id
id

Jaga Memori di Usia Senja: Pengmas FKUI Perkuat Daya Ingat Lansia Lewat Tanaman Obat dan Gerak Badan

Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) sebagai bagian dari pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Kegiatan pengmas yang ditujukan kepada masyarakat Kampung Lio RW 19, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat ini didukung oleh dana Hibah Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2025 dan mengusung tema “Edukasi Sinergi Tanaman Obat dan Aktivitas Fisik untuk Menjaga Daya Ingat Lansia.”

Kegiatan diselenggarakan pada Sabtu, 27 September 2025 dan dihadiri oleh 60 peserta, terdiri dari 30 orang lansia berusia di atas 60 tahun beserta masing-masing satu orang pendamping. Sasaran ini dipilih karena kelompok lansia merupakan populasi yang rentan terhadap penurunan fungsi kognitif seperti demensia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah orang dengan demensia (ODD) di Indonesia diproyeksikan mencapai sekitar 2 juta pada tahun 2030 dan meningkat hingga 4 juta pada tahun 2050. Melihat tren tersebut, edukasi preventif menjadi langkah strategis agar para lansia dapat menjalani masa tua yang aktif, mandiri, dan bermartabat.

Ketua Tim Pengmas Dr. dr. Adisti Dwijayanti, M.Biomed., menegaskan pentingnya pendekatan proaktif dalam menjaga fungsi kognitif. “Yang kita hadapi bukan hanya sekedar lupa karena usia. Demensia atau pikun adalah suatu sindrom yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif secara progresif, mengganggu kemandirian, dan pada akhirnya menurunkan kualitas hidup lansia secara signifikan. Kondisi ini juga turut membebani keluarga dan sistem kesehatan,” ujar Dr. dr. Adisti.

Sebagai solusi yang mudah diakses, berkelanjutan, dan berbasis kearifan lokal, tim memperkenalkan tanaman pegagan (Centella asiatica) kepada para peserta. Tanaman ini dikenal luas sebagai brain tonic karena kandungan senyawa aktifnya, asiaticoside dan madecassoside, yang berfungsi sebagai neuroprotektor untuk membantu melancarkan sirkulasi darah ke otak, meningkatkan fungsi kognitif, serta melindungi sel-sel saraf dari kerusakan akibat radikal bebas melalui efek antioksidan dan anti-inflamasi alaminya.

Dr. dr. Adisti Dwijayanti dalam paparannya juga menjelaskan bahwa pegagan terbukti dapat membantu mengurangi kecemasan dan memperbaiki suasana hati, yang secara tidak langsung turut mendukung daya ingat dan kualitas hidup lansia.

“Tanaman pegagan menjadi contoh nyata bagaimana kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup lansia,” kata Dr. dr. Adisti.

Sementara itu, pembicara lain dr. Imelda Rosalyn Sianipar, M.Biomed., Ph.D. menyampaikan materi tentang latihan fisik bagi lansia. Ia menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik secara rutin setiap hari minimal selama 30 menit. Aktivitas fisik yang teratur terbukti dapat meningkatkan kebugaran serta menurunkan risiko terjadinya pikun. Dalam sesi ini, peserta juga diajak melakukan latihan fisik ringan yang terbukti dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang neurogenesis atau pembentukan sel saraf baru.

Sebagai tindak lanjut, para peserta menerima suplemen dan bibit tanaman pegagan agar dapat menerapkan gaya hidup sehat di rumah secara berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Sabani Syukri, selaku Ketua RW 19 Kampung Lio, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada tim pengmas Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran FKUI. “Kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Para lansia di lingkungan kami mendapatkan pengetahuan baru tentang cara menjaga daya ingat dan kesehatan melalui tanaman obat serta aktivitas fisik. Terima kasih kepada tim Pengmas FKUI yang sudah datang dan berbagi ilmu untuk warga Kampung Lio,” ucapnya.

Tim Pengmas FKUI terdiri dari Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, MSProf. Dr. dr. Siti Farida, M.Kes, PhDDr.apt. Rani Wardani Hakim, M.BiomedDr.apt. Desak Gede Budi Krisnamurti, M.Biomedapt. Rizky Clarinta Putri, S.Farm., M.Biomedapt. Wilzar Fachri, M.FarmRefita Kesuma Putri, ST; dan Emi Endah Lestari, Amd. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa elektif dasar kedokteran herbal sebagai panitia dan pendamping, menjadikannya wadah pembelajaran langsung antara akademisi dan masyarakat.

“Kami berharap dapat memberikan dampak nyata berupa peningkatan kualitas hidup lansia di Kampung Lio, dengan daya ingat yang lebih tajam dan kebugaran yang terjaga. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan menjadi contoh penerapan ilmu berbasis potensi lokal untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau SDGs 3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta mendorong kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia,” tutup Dr. dr. Adisti.

Leave a Reply