsginsos. Dengan semangat kolaborasi antar fakultas, CervivAI hadir untuk menghadirkan inovasi yang relevan dan aplikatif untuk kebutuhan kesehatan wanita,” jelas Mutiara Auliya Rahim.

Menggabungkan ide dari berbagai disiplin ilmu merupakan tantangan utama bagi peserta kompetisi. Diskusi dan sinergi dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan para mahasiswa. Tantangan lain yang dihadapi adalah koordinasi tim yang harus dilakukan secara daring, karena anggota tim yang berada di lokasi berbeda-beda. Namun, dengan semangat kolaborasi dan kerja keras, para mahasiswa mampu mengatasi hambatan dan menggapai prestasi.

Pelaksana harian (Plh.) Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), M.P.H turut bangga dan mengapresiasi capaian yang diraih mahasiswa FKUI. “Dengan prestasi yang luar biasa ini, mahasiswa FKUI sekali lagi menunjukkan kemampuan mereka dalam berinovasi dan berkolaborasi lintas disiplin, serta siap berkontribusi dalam dunia kesehatan global. Prestasi ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta muda yang mampu bersaing dan memberikan solusi inovatif untuk tantangan kesehatan dunia.”

Leave a Reply