Mahasiswa Berprestasi UI 2023 telah terpilih.
Selamat untuk:
Shakira Amira,
Fakultas Kedokteran
Mahasiswa Berprestasi Utama
Program Sarjana
Putri Anindya Ravinta
Mahasiswa Prestasi Utama
Program Diploma
Vokasi, Produksi Media
#mapresui
Lima orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi ACCESS Business Plan Competition in Renewable Energy (BPCRE) 2022. Tim ini terdiri dari Ariadne Jasmine Ardiana (Teknik Kimia 2021), Christina Amelia (Teknik Bioproses 2021), Farrel Hakim (Teknik Kimia 2021), Fionna Aurell (Teknik Kimia 2021), dan Hana Paskarini Silangit (Teknik Kimia 2021).
ACCESS Business Plan Competition in Renewable Energy (BPCRE) merupakan wadah bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menuangkan ide, kreativitas, serta minatnya dalam dunia bisnis yang berhubungan dengan tersedianya akses listrik, dan membantu masyarakat pedesaan untuk megembangkan usaha di desa sesuai dengan konteks lokal. Dalam kompetisi ini, ada empat kategori bisnis yang dapat dipilih untuk dikembangkan, yaitu makanan dan minuman, jasa, produk ramah lingkungan, dan produk kerajinan lokal.
Pada kompetisi ini, Ariadne dan tim mengusung proyek kategori bisnis makanan dan minuman, yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang berbahan dasar dari daging kelapa segar yang sudah dimurnikan. VCO merupakan bentuk paling murni dari minyak kelapa, yang telah menjalani proses pemurnian kimia agar cocok untuk dikonsumsi manusia. VCO memiliki beragam manfaat terutama dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Kandungan dalam VCO seperti asam kaprat, asam laurat, asam palmitat, asam oleat, dan medium chain triglycerides (MCT) dipercaya dapat menjaga kesehatan tulang, meningkatkan produksi ASI, mempertahankan kelembaban kulit, dan mengurangi resiko penyakit jantung dan alzheimer. Selain itu, VCO juga dapat diolah lebih lanjut dan digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi, body butter, lip balm, serta masker wajah.
“Mr.Visco merupakan nama brand produk Virgin Coconut Oil yang berbahan baku daging kelapa segar dari kelapa jenis genjah salak yang merupakan komoditas tradisional Pulau Kalimantan. Mr.Visco melewati tahap proses enzimatis menggunakan enzim papain yang merupakan hasil ekstraksi dari pepaya muda sehingga hasil yield produk lebih banyak mencapai 155% dibandingkan tanpa metode enzimatis,” ungkap Adriane.
Tim berencana untuk mempromosikan Mr.Visco dan dijual dalam bentuk kemasan botol plastik 100 ml dengan harga Rp25.000,00, serta kapasitas produksinya 730 botol/minggu. Ide bisnis ini dibuat atas dasar bentuk dukungan terhadap pemenuhan SDGs. Ide bisnis meliputi dari pengumpulan bahan baku, proses produksi, pemasaran produk, hingga nantinya produk dapat sampai ke konsumen. Target pasar dari Mr. Visco adalah mitra usaha berupa konsumen dalam skala kecil hingga nantinya dapat menjangkau skala industri besar.
“Banyaknya fungsi yang ditawarkan membuat kebutuhan VCO di pasar nasional dan internasional yang tinggi. Berdasarkan data ekspor dan impor BPS (2022), selama tahun 2021 ekspor produk kelapa dalam bentuk VCO mencapai 278,8 ribu ton atau meningkat sekitar 4,46% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Keuntungan bisnis ini bisa mencapai 80% atau setara Rp. 31.570.643,60 setiap bulannya sehingga diperkirakan modal awal akan dapat kembali dalam kurun waktu 2 bulan. Implementasi pengembangan bisnis VCO di Desa Muara Ripung tentu akan berdampak baik bagi lingkungan, mendukung berjalannya ACCESS Project, serta tentu menguntungkan bagi masyarakat secara ekonomi,” jelas Adriane.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi terhadap produk Mr. Visco. “Produk yang ditawarkan bernama Mr.Visco ini sangat selaras dengan pemenuhan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDGs nomor 1, 3, 8, 9, 12, 15, serta 17. Produk dengan manfaat lebih bagi kesehatan dan kecantikan ini juga semoga dapat terus dikembangkan dan berdampak nyata serta unggul di masyarakat, khususnya masyarakat 3T,” tutur Prof. Heri. Kompetisi Proyek Accelerating Clean Energy ACCESS to Reduce Inequality (ACCESS) adalah kolaborasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Indonesia), Kementerian Administrasi Negara (Timor-Leste) yang dilaksanakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan didanai oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA). Proyek ACCESS bertujuan untuk menjawab tantangan elektrifikasi pedesaan di Indonesia dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat di 23 lokasi 3T (terdepan, terluar, tertinggal), di Provinsi Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur. Melalui Proyek ACCESS, diharapkan lebih banyak masyarakat dapat memiliki akses listrik dengan menggunakan sumber daya terbarukan dan melengkapi program elektrifikasi pedesaan dan energi terbarukan dari Kementerian ESDM